Mohon tunggu...
FITRA ANDRIYAN
FITRA ANDRIYAN Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis

Do The Best Prepare For The Worst

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Petani Kelapa Menjerit, Kebutuhan untuk Bertahan Hidup Semakin Sulit

19 Februari 2023   18:02 Diperbarui: 19 Februari 2023   18:22 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petani di Inhil Sedang Bergotong Royong Memperbaiki Kebun Yang Tenggelam(Dok.Pri)

TEMBILAHAN-PROV RIAU-Harapan petani kelapa untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluarga sudah semakin sulit.Ditengah terpaan harga kebutuhan pangan yang semakin mahal, justru harga komoditas yang menjadi primadona mayoritas penduduk Inhil ini dalam kondisi stagnan dan cenderung menurun selama beberapa kuartal terakhir.

Banyak petani sudah enggan untuk memanen kebun miliknya dikarenakan hasil yang di peroleh tidak setimpal dengan biaya operasional yang harus di keluarkan selama kurun waktu 3 bulan masa tunggu panen berikutnya.

Sebahagian lagi dari mereka terpaksa harus terus berjuang bekerja,karena sudah terlilit hutang,akibat menutupi kekurangan biaya kebutuhan hidup keluarga sehari-hari,apalagi diperburuk oleh adanya disparitas harga komoditas kelapa antara grade A-B dan PMK di masing-masing daerah.

AM adalah salah satu diantara 80,264 orang (sumber data BPS Indragiri hilir tahun 2015) petani di Inhil yang merasakan sulitnya kondisi saat ini.sebelumnya AM adalah Pemilik kebun kelapa yang terbilang mapan karena memiliki luasan kebun yang relatif cukup,Untuk membiayai kehidupan keluarga.

Dia bercerita kepada awak media bahwa kondisi petani saat ini sebenarnya sudah sangat mengkhawatirkan.

"Sebenarnya kalau boleh jujur,saat ini kita sudah mengalami masa "krisis"petani lokal,hanya saja belum nampak dipermukaan"ungkapnya pada Sabtu 11/02/23 yang lalu disalah satu kedai kopi yang berada di jalan telaga biru kota tembilahan.

AM menambahkan jika hasil yang diperoleh oleh petani yang mengerjakan kebun miliknya sudah tidak memungkinkan lagi untuk mencukupi kebutuhan hidup.

"Coba Abang bayangkan jika hasil panen 5 ton saya antar ke penampung"PANCANG"dengan harga Rp.1650/kilo kemudian hasilnya di bagi dua lagi atau 50:50 antara saya dan petani yang mengerjakan berapa yang didapat?"ucapnya.

Dari penjelasan awak media mencoba mengkalkulasi pendapatan para pekerja/petani yang memanen di kebun miliknya.

Dengan asumsi harga Rp.1650/Kg kemudian dikali 5,000 Kg(5 ton) maka hasil yang didapat sebesar Rp.8.250.000,dari hasil tersebut,kemudian dibagi lagi menjadi dua antara pemilik dan pekerja maka masing-masing akan mendapatkan uang sebesar Rp.4.125.000.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun