Mohon tunggu...
M FitraRachmandani
M FitraRachmandani Mohon Tunggu... Lainnya - Freelamcer

Menulis apa yang dipikirkan dan kebanyakan tentang lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peyorasi Istilah Independent Woman

24 September 2023   18:51 Diperbarui: 24 September 2023   19:28 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jujur sebelumnya alasan membuat opini ini didasarkan pada pergerakan sosial media dalam membentuk istilah fenomena sosial yang ada di masyarakat. Itu membuat keresahan saya dalam menilai suatu fenomena menjadi sebuah anomali. Saya telah belajar tentang studi gender dan fenomena sosial akibat gender dan perempuan selama beberapa tahun melalui buku dan media yang ada. Namun pada akhirnya saya mengalami masalah bahwa dalam memahami gender dan perempuan dibutuhkan perbandingan yang holistik dengan pertimbangan moral. Sangat sulit untuk memahami itu sampai saya banting stir untuk mempelajari sustainability dan environmental. 

Keresahan ini bermula adanya video/tiktok orang orang di sekitar saya yang menghubungkan istilah " Independent Woman" dengan kehidupan pribadi dalam menjalin hubungan. Campagne dengan hastag/ Komen " I don't need man cause I can do everything", " My Value is not for poor guy" yang ditujukan untuk mengartikan bahwa "Independent Woman" adalah suatu kasta yang tinggi/komunitas yang tinggi yang tidak sebanding dengan perilaku gender lain. Dan itu menurut saya adalah sebuah Peyorasi 

Pendefinisian dari "Independent Woman" menurut ahli bisa bervariasi tergantung pada konteks dan sudut pandang individu atau pakar tertentu. Namun, secara umum, "Independent Woman" mengacu pada seorang perempuan yang memiliki tingkat kemandirian yang tinggi dalam berbagai aspek kehidupannya, termasuk secara finansial, emosional, sosial, dan pribadi. Berikut adalah beberapa definisi yang mungkin dapat mencakup karakteristik seorang "Independent Woman" menurut ahli:

Dr. Susan Walsh: Menurut Dr. Susan Walsh, seorang penulis dan pakar dalam bidang hubungan dan gender, "Independent Woman" adalah perempuan yang memiliki kemampuan untuk merencanakan, mengatur, dan mengambil tanggung jawab atas kehidupannya sendiri. Ini mencakup memiliki kebebasan finansial, kemampuan untuk mengambil keputusan sendiri dalam karir dan hubungan, serta memiliki rasa mandiri dan kepercayaan diri yang kuat.

Demikian pula, menurut Tina Portis "Independent Woman" adalah wanita yang memiliki kepercayaan diri yang kuat dan bertanggung jawab atas finansial dan stabilitasnya, lebih lanjut tina menyebutkan sebagian besar perempuan sudah baik-baik saja dan tidak memerlukan jaminan atau pengakuan. Namun Tina juga membantah pernyataannya dengan menyatakan bahwa kemandirian dapat melemahkan hubungan antar manusia karena mereka menjadi lebih kompetitif dan dapat melakukan segala sesuatunya sendiri tanpa bantuan orang lain (Moody, 2011).

Berbicara tentang kemandirian, saya menyadari bahwa sebagian perempuan masih menghadapi diskriminasi dan kesenjangan gender yang menghalangi mereka untuk mandiri. Selain itu, tingkat diskriminasi dan kesenjangan antara perempuan satu dengan perempuan lainnya berbeda-beda. Bagaimanapun, kemandirian adalah topik yang rumit, karena tidak semua perempuan mempunyai harapan yang sama. Saya selalu menghormati semua perempuan yang memperjuangkan hak-hak mereka dan berterima kasih kepada banyak perintis yang telah berbuat banyak untuk memberdayakan perempuan

Ketidaksetaraan gender seringkali sulit diidentifikasi. Ini bukan isu hitam dan putih, seperti kebanyakan isu sosial, kita beroperasi dalam spektrum abu-abu. Tubuh perempuan sering kali di objektifikasi dan diperlakukan sebagai objek yang harus dicermati, sedangkan laki-laki tidak banyak dikritik karena penampilannya, melainkan karena pemikiran dan tindakannya. Mengapa kita merasa tidak apa-apa mengomentari penampilan seorang wanita dibandingkan berfokus pada pencapaiannya? Sebagai creator media sosial, saya terbiasa dengan tanggapan positif dan negatif. Sungguh menakjubkan betapa seringnya orang mengomentari penampilan saya dengan mengabaikan pesan di balik postingan tersebut. Saya memahami sepenuhnya bahwa kita tidak akan selalu menerima pujian, namun jika laki-laki hanya mengomentari penampilan perempuan, bukankah ada ketidakseimbangan kekuasaan? ataupun sebaliknya. 

Dalam konteks kesetaraan gender, istilah "Independent Woman" menggambarkan perempuan yang memiliki kemandirian dalam berbagai aspek kehidupannya, termasuk finansial, karir, emosional, dan pribadi. Kemandirian ini adalah bagian penting dari perjuangan untuk mencapai kesetaraan gender karena memungkinkan perempuan untuk memiliki kendali atas kehidupan mereka sendiri dan mengurangi ketergantungan pada pria atau struktur sosial yang membatasi kebebasan mereka.Kemandirian gender ini adalah salah satu aspek penting dari perjuangan untuk mencapai kesetaraan gender, karena memberdayakan perempuan untuk hidup sesuai dengan potensi mereka dan mendukung peran mereka dalam masyarakat. 

Perlu ditekankan bahwa kemandirian dalam konteks "Independent Woman" tidak selalu atau secara otomatis merujuk pada perilaku alpha female. Keduanya adalah konsep yang berbeda dan masing-masing memiliki makna yang unik. Ini penting untuk dipahami agar tidak membuat generalisasi atau asumsi yang tidak akurat tentang perempuan yang mandiri. Kedua istilah ini tidak selalu harus berhubungan satu sama lain. Seorang "Independent Woman" dapat memiliki sifat-sifat yang membuatnya merasa percaya diri dan mandiri dalam kehidupannya, tetapi tidak selalu menjadi "Alpha Female" dalam semua situasi sosial atau kelompok. "Alpha Female" lebih menekankan pada sifat-sifat kepemimpinan dan dominasi dalam hubungan sosial, sementara "Independent Woman" lebih fokus pada kemandirian dan kemampuan untuk mengelola kehidupan pribadi. Penting untuk tidak menggeneralisasi atau menyederhanakan perempuan menjadi satu jenis atau yang lain. Setiap individu unik, dan karakteristik kepribadian tidak selalu harus mencerminkan konsep-konsep seperti alpha female. Oleh karena itu, penting untuk memahami perempuan sebagai individu dengan keunikannya masing-masing dan tidak membuat asumsi tentang mereka berdasarkan label atau stereotip tertentu.

Independent women dan alpha females mungkin menghadapi tantangan dalam mencari pasangan karena karakteristik yang mereka miliki seringkali berbeda dari ekspektasi sosial tradisional atau karena adanya perbedaan dalam nilai-nilai dan prioritas dalam hubungan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa independent women dan alpha females mungkin menghadapi kesulitan dalam mencari pasangan:

1. Intimidasi: Beberapa laki-laki mungkin merasa terintimidasi oleh perempuan yang sangat mandiri atau alpha females karena mereka merasa kurang mampu untuk memenuhi ekspektasi atau standar yang tinggi. Ini bisa menciptakan hambatan dalam memulai hubungan atau merasa nyaman dalam hubungan tersebut.

2. Perbedaan Nilai: Independent women dan alpha females mungkin memiliki prioritas dan nilai-nilai yang berbeda dalam hidup mereka. Mereka mungkin lebih fokus pada karir, kemandirian, atau tujuan pribadi mereka, yang dapat bertentangan dengan ekspektasi pasangan yang lebih tradisional tentang hubungan dan peran gender.

3. Kesulitan dalam Berkomunikasi: Seringkali, perempuan yang sangat mandiri atau alpha females cenderung memiliki cara komunikasi yang langsung dan tegas. Ini dapat dianggap sebagai ketidakpedulian atau ketidakramahan oleh beberapa individu yang mungkin lebih sensitif terhadap pendekatan yang lebih lembut dalam berkomunikasi.

4. Kekuasaan dan Kontrol: Perempuan yang sangat mandiri atau alpha females seringkali cenderung mengambil peran dominan dalam hubungan. Hal ini dapat menciptakan ketidakseimbangan kekuasaan dan kontrol dalam hubungan, yang mungkin tidak nyaman bagi beberapa pasangan yang lebih suka peran yang lebih seimbang.

5.Keterbatasan Waktu: Independent women dan alpha females seringkali memiliki jadwal yang padat dengan pekerjaan, karir, dan kegiatan lainnya. Ini bisa membuat mereka memiliki sedikit waktu untuk menghabiskan waktu dengan pasangan, yang dapat menjadi tantangan dalam membangun hubungan yang mendalam.

6. Selektivitas Tinggi: Perempuan yang sangat mandiri atau alpha females mungkin memiliki standar yang tinggi dalam memilih pasangan mereka karena mereka tidak ingin mengorbankan kemandirian atau kebebasan mereka. Hal ini dapat membuat mereka lebih sulit untuk menemukan pasangan yang sesuai dengan harapan mereka.

7. Ekspektasi Tinggi: Independent women dan alpha females seringkali memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap pasangan mereka, terutama dalam hal dukungan, penghargaan, dan kemandirian yang setara. Ini bisa membuat sulit untuk menemukan pasangan yang memenuhi ekspektasi ini.

The Alpha Female ebook by David Ettridge - Rakuten Kobo | Alpha female quotes, Alpha female, Alpha quote (pinterest.com) 
The Alpha Female ebook by David Ettridge - Rakuten Kobo | Alpha female quotes, Alpha female, Alpha quote (pinterest.com) 

Penting untuk diingat bahwa tidak ada satu jenis kepribadian atau karakteristik yang lebih baik daripada yang lain dalam konteks hubungan. Kebahagiaan dan keberhasilan dalam hubungan dapat dicapai dalam berbagai cara, dan yang terpenting adalah kompatibilitas, komunikasi yang baik, dan saling pengertian antara pasangan. Independent women dan alpha females dapat mencari pasangan yang mendukung dan menghargai kemandirian mereka, serta berkomunikasi secara terbuka tentang nilai-nilai dan ekspektasi mereka dalam hubungan.

Apa yang dianggap sebagai kemandirian atau independensi mungkin berbeda di berbagai masyarakat dan dalam pandangan individu yang berbeda-beda. Selain itu, konsep ini terus berubah seiring waktu sejalan dengan perubahan budaya dan perkembangan dalam perspektif gender. Pada akhirnya, istilah "Independent Woman" mencerminkan perubahan positif dalam pandangan masyarakat terhadap peran perempuan dalam masyarakat modern. Namun, kita harus berhati-hati agar tidak menggunakan istilah ini secara peyoratif atau merendahkan perempuan yang mungkin memiliki pengalaman hidup yang berbeda atau memilih untuk menjalani kehidupan yang berbeda. Kita perlu menghormati pilihan individu dan memahami bahwa kemandirian tidak selalu harus diukur dengan parameter finansial atau karir, tetapi juga melibatkan kebebasan untuk menjalani kehidupan yang sesuai dengan nilai-nilai dan aspirasi pribadi. Sebagai masyarakat, kita harus terus bekerja untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perempuan untuk menjadi diri mereka sendiri tanpa adanya tekanan atau ekspektasi yang tidak realistis. Dalam rangka menciptakan hubungan yang sehat dan bahagia, penting untuk memandang setiap individu sebagai individu yang unik dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing, bukan hanya berdasarkan jenis kelamin mereka atau karakteristik tertentu. Tanpa adanya perendahan stereotip antara laki laki dan perempuan. Perempuan yang mandiri dan laki-laki yang mandiri dapat membentuk hubungan yang kuat dan saling mendukung ketika ada penghargaan dan dukungan terhadap kemandirian masing-masing pasangan.

Reference:

 https://www.indonesiamengglobal.com/2021/03/the-meaning-of-independence-how-to-survive-in-an-unequal-world-as-a-woman/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun