Mohon tunggu...
Fitrah Prana Mulya
Fitrah Prana Mulya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Desk

~key

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Sense of Belonging

25 April 2021   04:14 Diperbarui: 25 April 2021   05:02 1494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                  Sense of belonging atau biasa diartikan sebagai rasa memiliki. Konteks rasa memiliki yang tertanam dalam diri individu yang dimaksud dapat dilihat melalui tindakan atau perilaku dari diri individu seperti misalnya rasa simpati atau peduli dan juga empati, selain itu adanya dorongan dari dalam diri individu untuk melakukan pemberdayaan diri tanpa adanya faktor dari luar juga termasuk dalam kategori sense of belonging. Sense of belonging merupakan elemen yang sangat penting yang perlu ditanamkan dalam diri masing – masing, tak banyak yang menyadari betapa pentingnya sense of belonging itu, contoh misalnya ketika seseorang mengerjakan sesuatu dengan terpaksa maka hasil yang diperoleh pun itu tidak akan maksimal karena tidak adanya rasa kepemilikan ini. Sense of belonging ini harus ditanamkan pada diri sedari masih kecil, sehingga ketika misalnya melakukan suatu pekerjaan dapat dilaksanakan sepenuh hati tanpa adanya rasa keterpaksaan. Atau contoh kecilnya misalnya, ketika kita berjalan di suatu jalanan yang dimana terdapat banyak kendaraan yang lewat dan seketika melihat adanya objek yang mengganggu di tengah jalan seperti batu misalnya, seseorang yang memiliki sense of belonging akan langsung tergerak untuk membersihkan objek tersebut dari jalanan karena dianggapnya dapat membahayakan bagi pengendara yang lewat, secara tidak langsung disini rasa memiliki berupa rasa peduli memainkan perannya. Di era digitial ini, karena masuknya modernisasi pun di ikuti dengan hilangnya sense of belonging seseorang terhadap lingkungannya baik itu terhadap orang – orang di sekelilingnya, makhluk hidup lain seperti hewan atau tumbuhan atau bahkan pada tempat tinggal yakni bumi itu sendiri. Pentingnya melatih sense of belonging terhadap lingkungan dapat menjadi suatu bentuk trining dalam membentuk rasa empaty dalam diri individu. Manusia pada dasarnya diciptakan memiliki akal yang tentunya dipergunakan untuk berpikir secara rasional akan tetapi bukan hanya akal yang menjadi unsur dalam pribadi masing – masing namun setiap manusia juga diciptakan memiliki rasa emosi, empaty ataupun rasa cinta pada sekitar. Semisal ketika seseorang tidak memiliki sense of belonging terhadap lingkungan sekitar yang dimana jika dibiarkan secara terus menerus maka pada akhirnya akan menghilangkan rasa kemanusiaan pada diri pribadi. Tanpa adanya sense of belonging seseorang yang masuk dalam lingkup organisasi, kerja ataupun rumah tangga dapat di cap sebagai seseorang yang tidak memiliki tanggung jawab dalam sistem tersebut sehingga nantinya dapat merugikan orang lain, organisasi ataupun instansi yang intinya akan merugikan banyak pihak termasuk diri sendiri. Dari pemaparan tersebut diatas bahwa terdapat urgensi yang sangat penting yang terdapat pada sense of belonging atau rasa memiliki pada seseorang. Sudah sepatutnya bagi setiap individu untuk membiasakan memelihara sense of belonging semisal dengan menciptakan relasi secara emosional terhadap orang – orang yang ada di lingkungan sekitar, memberikan rasa antusiasme terhadap pekerjaan yang sedang digeluti, memiliki inisiatif serta motivasi yang tinggi, memperbaiki komunikasi atau selalu menjalin komunikasi dengan baik antar sesama, dan yang tak kalah pentingnya yaitu untuk saling menghormati sesama manusia,  karena hal sedasar ini ketika di biasakan maka akan tercipta rasa memiliki yang secara tidak langsung mempengaruhi kehidupan dari diri pribadi. Dengan adanya rasa  memiliki terhadap sesuatu maka seseorang akan dapat bekerja sama dengan baik untuk menyukseskan tujuannya. Dengan adanya sense belonging ini, seseorang akan secara tidak langsung memiliki rasa tanggung jawab akan suatu perkara yang harus dia selesaikan. Membangun sense of belonging bukanlah suatu perkara yang begitu sulit, bagi mereka yang memang sedari awal memahami urgensi dari rasa memiliki ini, namun bagi sebagian orang mambangun dan menata sense of belonging mungkin merupakan hal yang cukup menyusahkan mungkin itu di pengaruhi oleh masuknya modernisasi, pengaruh masa lalu yang kurang baik, ataupun faktor – faktor lainnya, meski begitu membangunnya bukanlah hal yang tidak mungkin untuk dilakukan. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk memulainya misal dengan hal – hal kecil seperti melakukan interaksi ringan dengan lingkungan luar yang dapat memacu timbulnya rasa memiliki atau sense of belonging ini.

                Sense of belonging melekat pada masing – masing individu, tergantung dari bagaimana individu melatih agar rasa memiliki terus menguat pada diri masing – masing, artinya sense of belonging ‘’bekerja’’ dimanapun lingkup seseorang itu berada. Seperti misalnya pada dunia perkuliahan, mahasiswa perlu membekali dirinya dengan sense of belonging ini. Hal ini dikarenakan dalam lingkup dunia perkuliahan kebanyakan lebih mengedapankan aspek seperti relasi atau hubungan yang baik antar sesama mahasiswa, atau hubungan baik antara mahasiswa dengan dosen, selain itu juga banyaknya kerja sama tim (teamwork) dalam kehidupan kampus mahasiswa sehingga sense of belonging ini memiliki urgensi yang sangat penting guna mencapai keberhasilan dalam kerja sama tim sehingga tidak ada pihak yang kelak dirugikan. Dalam organisasi kampus tentu dibutuhkan individu – individu (dalam hal ini mahasiswa) yang memiliki sense of belonging yang kuat terhadap organisasi, misalnya adanya keberanian dalam mengemban tanggung jawab serta risiko, berinisiatif, serta adanya keinginan untuk berbagi sehingga mereka (anggota) dapat memberikan yang terbaik bagi organisasinya. Adanya keterkaitan yang erat antara rasa memiliki dan batin dapat dilihat sendiri dimana seperti yang diketahui pada hakekatnya organisasi bukanlah sesuatu yang memiliki nyawa akan tetapi didalam organisasi tersebut terdapat sekumpulan nyawa yang membuatnya hidup, hal yang dimaksud adalah seperti pimpinan, anggota dan lain – lain yang memiliki rasa yang sama untuk membuat organisasi tersebut hidup, dimana nantinya akan tercapai tujuan bersama dalam organisasi. Begitu pentingnya rasa saling memiliki atau sense of belonging bagi setiap individu yang dapat diterapkan pada setiap lingkungan atau sistem guna menciptakan rasa empaty serta tanggung jawab terhadap sistem yang dimasuki.

                Berdasarkan uraian tersebut di atas, sekarang saatnya beralih ke lingkup yang lebih spesifik, yakni sense of belonging terhadap teman seangkatan di fakultas farmasi angkatan 2019 Universitas Hasanuddin, dalam lingkup relasi atau hubungan terhadap sesama mahasiswa sebagai seseorang yang memiliki kecenderungan sense of belonging yang rendah, penulis memaparkan pandangan terkait hal tersebut dimana terdapat beberapa point penting yang di dapatkan. Bagi mahasiswa baru, tentunya masuk dalam lingkup organisasi itu adalah hal yang lumrah terjadi dimana diperlukan proses yang panjang untuk masuk dalam suatu sistem. Tentunya bukan lah sebuah kewajiban bagi setiap individu untuk mengikuti organisasi, ini dapat di putuskan oleh masing – masing individu apakah mereka ingin ikut berproses atau tidak. Tentunya pula mereka yang ikut berproses memiliki perbedaan yang signifikan dibanding dengan mereka yang tidak ikut berproses. Perbedaan yang dimaksud adalah tidak lain yakni mengenai sense of belonging atau rasa memiliki. Dapat dilihat dari sudut pandang penulis sendiri ketika secara langsung berada di area perkuliahan dampak yang ditimbulkan akibat kurangnya sense of belonging terhadap teman seangkatan sangat terasa bahkan sampai setengah perjalanan masa kuliah, ini dapat dilihat misalnya ketika berada di kelas kuliah dan ketika dosen meminta kepada mahasiswa untuk mengerjakan suatu tugas secara berkelompok, alhasil saya (penulis) yang memiliki sense of belonging yang rendah tentu merasa kurang peduli dengan tugas yang diberikan dan otomatis memiliki rasa tanggung jawab yang minim dalam melakukan tugas bersama atau kelompok dimana pada akhirnya nanti akan merugikan kelompok, dan diri pribadi. Semua ini berawal dari minimnya rasa memiliki yang tertanam dalam diri, tidak adanya relasi yang baik yang terbangun terhadap teman seangkatan. Apalagi dalam lingkup dunia kefarmasian ini dituntut untuk memiliki kerja sama tim yang baik dikarenakan adanya laboratorium yang wajib untuk dilewati untuk menyelesaikan program strata satu.

                Rasa memiliki atau sense of belonging dari pandangan saya sebagai mahasiswa farmasi terhadap teman seangkatan dapat dikatakan masih jauh dari kata cukup. Rasa acuh terhadap masalah – masalah kecil masih menjadi permasalahan yang melekat dalam diri pribadi saya. Ini dapat terlihat dari lingkup paling dasar yakni relasi. Membangun hubungan yang baik terutamanya dengan teman seangkatan adalah hal yang sangat krusial meningat cikal bakal dari sense of belonging itu juga salah satunya berasal dari relasi yang baik antar sesame, selain itu pula kurangnya interaksi sosial yang sedari dulu melekat dan sulit untuk di biasakan meruapakan faktor penghambat dalam membangun sense of belonging ini. namun dari semua yang saya perhatikan bersama dengan teman – teman terkhususnya dengan teman seangkatan memberikan banyak hal positif yang dapat di jadikan acuan dalam membentuk dan memperkuat rasa memiliki atau sense of belonging ini. Berkaca dari itu semua, adapun poin penting dalam rangka mewujudkan atau menciptakan sense of belonging mungkin yang pertama adalah relasi atau hubungan pertemanan yang baik terlebih dahulu, karena tanpa adanya hubungan yang baik dengan teman seangkatan, tidak akan tercipta pula rasa memiliki atau sense of belonging ini. Berbicara mengenai teman seangkatan di farmasi 2019, tentunya masing – masing dari mereka memiliki karakter – karakter yang berbeda sehingga dalam membangun relasi perlu adanya perhatian akan hal sedetail itu, dengan memahami karakter seseorang dapat menghindarkan diri dari hal – hal yang justru dapat merenggangkan relasi tersebut. Ketika relasi ini telah terbentuk dengan baik, sense of belonging atau rasa memiliki ini juga berjalan beriringan. Sehingga ketika misalnya teman dalam kesusahan atau ketika ada tugas yang perlu di selesaikan secara berkelompok dapat menciptakan rasa empati dan juga tanggung jawab atas permasalahan tersebut.

                Menyadari betapa pentingnya sense of belonging atau rasa memiliki yang perlu di terapkan di dunia perkuliahan adalah hal yang tentu saja harus terus di tanamkan dalam diri sendiri untuk terus di jaga. Sekali lagi, karena tanpa adanya sense of belonging ini akan terus berdatangan dampak yang kurang baik untuk pribadi dan juga dapat berimbas pada orang lain, membangun sense of belonging yang sama dalam mencapai tujuan bersama sehingga tiap individu di dalam nya memiliki rasa tanggung jawab yang sama akan sesuatu yang di kerjakan. Dengan demikian, membangun sense of belonging  dapat dilakukan secara bertahap dalam suatu lingkup relasi atau pertemanan yang saling dapat memberikan feedback satu sama lain, sehingga setelah terciptanya sense of belonging tersebut, hanya satu yang perlu dilakukan yakni bagaimana caranya untuk mempertahankan rasa memiliki atau sense of belonging ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun