Loloda -- Perusahaan-perusahaan tambang mulai melirik daerah ini, meskipun eksplorasi masih dalam tahap awal.
Salah satu perusahaan yang telah mendapatkan Izin Usaha Pertambangan (IUP) adalah PT Wana Halmahera Barat Permai (WHBP), yang awalnya bergerak di bidang agribisnis tetapi kemudian beralih ke sektor pertambangan. Selain itu, beberapa perusahaan lain saat ini sedang dalam tahap pengurusan izin untuk beroperasi di Halmahera Barat.
Ancaman Lingkungan: Pelajaran dari Wilayah Lain
Sejarah pertambangan di Maluku Utara telah mencatat berbagai dampak buruk yang tidak bisa diabaikan. Halmahera Barat harus belajar dari pengalaman daerah lain yang telah mengalami kerusakan ekologis akibat aktivitas pertambangan.
Pulau Obi -- Akibat eksploitasi tambang nikel, ekosistem laut mengalami kerusakan parah. Pencemaran limbah tambang mengancam biota laut dan berdampak langsung pada pendapatan nelayan setempat.
Halmahera Tengah -- Deforestasi akibat pertambangan telah menghancurkan hutan yang menjadi habitat satwa endemik serta sumber kehidupan masyarakat adat.
Halmahera Timur -- Selain pencemaran lingkungan, konflik sosial antara masyarakat dan perusahaan tambang sering terjadi, karena hak masyarakat atas tanah dan sumber daya alam sering diabaikan.
Jika pertambangan benar-benar beroperasi di Halmahera Barat tanpa pengawasan ketat, dampak negatif yang sama hampir pasti akan terjadi. Kehancuran lingkungan, pencemaran air, hilangnya sumber mata pencaharian tradisional, serta potensi konflik sosial merupakan ancaman nyata yang harus diperhitungkan secara serius.
Reaksi Masyarakat dan Mahasiswa
Gelombang penolakan terhadap masuknya tambang ke Halmahera Barat semakin menguat, terutama dari masyarakat adat, nelayan, dan kelompok lingkungan. Mereka melihat bahwa pertambangan tidak memberikan manfaat signifikan bagi masyarakat lokal, melainkan hanya menguntungkan segelintir pihak.
Organisasi lingkungan seperti WALHI Maluku Utara telah mengeluarkan peringatan keras kepada pemerintah daerah agar tidak mengulangi kesalahan yang terjadi di daerah lain. Menurut mereka, jika pertambangan tetap masuk tanpa mitigasi yang ketat, Halmahera Barat akan kehilangan keseimbangan ekologis yang telah menopang kehidupan masyarakat selama bertahun-tahun.