Pokok Permasalahan: Apa yang Salah? Â
1. Ketimpangan Pembangunan
  Fokus pembangunan yang terkonsentrasi di wilayah tertentu, seperti Sofifi dan Ternate, mengesampingkan daerah lain seperti Halmahera Tengah atau Kepulauan Sula. Hal ini memperburuk ketimpangan ekonomi dan sosial di dalam provinsi. Â
2. Ketergantungan pada Sumber Daya Tak TerbarukanÂ
  Perekonomian yang bertumpu pada sektor tambang menjadikan Maluku Utara rentan terhadap fluktuasi harga komoditas global. Ketergantungan ini juga berisiko merusak lingkungan tanpa adanya perencanaan jangka panjang yang berkelanjutan. Â
3. Minimnya Partisipasi Masyarakat Lokal
  Banyak proyek besar di Maluku Utara yang melibatkan investor dari luar, tetapi hanya sedikit memberikan peluang kerja atau dampak langsung bagi masyarakat setempat. Ini memicu ketidakpuasan sosial yang terus tumbuh. Â
4. Kurangnya Inovasi dan Diversifikasi Â
  Sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang seharusnya menjadi tulang punggung ekonomi daerah masih terhambat oleh akses pendanaan, teknologi, dan pasar. Â
Solusi: Jalan Menuju Perubahan Â
1. Pengelolaan Sumber Daya yang Berkelanjutan