Mohon tunggu...
Fitrah M Guret
Fitrah M Guret Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Kekayaan Dan Kesuksesan Berawal Dari Keberanian Mengambil Langkah Pertama

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Merajut Nilai Demokrasi Untuk Maluku Utara

13 Desember 2024   15:03 Diperbarui: 13 Desember 2024   15:03 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Catatan Reflektif F.M.G ( Mendominasikan Intelektual Jangan Ego )

Menghidupkan Keummatan, Keislaman, dan Keindonesiaan sebagai Pilar Demokrasi di Maluku Utara: Catatan Reflektif F.M.G

Diskursus tentang keummatan, keislaman, dan keindonesiaan menjadi semakin relevan di tengah tantangan sosial dan politik yang dihadapi Maluku Utara saat ini. Ketiga nilai ini tidak hanya memberikan arah yang jelas dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, tetapi juga menjadi dasar dalam membangun demokrasi yang sehat dan adil. F.M.G, seorang pemerhati sosial dan politik dari Maluku Utara, menegaskan bahwa pemahaman mendalam terhadap nilai-nilai ini adalah kunci untuk menciptakan tatanan masyarakat yang inklusif dan berkeadilan.

Keummatan: Menguatkan Solidaritas Sosial di Tengah Keragaman

Keummatan berbicara tentang solidaritas dan persaudaraan antarumat manusia yang melampaui batasan agama, budaya, dan etnis. Dalam konteks Maluku Utara, semangat ini dapat diwujudkan melalui program-program yang mendorong partisipasi masyarakat dalam membangun komunitas yang lebih harmonis. Misalnya, program "Gerakan Masyarakat Berdaya" yang mengedepankan kolaborasi lintas kelompok, baik di bidang ekonomi maupun sosial, bisa menjadi contoh nyata bagaimana keummatan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai contoh konkret, di sebuah desa kecil di Halmahera Selatan, warga Muslim dan Kristen bersatu dalam membangun jembatan penghubung antarwilayah. Kerja sama ini tidak hanya menunjukkan semangat gotong royong, tetapi juga membuktikan bahwa keummatan dapat mengatasi perbedaan demi tujuan bersama.

Keislaman: Melampaui Ritual menuju Etika Universal

Keislaman sebagai nilai universal mencakup keadilan, kejujuran, dan kepedulian terhadap sesama. Nilai ini sangat relevan dalam tata kelola pemerintahan dan kehidupan bermasyarakat. F.M.G menyoroti pentingnya menjadikan keislaman sebagai panduan dalam mengambil keputusan politik, terutama dalam memilih pemimpin yang amanah.

Sebagai contoh, F.M.G mengapresiasi inisiatif di beberapa wilayah Maluku Utara yang mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dalam pendidikan. Sekolah-sekolah berbasis pesantren mulai memberikan pelatihan kewirausahaan kepada siswa, sehingga mereka tidak hanya memahami agama secara mendalam tetapi juga memiliki keterampilan untuk menghadapi dunia kerja. Hal ini menunjukkan bahwa keislaman tidak hanya tentang ritual, tetapi juga membangun individu yang tangguh dan bermanfaat bagi masyarakat.

Keindonesiaan: Menjaga Kebhinnekaan dalam Bingkai Nasionalisme

Keindonesiaan adalah semangat untuk menjaga identitas lokal sekaligus merangkul nilai-nilai kebangsaan. Maluku Utara, dengan kekayaan budaya dan sejarahnya, memiliki peran strategis dalam memperkuat rasa kebangsaan. F.M.G menegaskan bahwa budaya lokal, seperti tradisi barifola (musyawarah adat), dapat menjadi inspirasi untuk memperkuat demokrasi di tingkat lokal maupun nasional.

Contohnya, di Ternate, tradisi barifola telah diadopsi dalam beberapa forum diskusi politik sebagai model pengambilan keputusan yang inklusif. Dengan melibatkan semua pihak, tradisi ini mampu menghasilkan keputusan yang lebih adil dan diterima oleh semua kalangan. Hal ini menunjukkan bagaimana nilai lokal dapat bersinergi dengan prinsip-prinsip keindonesiaan untuk memperkuat demokrasi.

Mengintegrasikan Ketiga Pilar dalam Demokrasi

Menurut F.M.G, tantangan terbesar adalah bagaimana mengintegrasikan keummatan, keislaman, dan keindonesiaan ke dalam sistem demokrasi. Demokrasi sering kali terjebak dalam praktik politik transaksional yang mengabaikan nilai-nilai dasar ini. Untuk itu, F.M.G mengusulkan beberapa langkah strategis:

  1. Meningkatkan Pendidikan Politik Berbasis Nilai
    Pendidikan politik yang mengintegrasikan nilai-nilai keummatan, keislaman, dan keindonesiaan sangat penting untuk mencetak pemimpin dan warga negara yang berkualitas. Sebagai contoh, pelatihan untuk pemuda di Maluku Utara yang mengajarkan prinsip-prinsip kepemimpinan beretika dapat menjadi langkah awal.

  2. Membangun Ruang Diskusi yang Inklusif
    Forum-forum diskusi lintas agama dan budaya dapat menjadi wadah untuk memperkuat pemahaman dan kerja sama antarkelompok. Misalnya, program dialog antarumat beragama di Tidore telah berhasil mempererat hubungan antara komunitas Muslim dan Kristen di wilayah tersebut.

  3. Mengedepankan Kebijakan Berbasis Kearifan Lokal
    Kebijakan yang diambil harus mencerminkan kebutuhan masyarakat lokal. Pemerintah daerah dapat menggali potensi kearifan lokal untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan. Sebagai contoh, pengembangan pariwisata berbasis budaya di Maluku Utara tidak hanya meningkatkan ekonomi, tetapi juga memperkuat identitas lokal.

Penutup

F.M.G menegaskan bahwa keummatan, keislaman, dan keindonesiaan bukanlah konsep yang saling terpisah, melainkan satu kesatuan yang saling melengkapi. Ketika nilai-nilai ini dijadikan dasar dalam kehidupan bermasyarakat dan berpolitik, Maluku Utara akan mampu menghadapi tantangan global tanpa kehilangan identitasnya. Dengan semangat ini, Maluku Utara dapat menjadi model bagi daerah lain dalam membangun demokrasi yang inklusif dan berkeadilan.

Melalui refleksi mendalam terhadap nilai-nilai ini, F.M.G berharap masyarakat Maluku Utara tidak hanya menjadi penonton dalam dinamika politik, tetapi juga aktor utama yang membawa perubahan bagi masa depan yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun