Dalam pandangan saya, Maluku Utara memerlukan pendekatan politik yang inklusif dan berkeadilan, yang menempatkan masyarakat sebagai fokus utama. Para pemimpin politik harus mampu mengakomodasi perbedaan tanpa memanfaatkan identitas sebagai alat untuk meraih dukungan semata. Dibutuhkan visi yang mampu merangkul seluruh elemen masyarakat, memperkuat kesatuan, dan mengatasi permasalahan mendesak seperti pembangunan infrastruktur, akses pendidikan yang setara, serta kesempatan ekonomi yang adil.
Menghadapi pemilihan dan kontestasi politik ke depan, kita perlu lebih waspada terhadap narasi-narasi politik identitas yang berlebihan. Sebaliknya, harus didorong adanya kampanye yang transparan, jujur, serta berfokus pada solusi bagi masalah-masalah nyata yang dihadapi masyarakat.
Penutup
Maluku Utara memiliki potensi besar untuk menjadi wilayah yang makmur dan maju. Akan tetapi, politik identitas yang tidak dikelola dengan bijak dapat menghambat perjalanan menuju kemajuan tersebut. Para pemimpin, masyarakat, serta seluruh elemen sipil harus sadar akan pentingnya merawat persatuan di atas identitas dan kepentingan politik sesaat.
Mari kita jadikan Maluku Utara sebagai contoh keberagaman yang bersatu, di mana politik dijalankan bukan untuk kepentingan sempit, melainkan untuk menciptakan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H