Mohon tunggu...
Fitrah Al  Sidiq
Fitrah Al Sidiq Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mahasiswa

Memberi dan menerima yang baik-baik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ramai-ramai Beresolusi

15 Januari 2019   23:44 Diperbarui: 16 Januari 2019   00:06 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di samping membuat daftar resolusi sebenarnya ada hal yang paling penting lagi di atas resolusi tersebut yakni mempertanggungjawabkan akan terwujudnya resolusi itu. Kebanyakan orang mungkin gagal atau bahkan lupa terhadap capaian-capaian yang telah diinginkannya yang ditelah disusun mungkin pada sebuah kertas. Resolusi hanya tinggal resolusi tanpa memperjuangkannya. Jika demikian maka pantaslah disebut bahwa resolusi hanya sebuah tradisi atau seremonial tiap pergantian tahun.

Mengantisipasi hal tersebut perlu ada upaya-upaya agar resolusi dapat teralisasi dengan baik dan capaian hasil akhirnya memuaskan. Upaya tersebut sebenarnya juga merupakan bahagian dari resolusi itu sendiri karena meskipun resolusi tahun 2019 hampir sama dengan tahun sebelumnya namun langkah yang diperlukan dan situasinya pasti berbeda. Untuk itu, resolusi yang telah dibuat secara jelas juga diperlukan langkah yang kongkrit yang sesuai dengan tantangan kondisinya.

Selain itu, perlu juga hendaknya mengevaluasi setiap langkah kongkrit yang telah ditentukan agar kedepannya langkah tersebut lebih mengena yang pada akhirnya resolusi yang diinginkan terwujud dengan baik. Semakin sering mengevaluasi langkah makan semakin terang dan tepat langkah menuju kesuksesan resolusi.

Dalam sebuah ebook yang ditulis oleh Dr. Andhika Sedyawan yang berjudul Rahasia Menjadi 8% Orang yang Berhasil Mewujudkan Resolusi Tahun Barunya, yang penulis dapatkan beberapa waktu lalu, menyebutkan ada 5 penyebab gagal mewujudkan resolusi tahun baru, diantaranya, resolusi tidak S.M.A.R.T. S adalah spesifik. 

Kebanyakan orang membuat resolusi yang umum atau global seperti "Saya Ingin Kaya" tanpa menyebutkan jumlah kekayaan yang dimaksud. M adalah measurable atau tidak bisa diukur. Hampir sama dengan sebelumnya. A adalah achievable atau terjangkau. Setiap resolusi harus dengan kemungkinan terwujud.

Sedangkan R berarti realistis atau tidak menghayal misalnya tidak pernah berorganisasi kepingin menjadi sekjen partai. Dan T adalah timebound atau batas waktu. Kebanyakan resolusi disusun tanpa menetukan tenggat waktu terealisasi. Selain SMART, menjalin hubungan dengan manusia (habluminannas) dan hubungan kepada Allah (habluminallah) juga menjadi faktor penentu suksesnya sebuah resolusi. 

Habluminnas adalah pertemanan atau jaringan sosial dan habluminallah adalah doa dan ritual lainnya sebagai bukti bahwa manusia berserah diri kepada Allah karena manusia hanya mampu merencanakan dan Allahlah yang akan mentakdirkan.

Mempercayakan kepada Allah sama halnya dengan membuat resolusi itu semakin mudah terwujud. Jika resolusi tersebut belum juga terwujud mungkin ada beberapa penyebab lainnya sehingga yang terpenting adalah coba dan mencoba lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun