Judul: Evolusi Mimpi Menata Indonesia Andrinof A. Chaniago dan Jejak Kelahiran Pemikiran Pembangunan Pasca 2014
Penulis: Ade Wiharso dan Lina M. Komaruddin
Penerbit: RMBooks
Tahun Terbit: November 2017
Cetakan: Pertama (I)
ISBN: 978-602-7936-78-2
Andrinof dan Bisikan Pembangunan
Andrinof A. Chaniago yang diriwayatkan dalam buku ini merupakan putra Sumatera Barat. Ia lahir di Padang, 03 November 1962 lalu. Ia senang dengan dunia sastra dan penulisan, Buya Hamka dan WS. Rendra merupakan sastrawan idolanya. Karya yang dibuatnya kerap terbit di koran, salah satunya koran Kompas. Kecintaanya dalam hal tulis menulis ini turut membantunya dalam menyelesaikan pendidikannya sampai jenjang S3.
Penulis buku 'Gagalnya Pembangunan: Membaca Ulang Keruntuhan Orde Baru' ini keturunan dari keluarga sederhana. Namun sukses tidak semata-mata milik orang kaya. Yang penting adalah 'Orang Susah Harus Nekad Sekolah' (judul bagian 1). Ya, memang harus nekat sekolah, nekat merantau dan nekat tidur di mana saja. Di bagian pertama ini penulis luas mengisahkan perjalanan Andrinof.
Minimnya perekonomian membuat ia terjerumus mengikuti kawan-kawannya bekerja sebagai pembantu awak kapal di pelabuhan Teluk Bayur yang tidak jauh dari rumanhya hingga akhirnya pendidikan Andrinof sempat terputus beberapa lama meski tidak diridai orang tua. Tak hanya sekali, finansial yang kurang memadai menyebabkan pendidikannya hampir terputus lagi. Yakni saat ia tidak dapat melanjutkan pendidikannya ke tingkat SMP Negeri pilihannya karena pada saat itu, tanpa adanya 'amplop' tidak bisa masuk sekolah negeri. "Itu pengalaman buruk saya mengenai perilaku panitia penerimaan siswa baru di SMP Negeri yang rata-rata berstatus PNS. Saat itu seharusnya dengan mudah saya dapat masuk ke SMP Negeri terdekat karena saat itu sistemnya rayon dan saya adalah lulusan dengan nilai tertnggi dari SD 64. Tapi apa daya, saat itu uang yang berbicara," papar 'penyiar' kawasan Mandeh pada halaman 4.
Penyelewengan jabatan juga diterima Andrinof ketika sudah menjadi asisten dosen. Saat itu, Dekan yang baru dilantik mengeluarkan Surat Keputusan untuk memberhentikannya sebagai asisten dosen dengan dalih 'tidak memenuhi syarat'. Padahal, pangkal masalah sebenarnya ialah konflik antar petinggi-petinggi kampus yang membuat Andrinof ikut bereaksi memprotes sikap arogan sang Dekan yang baru terpilih.
Buku Evolusi Mimpi Menata Indonesia Andrinof A. Chaniago dan Jejak Kelahiran Pemikiran Pembangunan Pasca 2014 ini banyak memberikan inspirasi serta mampu menumbuhkan diri untuk terjun membangun negeri ini. Buku ini layak dibaca bagi orang yang kritis terhadap kepemerintahan.
Secara umum, buku ini memaparkan perjalanan Andrinof, mulai dari seorang menjajakan kue keliling hingga akhirnya menjadi undangan Research Fellow ke luar negeri, menjadi dosen, mendirikan lembaga penelitian dan survei, pengamat politik, dan menjadi Menteri PPN/Kepala BAPPENAS pada masa Jokowi-JK walaupun hanya diberi kesempatan selama sepuluh bulan akibat reshuffle.Â
Namun, buku ini bukanlah lembaran-lembaran cerita yang sekedar mengisahkan perjalanan hidup, melainkan menguraikan pemikiran-pemikiran Andrinof dalam menata Indonesia, salah satu diantaranya dari menata desa atau daerah 'pingggiran'.
Buku setebal 226 halaman ini juga menguraikan tentang cita-cita pemerataan sosial hingga ke luar Jawa. Andrinof berpendapat, pembangunan yang selama ini terpusat di Jabodetabek mengakibatkan ketimpangan nasional dipelbagai sektor, baik pembangunan, sosial, politik, maupun ekonomi dan mengakibatkan Jakarta menjadi sesak, padat dan tidak terorganisir.Â
Juga tentang gagasan 'Visi Indonesia 2033' Andrinof bersama teman-teman peneliti lainnya untuk masa depan yang lebih berkualitas. Juga penyusunan visi-misi capres dan cawapres Jokowi-JK, meramu Nawacita yang pada akhirnya semua itu tertuang dalam RPJMN 2015-2019. Yang paling mempesona ialah ide memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan.Â
Dalam buku ini kita dapat mengetahui mengenai alasan pemindahan lainnya, juga mengapa Kalimantan dipilih sebagai daerah yang dapat dijadikan ibu kota menggantikan kota Jakarta. Dalam perealisasian semua rencana tersebut Andrinof memang tidak sendirian. Ia bersama beberapa orang yang disebut Tim 11 dari gabungan pihak Jokowi dan Jusuf Kalla.
Pada bagian 7: Alas Mimpi Pemerintahan Jokowi-JK, kita dapat melihat berbagai konsep atau sketsa pembangunan Jokowi. Pembangunan bukan hanya fisik infrastruktur tetapi juga  membangun mentalitas SDA yang lebih kita kenal dengan jargon Revolusi Mental. Mengutip ungkapan seorang Antropolog Koentjaraningrat, bahwa krisis mentalitas itu bersumber pada kehidupan tanpa pedoman dan tanpa orientasi yang tegas sehingga menghasilkan mentalitas penerabas, mentalitas yang suka meremehkan, kurang percaya diri dan mentalitas yang suka mengabaikan tanggung jawab, (Halaman 169).
Pada akhirnya, resensiator dapat mengambil sebuah kesimpulan, bahwa Andrinof merupakan orang penting atau konseptor pembangunan Jokowi lewat gagasannya atau ide yang disodorinya yang muncul dari sifatnya yang suka memerhatikan keadaan bangsa ini. Hal ini lengkap dipaparkan dalam bagian 3: Andrinof, Jokowi, dan Ibu Kota dan bagian 4: Ikut Mengantarkan Jokowi.
Andrinof melihat bahwa negara ini belum tertata, kebanyakan kebijakan-kebijakan yang sudah ada baru hanya memikirkan program jangka pendek, menengah, dan berwatak kepentingan pribadi atau kelompok sehingga ketimpangan dan ketidakadilan semakin merebak.Â
Sebagai anak bangsa, pengamat politik dan pembangunan lalu dengan keilmuannya serta pengalamannya, wajar jika Andrinof ingin membangun negara yang lebih rapi, memikirkan rencana jangka panjang yang kala itu diwujudkannya bersama Jokowi.Â
Ia memilih Jokowi karena terpikat dengan cara Jokowi memerintah saat menjadi Wali Kota Solo. Akan tetapi di masyarakat awam, banyak yang tidak mengetahui sosok Andrinof dan kedekatannya dengan Jokowi.
Kesimpulan lainnya, tidak perlunya mentransmigrasikan warga dalam menata daerah, yang perlu hanyalah pembinaan. Juga tidak perlu menjual kekayaan tetapi harus mengolah. Juga diperlukan filosofi kebijakan sehingga nampak jelas ke mana arah kebijakan tersebut. Â Perlunya memperbaiki model perpolitikan di Nusantara ini sehingga tidak menghambat pembangunan.
Adapun ide yang muncul (bagi Saya) setelah membaca buku ini, membuat jalan tol yang menghubungkan Sabang dengan Merauke. Memfasilitasi rakyat dengan cara menyediakan keperluannya, misalnya dengan menyediakan mesin-mesin berteknologi canggih dan modern yang akan mempercepat pekerjaan dan mengurangi biaya pengolahan cocok tanam bagi para petani dan peternak di pelosok daerah.Â
Menyediakan gedung atau tempat bagi pedagang kelas menengah. Mengikutsertakan cendekiawan atau intelektual dalam mengambil kebijakan sebelum diputuskan. Semoga rakyat Indonesia lebih sejahtera ke depannya.
Kelebihan buku ini maksimalnya pemaparan dan jarang terdapat kata-kata yang sulit dimengerti, dalam buku ini Alhamdulillah semua kata-katanya mudah dipahami. Kekurangannya terdapat pada beberapa tulisan yang mungkin salah ketik dan pengulangan catatan yang sudah ada pada halaman sebelumnya. Wassalam.
(Tulisan ini telah diikutsertakan dalam lomba menulis resensi buku "Evolusi Mimpi Menata Indonesia, Andrinof A. Chaniago dan Jejak Kelahiran Pemikiran Pembangunan Pasca 2014" antar mahasiswa se-Sumatera Barat yang diselenggarakan oleh www.orangkayabuku.com pada April 2018, dan terpilih sebagai 10 nominasi terbaik. Juga telah diterbitkan pada tablois Lembaga Pers Mahasiswa Suara Kampus edisi 145tahun 2018).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H