Tidak ada sosok di dunia ini yang memiliki pengaruh besar dalam kehidupan kita, selain dari sosok "ibu". Melalui darah, daging, dan air susunya kita bisa merasakan kehidupan yang bermakna. Setelah beranjak dewasa sosok "Ibu" tetap memberikan semua jiwa dan ilmu yang ia miliki untuk memberikan kehidupan yang baik kepada kita, anak-anaknya.
Berbicara tentang sosok ibu selalu terasa spesial bagi setiap anak. Ada banyak kata yang ingin di tuliskan, ada banyak rasa yang ingin di ucapkan dan ada banyak kisah yang ingin di ceritakan. Ibu adalah sosok yang punya banyak hal berharga yang bisa kita ceritakan dengan penuh haru dan kecintaan yang luar biasa.
Bagiku, sosok ibu adalah paket lengkap yang Allah kirim untuk memberikan kehidupan, memberikan cinta dan sayang, serta semangat yang selalu menginspirasi.Â
Ketika saya akhirnya memasuki fase dan tanggung jawab baru sebagai istri dan ibu, ia tetap ada. Ibu tetap setia menjadi pendengar keluh kesah, menjadi sosok pemberi nasehat dan semangat bagi saya. Ia tetap datang bagai bidadari yang mampu menginspirasi.
Ada banyak peran dan semangat yang Ibuku lakukan yang selalu menjadi inspirasi saya dalam menjalani kehidupan:
Ibu Sebagai Istri
Perjalanan rumah tangga ibu dan ayahku telah menginjak usia 31 tahun. Selama 31 tahun itu di mata saya sebagai anaknya, ibu adalah sosok istri yang nyaris sempurna.
Setelah menikah dan menjalani peran yang sama sebagai seorang "istri" saya akhirnya menyadari betapa berat peran ini, dan betapa kuat dan sabarnya ibu selama 31 tahun ini menjalani perannya sebagai "istri" dengan sempurna.
Ibu Rumah Tangga Super
Saya sebagai ibu rumah tangga banyak belajar dari ibuku mengenai peran ini, kami selalu berbagi resep, trik dan tips dunia perdapuran, bahkan bergosip tentang kenaikan harga bahan pokok sekarang ini.Â
Masyaa Allah ... Ibuku sosok ibu rumah tangga super. Walau mungkin saya tidak bisa se-sempurna ia dalam menjalani peran ini, karena kesibukan saya yang terbagi dengan pekerjaan kantor, tetapi semangatnya tetap tertular kepada saya.
Ibu Sebagai Kader Posyandu
Ibu adalah kader sejati, profesi sebagai kader posyandu ini sudah ia tekuni selama 22 tahun, tepatnya sejak tahun 2000 yang lalu. Walau telah menjalani peran ini selama lebih dari 20 tahun, semangatnya dalam melayani masyarakat melalui posyandu masih membara. Setiap tanggal 16 di tiap bulan, ia masih semangat berpakaian dan berjalan menuju posyandu RW kami.
Bahkan di masa pandemi 2 sampai 1 tahun yang lalu, ia rela berkeliling RW datang dari satu rumah warga ke rumah warga lainnya untuk tetap menjalankan tugasnya memberikan informasi dan memantau pertumbuhan dan perkembangan anak balita di lingkungan kami.
Semangat dalam melayani ini juga sangat menginspirasi saya sebagai anaknya. Tidak ada kata menyerah dalam kamus hidupnya. Selagi ia masih bisa memberi kebermanfaatan bagi masyarakat maka, ia akan selalu hadir memberikan sumbangsihnya.
Ibu yang Pantang Menyerah Melawan Penyakit
Sejak 12 tahun yang lalu ibu divonis menderita penyakit diabetes melitus (DM), maka sejak saat itu ibu rutin kontrol ke rumah sakit dan harus mengkonsumsi obat DM secara rutin. Lalu sekitar 7 tahun yang lalu, qadarallah ibu juga divonis menderita penyakit Tuberkulosis (TBC) yang juga mengharuskan penderitanya untuk rutin meminum obat.
Punya 2 penyakit yang mengharuskannya meminum berbagai macam obat secara bersamaan membuat mental ibuku sedikit down, apalagi beberapa jenis obat TBC memiliki ukuran yang agak besar. Dan lagi beberapa jenis obatnya berinteraksi, sehingga saat ada 2 macam jenis obat yang ibuku konsumsi secara bersamaan maka akan mengakibatkan ia berkeringat dingin dan lemah.
Alhamdulillah setelah 6 bulan mengkonsumsi obat TBC akhirnya ibu terbebas dari penyakit TBC ini. Tetapi penyakit diabetesnya hingga hari ini masih harus di obati.Â
Semangat ibu dalam melawan penyakit dan tidak pernah mengeluh menginspirasi saya. Bayangkan saja, hingga detik ini ibu masih harus rutin mengkonsumsi obat diabetesnya dan masih harus kontrol ke dokter tiap sebulan sekali. Somoga Allah mengangkat penyakitmu ibuku sayang.
Ibu yang Selalu Ingin Mengembangkan Diri
Satu hal yang juga menjadi inspirasi saya adalah bagaimana ibu selalu bersemangat dalam mengembangkan dirinya, mengembangkan kemampuan yang ia miliki.Â
Ibu bergabung dalam beberapa whatsapp grup pengembangan diri. Kebanyakan adalah grup belajar mengaji dan grup menghapal Al-Qur'an. Ibu selalu mengatakan bahwa ia ingin memperbaiki bacaan Al-Qur'annya sebelum ia meninggal. Selain bergabung di berbagai whatsapp grup, ibuku juga belajar mengaji di lingkungan RW dengan ibu-ibu di sekitar rumah kami.
Selagi masih bisa mama belajar, masih mau mama belajar terus nak. Apalagi belajar mengaji, mauka bisa bagus bacaan Al-Qur'anku sebelum meninggalki mama nak
Dan ini yang juga menginspirasi saya dengan sangat dalam, melihat mama begitu semangat memperbaiki dari, begitu semangat mengembangkan diri, begitu semangat dalam belajar. Kenapa saya tidak seperti ibuku? Ibu yang umurnya sudah lebih dari setengah abad saja masih sangat bersemangat dalam belajar, kenapa saya tidak seperti beliau?
Ibu yang Selalu Mengorbakan Kepentingannya Untuk Kepentingan Keluarga
Menuliskan hal ini membuat saya berlinangan air mata, ibuku sejak kami masih kecil selalu mengorbankan kemauan dan kepentingannya demi kepentingan kami sebagai anaknya.Â
Kembali ke masa kecil kami yang menyedihkan ketika bapak belum punya pekerjaan dan penghasilan tetap, ibu berkali-kali tidak bisa membeli baju baru demi membeli baju baru untukku dan adikku.
Seringkali ibu mengorbankan dirinya untuk kepentingan dan kebahagiaan kami. Ibuku tidak mementingkan dirinya sendiri ketika harus berhadapan dengan kepentingan keluarga.
Ibu Sebagai Seorang Wanita
Selain masalah baju yang mengorbankan keinginannya, ibu tidak pernah merawat kulit dan dirinya dengan baik.  Ketika kami masih anak-anak dan remaja saya tidak pernah melihat ibu merawat kulit dan wajahnya, bahkan sekedar memakai handbody pun tidak. Ahh ... Ibuku yang malang.
Tapi saya tahu sebagai wanita ibu juga punya keinginan untuk merawat diri. Setelah kami anak-anaknya telah beranjak dewasa, sudah tidak menyita tenaga dan pikirannya. Saat adikku akhirnya telah lulus kuliah dan sudah bisa menghasilkan uang sendiri. Ibuku akhirnya mulai memikirkan dirinya, ibuku akhirnya mulai berpikir untuk mulai merawat diri.
Ibu yang Membutuhkan Produk Skincare Anti Aging
Ibuku kini mulai melirik skincare sedikit demi sedikit, saat ini ia mulai mencari cuci muka yang cocok dengan wajahnya. Dan di usianya yang telah melewati usia 50 tahun, ia sudah memerlukan produk anti aging. Dan salah satu anti aging yang saya sangat ingin hadiahkan untuk ibuku tercinta adalah produk anti aging dari  ERHA Age Corrector.Â
Kulit ibuku yang sudah melewati usia 50 tahun memang sudah berkurang elastisitasnya, selain itu di kulitnya juga sudah muncul banyak kerutan, noda hitam dan garis halus.
ERHA Age Corrector ini dikembangkan dengan formula dermatologi Age Corrector Daily dengan anti aging serum dan anti-aging system terbukti secara klinis dapat membantu menyamarkan kerutan di wajah dan menjaga elastisitas kulit secara maksimal. Aman digunakan sehari-hari oleh pria dan wanita [1]. ERHA Age Corrector ini dapat menjaga elastisitas dan samarkan kerutan pada kulit wajah ibuku tercinta.Â
Produk ERHA Age Corrector ini sangat saya idamkan untuk di jadikan hadiah buat hari ibu untuk orang terspesial dalam hidup saya, yaitu ibuku tercinta. Semoga dengan produk ERHA Age Corrector ini dapat mengembalikan kecantikan ibuku yang termakan oleh usia dan terlewatkan oleh pengabdiannya yang berharga bagi keluarga kami.
Ucapan Sayangku Untuk Ibu
Terakhir, terima kasih untuk satu-satunya manusia di muka bumi ini yang telah mengorbankan nyawanya agar membawa kehidupan untukku. Terima kasih untuk semua pengorbanan yang Engkau berikan guna membesarkan anakmu ini. Terima kasih untuk semua semangat yang kau perlihatkan kepada anak-anakmu sehingga menularkan semangat yang sama untuk kami. Terima kasih karena telah menginspirasi kami dengan semua hal yang telah kau perlihatkan dan tunjukkan kepada kami.
Ibuku tersayang, ibuku tercinta, ibuku terkasih maafkan anakmu ini jika belum mampu membalas semua kasih sayang yang kau berikan hingga detik ini, dan sepertinya saya tidak akan mampu membalasnya dengan lebih baik ketimbang apa yang telah Engkau berikan.
Semoga Allah senantiasa memberikan kesehatan untukmu bu, salam sayang dan cinta dari anak pertamamu.
Referensi:
[1] https://www.erhastore.co.id/age-corrector-daily
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI