Kenakanlah pekaian terbaik yang sudah ada sebelumnya, tidak harus baru apalagi mewah. Jika anak merengek dan istri ngambek, berikan saja pemahaman yang benar dengan beberapa pertimbangan. Jadi, uang yang sudah terencana sebelumnya, bisa dialokasikan untuk kebutuhan lain suatu saat nanti.
Memang sepertinya kurang afdol, tapi cobalah untuk membiasakan diri, agar ujungnya berakhir terbiasa. Daripada memaksakan gengsi, tapi seusai lebaran dompet menjadi binasa. Lebih baik lakukan hal positif, karena semua itu pasti bisa.
Seperti yang kita tahu, pandemi Covid-19 masih menjadi momok menakutkan bagi sebagian masyarakat. Menghindari kerumunan serta mengatur interaksi tentu menjadi hal yang paling utama. Namun, sepertinya pakaian baru saat hari raya jauh lebih penting daripada keselamatan diri sendiri.
Rutinitas berbelanja tetap bergulir seperti sedia kala seperti tidak terjadi apa-apa. Memang, bedanya masyarakat sekarang berbelanja harus mengenakan masker untuk memperkecil tertularnya virus. Ditambah dengan wastafel dadakan, serta pihak keamanan yang juga merangkap sebagai petugas pengecek suhu tubuh pengunjung, yang biasanya hampir ada di semua pintu masuk gedung perbelanjaan. Sebagai upaya pencegahan.
Protokoler kesehatan sepertinya hanya seolah menjadi formalitas saja, harusnya ada edukasi lebih dari pihak penanggung jawab agar masyarakat tidak salah persepsi.Â
Mungkin dibenak masyarakat, Covid-19 sudah tidak ada karena pusat perbelanjaan layaknya mall sangat ramai kerumunan. Maka dari itu, masyarakat memiliki motivasi sendiri seakan beranggapan bodoamat, karena jika diamati dengan mata tertutup semuanya terlihat aman-aman saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H