[caption id="attachment_377587" align="aligncenter" width="560" caption="Doc. Pribadi"][/caption]
Sepertinya kita semua sudah tau dan setuju bahwa seorang Pemimpin harus memiliki akhlaq (atau dalam Bahasa Indonesia sering di sebut Budi Pekerti ) yang baik.
Saya pribadi memohon maaf karena pernah ikut andil dalam memperkenalkan bapak Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama / Ahok pada saat Pilgub DKI Jakarta. Walaupun saya bukan siapa-siapa. Bukan tokoh pencetus apalagi penasehat.
Pada saat itu saya pribadi langsung bertatap muka mengenal sosok Jokowi dan Ahok. Saya menilai pada saat itu mereka ada sosok yang kreatif, humble dan berani. Tulisan-tulisan saya tentang dua sosok ini sempat nge"hits" di berbagai media.
Namun seiring berjalannya waktu kok sepertinya banyak perubahan. Sosok yang humble itu kemudian menjadi asbun, tidak bertanggung jawab, kasar dan tidak baik dari segi budi pekerti untuk di contoh di masyarakat. Walaupun mungkin masih banyak sisi baik mereka yang bisa diandalkan.
Sekarang beliau-beliau ini sudah menjadi "Pejabat Tinggi" di negeri ini. Semenjak itu juga saya tidak memiliki akses untuk "menghubungi" beliau-beliau lagi walaupun sekedar menyampaikan ide atau kritik.
Oleh karena itu saya berlepas dari segala kebijakan dan keputusan beliau-beliau untuk sekarang sampai seterusnya. Apalagi jika mungkin di masa mendatang beliau-beliau menyatakan kebijakan dan keputusan yang menyakiti masyarakat luas. Menyebabkan kelaparan, kesusahan atau selainnya. Karena dukungan saya bukan untuk hal-hal yang buruk.
Saya akui saya termasuk yang salah menilai beliau-beliau. Harapan saya pada saat itu bahwa mereka termasuk orang yang "out of box" dan melakukan perubahan baik yang selama ini belum pernah dilakukan.
Itulah... Baik di sisi Allah subhana wa ta'ala belum tentu baik menurut pandangan kita. Baik menurut pandangan kita bisa jadi buruk di sisi Allah subhana wa ta'ala.
Saya doakan semoga beliau-beliau tetap di jalan yang terbaik. Menjadi pemimpin yang baik, adil dan amanah seperti harapan saya dulu. Kalaupun seandainya tidak, semoga Allah subhana wa ta'ala menerima permohonan maaf saya atas kesalahan penilaian saya yang dulu, termasuk semua tulisan saya pada saat pilgub DKI yang mungkin mempengaruhi orang banyak dan hal lainnya.
Semua sebab pasti ada awalnya, dan saya pernah berada di awal walaupun tidak sejalan di akhir, tidak mendukung beliau sebagai Presiden dll.
Sekali lagi saya mohon maaf.
La hawla wala quwata illah billah hil alliyil Aziim
* Tulisan ini saya buat dari diri saya sendiri, tanpa adanya paksaan dan dorongan dari pihak manapun*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H