Mohon tunggu...
Fitra Dewi Istiqomah
Fitra Dewi Istiqomah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Hobi saya melihat pemandangan alam ( traveling) dan mengamati keadaan sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Perempuan Memiliki Hak yang Sama dalam Berpendidikan Tinggi

5 November 2022   11:00 Diperbarui: 17 November 2022   19:23 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Fitra Dewi Istiqomah (Mahasiswa Prodi Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Unissula)

Dr. Ira Alia Maerani, S.H., M.H., (Dosen Fakultas Hukum, Unissula)

PEREMPUAN MEMILIKI HAK YANG SAMA DALAM BERPENDIDIKAN TINGGI

Pendidikan adalah salah satu sarana yang mengantarkan seseorang menuju kesuksesan. Pendidikan itu sendiri ditempuh karena ada tujuan yang ingin dicapai, selain sukses, seseorang juga akan mendapatkan ilmu pengetahuan yang luas yang dapat dipraktekkan di kehidupan sehari-hari.

Namun saat ini banyak sekali anggapan bahwa perempuan tidak perlu berpendidikan tinggi, sebagian masyarakat berfikir bahwa hanya laki-laki saja yang pantas. Padahal perempuan juga memiliki hak yang sama dalam menempuh pendidikan tinggi.

Pada dasarnya menuntut ilmu itu hukumnya wajib bagi seorang muslim, tidak terkecualikan baik laki-laki maupun perempuan, semua memiliki hak yang sama dalam menuntut ilmu.

  

 Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda

"Menuntut ilmu itu hukumnya wajib bagi muslim laki-laki dan muslim perempuan."

Hadist diatas tentunya sudah menguatkan bahwa tidak laki-laki saja yang punya kewajiban menuntut ilmu, tetapi perempuan juga mempunyai kewajiban dalam menuntut ilmu.

Kerap terdengar stigma khususnya di daerah pedesaan,  bahwa perempuan yang berpendidikan tinggi sama saja dengan perempuan pada umumnya. Pasalnya mereka berfikir perempuan yang berpendidikan tinggi ujung-ujungnya juga akan menjadi ibu rumah tangga dan juga akan di dapur.

Pada hakikatnya memang benar bahwa perempuan akan menjadi ibu rumah tangga, tetapi peran perempuan tidak hanya itu. Perempuan adalah pendidikan pertama bagi anak-anak nya. Setidaknya seorang perempuan yang berpendidikan tinggi dapat mengajarkan ilmunya kepada anak-anaknya.

Memang menempuh pendidikan kejenjang yang lebih tinggi tidaklah mudah, banyak sekali faktor yang dapat memengaruhi, contohnya lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat,dan kebanyakan besar adalah faktor keterbatasan ekonomi. Tetapi jangan jadikan itu semua sebagai beban, karena sekarang banyak sekali beasiswa yang dibuka di kampus-kampus, yang memfasilitasi mahasiswa sampai wisuda.

Dijelaskan dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699).

 Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah karena Allah Maha Segalanya.

Dijelaskan dalam QS. Yasin: 82-83:

“Sesungguhnya keadaannya apabila dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya ‘Jadilah!’ maka terjadilah ia. Maka maha suci Allah yang ditangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya lah kamu dikembalikan.” (QS. Yasin: 82-83).

Di era globalisasi ini, bangsa membutuhkan perempuan-perempuan yang berpendidikan tinggi, karena perempuan perperan dalam menentukan generasi penerus bangsa yang terdidik, berakhlak mulia dan berkarakter.

Pendidikan tinggi sendiri dimulai ketika kita sudah lulus SMA, SMK ataupun MA. Disitu kita akan mulai berfikir, akan kemana kita setelah lulus. Pikiran itu pasti sudah dirasakan setiap orang, ada perasaan cemas akan memilih keputusan mau kemana kita berjalan, kuliah atau sebaliknya.

Terkadang kita merasa yakin dengan pilihan kita, misalnya ingin melanjutkan kuliah, tetapi pasti banyak sekali faktor yang menggoyahkan pilihan kita, salah satunya yakni stigma bahwa hanya laki-laki saja yang pantas berpendidikan tinggi. Hal itu pasti membuat rasa percaya diri seorang perempuan menurun drastis, tidak ada semangat melanjutkan kuliah karena stigma yang sudah tersebar di sebagian masyarakat.

Ditambah stigma bahwa perempuan akhirnya hanya akan di dapur dan mengurus rumah tangga. Tapi setidaknya jadilah perempuan yang berpendidikan tinggi walaupun hanya di dapur dan mengurus rumah tangga.

Hakikatnya, seorang perempuan yang berpendidikan tinggi itu berbeda dengan perempuan yang lain, karena mereka memiliki wawasan yang luas akan kehidupan sehari-hari.

Orang yang berpendidikan tinggi tidak semata-mata dia harus jadi apa, tapi bagaimana dia bisa menerapkan ilmunya dikehidupan nyata.

Selanjutnya pendidikan tinggi bisa membantu perempuan untuk mendapatkan pekerjaan atau karier yang layak, itu semua tidak semata-mata ingin dipuji orang lain, tetapi sebagai wujud bakti kepada orang tua, setidaknya bisa membantu masalah perekonomian keluarga untuk menuju ke kehidupan yang lebih baik lagi.

Pada dasarnya laki-laki adalah pungung keluarga, pencari nafkah bagi keluarga,  tetapi apa salahnya kalau perempuan ikut membantu perekonomian keluarga. Keluarga dibangun bersama-sama, antara laki-laki dan perempuan. Jadi perempuan juga bisa ikut andil di dalamnya, walaupun tidak sepenuhnya, setidaknya ada peran perempuan di dalamnya.

Salah satu faktor yang menghambat perempuan untuk melanjutkan pendidikan tinggi khususnya di daerah pedesaan adalah masih maraknya pernikahan dini. Di indonesia angka penikahan dini sangatlah besar, kebanyakan orang setelah lulus sekolah SMA, SMK, ataupun MA akan dinikahkan entah itu di jodohkan ataupun kemauan sendiri.

Pernikahan tidaklah semudah yang kita bayangkan, apalagi diusia kita yang masih remaja, pasalnya diusia itu kita baru akan mencari jati diri kita yang sebenarnya. Ketika kita menikah diusia remaja, kita akan kehilangan banyak waktu, kesempatan dan kita juga akan dituntut untuk bisa segalanya, contoh nya mengurus rumah tangga, anak, suami, keuangan, dan sebagainya.

Kembali lagi ke perempuan memiliki hak yang sama dalam berpendidikan tinggi, di zaman sekarang perempuan juga dituntut untuk bisa segalanya, memiliki pengetahuan yang luas dan untuk mewujudkan itu semua, perempuan harus berpendidikan tinggi. Mari buktikan bahwa stigma hanya laki-laki saja yang pantas berpendidikan tinggi dan perempuan yang berpendidikan tinggi akhirnya juga akan di dapur itu salah. Perempuan juga memiliki hak yang sama dalam berpendidikan. Buktikan bahwa perempuan juga pantas, bisa berpendidikan tinggi layaknya seorang laki-laki. Jangan berfikir kedepannya kita akan jadi apa, karena semua sudah ada yang mengatur. Tugas kita hanya berusaha, berdoa, dan berserah diri ke pada Allah SWT, karena hanya Allah SWT yang mengetahui semua yang terbaik bagi kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun