Mohon tunggu...
FITHRIYYATUL RAHMAH
FITHRIYYATUL RAHMAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo semuanya saya Fithriyyatul R dari Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Islam Neger Sultan Syarif Kasim Riau Semoga suka ya dengan hasil karya tulis saya Terimakasih 🤗

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Keterampilan Menulis Essai dengan Cara Berpikir Kritis

26 Mei 2024   22:28 Diperbarui: 26 Mei 2024   23:10 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

               Mulai menulis essai berlandaskan kerangka konsep yang disusunnya. Gagasan- gagasan dalam tulisan mahasiswa dipengaruhi kreativitas dan pengalamannya masing- masing.

        (4) Simpulan

               Paragraf akhir suatu essai disebut paragraf penutup atau paragraf penyimpul. Paragraf ini merupakan bagian sangat pemting dari essai. Menuliskan kembali secara ringkas hal -- hal yang sangat pemting yang dibahas dalam tubuh essai dengan kalimat yang tidak sama.

 

PENUTUP

            Kemampuan menulis essai adalah kemampuan penting dan startegis bagi mahasiswa maupun siswa. Melalui menulis essai , mereka dapat memberikan kontribusi poaitif terhadap permasalahan yang terjadi pada masyarakat dan mengembangkan jiwa krtis dan kreatif.  Menulis essai juga memungkinkan mereka untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, menilai suatu pemikiran,menaksur nilai dan mengevaluasi pelaksanaan dari suatu pemikiran tersebut. kesimpulan ini didasarkan pada analisis teks yang menjelaskan pentingnya kemampuan menulis essai, strategi- strategi yang digunakan dalam menuli essai, dan kriteria yang perlu diperhatikan dalam menulis essai.

 

DAFTAR PUSTAKA

          Akhadiah, Sabarti, Arsjad, Maidar , & Ridwan, Sakura H. (1994). Pembinaan Kemampuan   Menulis Bahasa Indonesia.Jakarta;             Erlangga.

         Gorys Keraf (2004) Komposisi, Solo; Penerbit Nusa Indah.

         Muchammad Sholakhuddin Al Fajri (2006), Dimensi Sosial Keagamaan dalam Fiksi Humor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun