Mohon tunggu...
Fithrah Abdul Malik
Fithrah Abdul Malik Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional UIN Jakarta

Memiliki interest pada perkembangan situasi politik, bola terkini

Selanjutnya

Tutup

Politik

Laut China Selatan: Lebih dari Sekadar Peta, Ini Tentang Kedaulatan Kita

27 Mei 2024   23:11 Diperbarui: 27 Mei 2024   23:46 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehadiran kapal-kapal China di sekitar Natuna tidak hanya menimbulkan ketegangan diplomatik tetapi juga ancaman terhadap eksploitasi sumber daya alam Indonesia. Hal ini mempertegas bahwa kedaulatan bukan hanya tentang kepemilikan wilayah, tetapi juga tentang pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya yang ada di dalamnya.

Peran Diplomasi Indonesia

Dalam menghadapi ancaman ini, Indonesia berupaya untuk memperkuat posisi hukum dan mencari solusi damai melalui diplomasi. Diplomasi menjadi instrumen utama dalam menjaga kedaulatan dan mencegah eskalasi konflik. Indonesia aktif dalam forum-forum internasional seperti ASEAN dan PBB untuk menyuarakan pentingnya penyelesaian sengketa secara damai berdasarkan hukum internasional, khususnya Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS).

Sebagai negara yang tidak terlibat langsung dalam klaim teritorial di Laut China Selatan, Indonesia menempatkan dirinya sebagai penengah yang netral. Indonesia mendorong dialog dan negosiasi antara negara-negara yang bersengketa dan menekankan pentingnya menjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan. Melalui pendekatan diplomatik, Indonesia berusaha untuk membangun konsensus di antara negara-negara ASEAN dan memperkuat posisi bersama dalam menghadapi klaim sepihak China.

Namun, diplomasi tidak selalu berjalan mulus. Ketegangan sering kali meningkat ketika ada insiden di lapangan, seperti ketika kapal-kapal China memasuki wilayah ZEE Indonesia. Dalam situasi seperti ini, Indonesia harus mampu menunjukkan ketegasan tanpa memicu eskalasi konflik. Diplomasi juga harus didukung oleh langkah-langkah nyata di lapangan untuk memastikan bahwa kedaulatan Indonesia dihormati.

Langkah Militer untuk Pertahanan

Selain diplomasi, peningkatan patroli dan kehadiran Angkatan Laut di perairan Natuna menjadi langkah konkret untuk menunjukkan bahwa Indonesia siap mempertahankan wilayahnya. Modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) dan peningkatan kemampuan militer di kawasan maritim menjadi prioritas dalam menjaga kedaulatan. Latihan militer bersama dengan negara-negara sahabat juga diperbanyak untuk meningkatkan kesiapan dan kerjasama dalam menghadapi ancaman.

Keberadaan militer yang kuat dan terlatih di kawasan maritim adalah kunci untuk menjaga kedaulatan Indonesia. Angkatan Laut Indonesia secara rutin melakukan patroli di wilayah perairan Natuna untuk memastikan bahwa tidak ada pelanggaran kedaulatan oleh kapal-kapal asing. Selain itu, peningkatan kemampuan intelijen maritim juga menjadi fokus untuk mendeteksi dan merespons ancaman dengan cepat dan tepat.

Namun, peningkatan kapasitas militer saja tidak cukup. Indonesia juga perlu membangun kerjasama keamanan dengan negara-negara tetangga dan mitra internasional. Latihan militer bersama, seperti latihan "Garuda Shield" dengan Amerika Serikat, adalah contoh bagaimana Indonesia dapat meningkatkan kapasitas pertahanan sekaligus memperkuat hubungan diplomatik. Kerjasama ini juga mencakup pertukaran informasi intelijen dan peningkatan kemampuan operasi bersama.

Kesadaran dan Peran Generasi Muda

Generasi muda Indonesia perlu memahami bahwa konflik di Laut China Selatan bukan hanya tentang sengketa wilayah, tetapi juga tentang kedaulatan dan masa depan bangsa. Pendidikan dan kesadaran akan pentingnya wilayah maritim ini harus ditanamkan sejak dini. Siswa dan mahasiswa perlu diajak untuk mengkaji isu ini, memahami implikasinya, dan mendiskusikan solusi yang dapat diambil oleh pemerintah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun