Mohon tunggu...
Fithra Faisal
Fithra Faisal Mohon Tunggu... -

An ordinary man who believes the sky is attainable

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Sepakbola dan Kehidupan

20 Mei 2012   12:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:03 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Drama itu pun berhasil dituntaskan  di Munich.  Bayern Munchen yang dikenal dengan mentalnya yang sudah sangat teruji dalam pertandingan-pertandingan besar harus terpuruk dalam kontes adu penalti. Sebuah hal yang tidak lazim mengingat dalam laga tos-tosan ini, Munchen dikenal sebagai jawaranya. Bahkan dari jauh hari Bastian Schweinsteiger telah berujar “Chelsea harus mengalahkan Bayern Munchen dalam 120 menit jika mereka ingin mencium trofi Liga Champions. Jika gagal, Munchen lah yang berpesta” sebuah ucapan yang harus ditelannya mentah-mentah karena dia merupakan salah satu eksekutor yang gagal menceploskan bola ke gawang Peter Cech selain Ivica Olic.

Dan Drogba pun menjadi pahlawan. Golnya di penghujung waktu normal dan keberhasilannya dalam mengeksekusi penalti terakhir membawa Chelsea menjuari Liga Champions pertama semenjak klub ini berdiri di 1905. Tidak ada yang menyangka Drogba yang terbilang uzur dapat  menjadi pahlawan. Tidak ada yang menyangka, Di Matteo yang hanya pelatih sementara dengan skuad yang compang camping dapat mempersembahkan piala kemenangan dalam Liga Champions bahkan berujung Double Winners karena sebelumnya juga memenangi piala FA. Bukan Mourinho yang spesial, bukan Scolari yang sudah teruji membawa Brazil merengkuh piala dunia di tahun 2002, bukan Guus Hiddink yang dipuja karena membawa Korsel masuk semifinal piala Dunia pertama kalinya, dan Bukan Anceloti yang sudah membawa Milan merengkuh dua kali duara di ajang liga Champions. Melainkan seorang Di Matteo, seorang yang bukan siapa-siapa yang mampu membawa Chelsea dicatat dalam buku sejarah.

************************************************************************************************************

Dari dua episode ini kita bisa belajar, tidak ada yang tidak mungkin. Sebuah impian memang harus diperoleh dengan perjuangan yang mengakar. Jatuh bangun adalah bumbu dari perjuangan yang justru harus melentikkan semangat kita dalam meraih segala impian kita.

Bravo City, Bravo Chelsea

Fithra Faisal Hastiadi

Dosen  di FEUI

Penikmat sepak bola

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun