Kedatangan kami di sana disambut oleh salah satu pengurus. Sayangnya, pengasuh pondok atau bapak K.H. Muhammad Asrori Alfa tidak dapat menyambut kami langsung dikarenakan beliau masih memiliki kepentingan di luar Pesantren. Sehingga kami hanya berbincang sebentar bersama pengurus tersebut sebelum melanjutkan ke destinasi selanjutnya untuk mempersingkat waktu.
Pondok Pesantren Lirboyo
Pondok Pesantren ini merupakan pondok pesantren salafi terbesar yang memiliki lulusan-lulusan handal dan terpercaya. Karena saat itu sudah memasuki masa liburan Maulid Nabi, santri-santri yang berlalu lalang sepanjang jalan yang kami lewati tidak begitu banyak. Saat kami memasuki pelataran makam pendiri Pondok Pesantren Lirboyo, tampak beberapa santri maupun peziarah duduk bersila khidmah dalam bacaannya. Kami pun segera mengambil posisi untuk membaca tahlil bersama yang dipimpin salah satu anggota kami yaitu Ahmad Tajuddin.
Karya monumental yang membuat namanya melambung hingga ke mancanegara adalah kitab Siraj at-Thalibin. Kitab tasawuf ini berisikan komentar atas traktat Imam al-Ghazali, pentolan sufi terkemuka abad pertengahan yang wafat pada 1111 Masehi itu.
Kitab Siraj at-Thalibin yang disusun pada 1933 ini tak hanya beredar di Indonesia dan negara-negara Timur Tengah, tetapi juga banyak diminati Barat, seperti Amerika Serikat (AS), Kanada, dan Australia. Sebagian perguruan tinggi Islam mancanegara bahkan menjadikannya sebagai rujukan resmi. Kitab ini, misalnya, dijadikan kajian oleh mahasiswa pascasarjana Universitas al-Azhar Kairo, Mesir.
Popularitas kitab tersebut pun sampai di telinga penguasa Mesir ketika itu, Raja Faruq.
Pada 1934 sang raja mengirim utusan ke Dusun Jampes untuk menyampaikan keinginannya agar Syekh Ihsan al-Jampesi bersedia diperbantukan mengajar di Universitas al-Azhar, Kairo, Mesir. Namun, beliau memilih untuk mengabdi kepada masyarakat di kampung halamannya.
Pembacaan tahlil di makam beliau dipimpin langsung oleh dosen pengampu mata kuliah SKI sekaligus ketua rombongan kami, Ust. M. Imamul Muttaqien.
Kediaman Ust. M. Imamul Muttaqien
Kedatangan kami di kediaman Ust. Imam disambut hangat oleh kedua orang tua beliau. Sembari menikmati camilan yang disediakan, ayah beliau -- Ust. Abdul Ghoffur menyampaikan pesan-pesan kepada kami. Sebagai generasi muda, kami haus akan petuah-petuah dan pengalaman orang lain.