“Terima kasih, Gung.” Wita tidak berbohong. Dadanya benar-benar nyeri. Cukup mengangganggu pernafasannya.
Seorang lelaki paruh baya turun dari mobil Mercedes keluaran terbarunya. Menyapu pandang pelataran parkir, cukup ramai, batinnya. Menurut Wijaya, orang-orang MB sudah datang sejak tadi, bahkan ada beberapa yang minum kopi di coffe bean and leaf.
Tiba-tiba matanya bersiborok dengan mobil Honda Jazz putih yang pergi meninggalkan parkir. Padahal, mobil tersebut baru datang beberapa menit yang lalu.
“Mari, pak, kita masuk ke dalam. Acara akan segera dimulai.” Dia menganggukkan kepala dan berjalan memasuki mall. Matanya menatap lekat ukiran nama mall, lantas dia tersenyum, membenarkan jas dan dasinya. Hari spesial. Berkali-kali dia merapikan letak dasinya yang sudah pas. Dia sangat yakin dia yang lain akan datang. Hah... dia rindu sekali rasanya. Rindu, benar, rasa itu rindu.
♫♪♫
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H