Malam itu, sebelum Zou tidur, dia memandang langit dari jendela kamarnya. Dia merasa bersyukur telah memiliki teman sebaik Kalila dan tak sabar untuk hari ke tiga, untuk mengunjungi Xiaodian Mounthain. Dengan senyum, tak sabar untuk hari esok. Pagi pukul 08:00, Kallila dan Zhou bersiap untuk berangkat ke tempat wisata Xiaodian Mounthain.Â
  Perjalanan dari rumah Kallila menuju Xiaodian Mounthain memakan waktu sekitar 46 menit. Setelah sampai disana Zhou terpana melihat keindahan alamnya. Yang meliputi pegunungan, lembah dan hutan. Mereka foto bersama di lembah yang sangat meneduhkan mata, hijau rerumputan dan udara dingin menenangkan hati. Setelah itu, Kallila mengajak Zhou ke situs bangunan bersejarah dan bangunan berusia ratusan tahun, termasuk kuil-kuil.
  Ketika beralih ke air terjun, Zhou terpana melihat air yang sangat jernih mengalir begitu derasnya. Tiba-tiba hujan datang, sayang sekali kami tidak bisa berlama-lama menikmati keindahan air terjun dan mengobrol santai.
 "Zhou mari kita pulang...., aku takut kamu sakit, tidak bisa menyesuaikan udara disini....". Zhou kecewa mendengar perkataan Kallila.
  Dengan berat hati Zhou menuruti perintah Kallila. Sesampainya dirumah mereka dibuatkan teh hijau oleh ibu nya Kallila. Mereka menikmati teh hijau di taman belakang rumah. Mereka mengobrol tentang cita-cita mereka dimasa depan.Â
  Malamnya Zhou membuka jendela kamar, memandangi gedung-gedung yang menjulang tinggi, dia berkata dalam hati "tak terasa pertemuan ini akan berakhir..., besok pagi aku akan pulang ke negaraku, andai aku bisa berlama-lama disini....", sebenarnya Zhou bingung antara sedih harus meninggalkan Shanghai dan disisi lain ia juga merindukan keluarganya.Â
  Malam pun berlalu, pukul 07:00 pagi, Zhou berpamitan ke orang tua Kallila. Sebenarnya orang tua Kallila tak ingin Zhou pergi dari rumah mereka, mereka sudah akrab dengan Zhou. Kallila mengantarkan Zhou ke Bandar Udara Internasional Hongqiao Shanghai. "Selamat tinggal Zhou...., semoga kita bisa bertemu kembali, kabari aku jika kamu sudah sampai...., hati-hati...." kata Kallila dengan perasaan sedih. Mereka berjabatan tangan, kali ini untuk perpisahan, entah kapan lagi mereka bertemu kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H