Mohon tunggu...
Fita Sabana Rahayu Rumayomi
Fita Sabana Rahayu Rumayomi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya membaca novel, bermain gitar, dan nonton k-drama

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis terhadap Kurikulum Merdeka: Sejauh Mana Memerdekakan Anak Bangsa

30 Desember 2023   17:37 Diperbarui: 30 Desember 2023   17:38 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tahun 2021, pemerintah Indonesia meluncurkan Kurikulum Merdeka, Kurikulum Merdeka merupakan inisiatif pendidikan yang diperkenalkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Indonesia. Sebuah inisiatif pendidikan yang diharapkan dapat membawa perubahan signifikan dalam pendekatan pembelajaran di tanah air. Kurikulum Merdeka muncul sebagai respons terhadap kebutuhan untuk memodernisasi sistem pendidikan nasional. Seiring dengan perkembangan teknologi dan perubahan dinamika global, tuntutan terhadap lulusan yang memiliki keterampilan abad ke-21 semakin meningkat. Pendidikan konvensional yang bersifat statis dan kurikulum yang kaku tidak lagi mencukupi untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi perubahan yang cepat.

Tujuan utama dari Kurikulum Merdeka adalah memerdekakan anak bangsa melalui pendekatan pendidikan yang lebih kontekstual, relevan, dan berfokus pada pengembangan karakter serta keterampilan individu. Inisiatif ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif, kolaboratif, dan menantang, di mana siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan, tetapi juga mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan beradaptasi. Tujuan lainnya adalah pengembangan karakter dan nilai-nilai moral. Kurikulum Merdeka menempatkan pendidikan karakter sebagai landasan integral, membantu siswa memahami nilai-nilai seperti integritas, etika, kepemimpinan, dan kepedulian sosial. Dengan demikian, tujuan ini berusaha membentuk individu yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga berakhlak baik.

Penguatan literasi digital juga menjadi salah satu tujuan Kurikulum Merdeka. Sejalan dengan perkembangan teknologi, tujuan ini bertujuan menjadikan siswa kompeten dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, mempersiapkan mereka untuk menjadi bagian dari masyarakat digital yang terus berkembang. Selain itu, Kurikulum Merdeka memiliki tujuan untuk membangun rasa kebangsaan dan kecintaan pada budaya lokal. Dengan memberikan ruang bagi pengembangan bakat dan minat individu siswa, tujuan ini dapat membentuk identitas nasional yang kuat sambil menghormati dan memahami keragaman budaya di seluruh nusantara.

Salah satu elemen sentral dari Kurikulum Merdeka adalah penerapan pendekatan pembelajaran berbasis proyek. Siswa diharapkan untuk terlibat dalam proyek-proyek yang menantang dan terkait dengan kehidupan nyata, sehingga mereka dapat belajar melalui pengalaman praktis. Hal ini diharapkan dapat merangsang rasa ingin tahu dan inovasi, sekaligus mengembangkan keterampilan praktis yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan dunia kerja.

Selain itu, Kurikulum Merdeka menekankan pada pengembangan karakter dan nilai-nilai moral. Pendidikan karakter menjadi bagian integral dari proses pembelajaran, dengan tujuan untuk membentuk generasi yang memiliki integritas, etika, dan kepedulian sosial. Inisiatif ini mengakui bahwa pendidikan tidak hanya tentang akuisisi pengetahuan, tetapi juga pembentukan karakter yang kuat untuk menghadapi tantangan kompleks di masyarakat. Sementara itu, pengintegrasian literasi digital dalam kurikulum telah memberikan manfaat signifikan. Siswa tidak hanya diajarkan untuk menggunakan teknologi, tetapi juga dikembangkan pemahaman mereka terhadap dunia digital yang terus berkembang. Hal ini mendukung persiapan mereka untuk berpartisipasi dalam masyarakat global yang semakin terhubung melalui teknologi.

Meskipun demikian, evaluasi perlu mempertimbangkan tantangan yang mungkin muncul, terutama terkait dengan kesenjangan sumber daya dan keterbatasan infrastruktur di beberapa daerah. Adopsi Kurikulum Merdeka di semua tingkatan pendidikan dan di seluruh nusantara memerlukan investasi yang berkelanjutan dalam pelatihan guru, pengembangan sumber daya, dan pemenuhan kebutuhan infrastruktur.

Namun, sejauh ini, pendekatan ini juga menimbulkan sejumlah pertanyaan, kritik dan tantangan. Bagaimana keseimbangan antara kebebasan dan kerangka nasional dijaga agar tidak mengorbankan kualitas pendidikan nasional? Bagaimana aspek evaluasi dan standar penilaian akan diatur untuk memastikan mutu pembelajaran tetap terjaga? Pertanyaan-pertanyaan ini mencerminkan pentingnya analisis mendalam terhadap implementasi Kurikulum Merdeka, sehingga dapat dievaluasi dan ditingkatkan sesuai kebutuhan guna mencapai visi memerdekakan anak bangsa melalui pendidikan yang efektif dan relevan.

Kritik terhadap Kurikulum Merdeka tidak dapat dihindari, dan beberapa masukan kritis telah diajukan oleh sejumlah pihak. Salah satu kritik utama adalah terkait dengan kurangnya kesiapan dan dukungan infrastruktur di berbagai daerah. Sekolah-sekolah di daerah terpencil atau yang memiliki keterbatasan sumber daya mungkin kesulitan untuk melaksanakan metode pembelajaran berbasis proyek atau menggunakan teknologi secara efektif. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan investasi yang lebih besar dalam peningkatan infrastruktur dan penyediaan sumber daya, terutama di wilayah yang mungkin tertinggal.

Sejumlah guru dan sekolah juga menyuarakan kekhawatiran terkait pelatihan dan kesiapan mereka untuk mengadopsi pendekatan baru ini. Guru perlu mendapatkan pelatihan yang memadai untuk dapat memfasilitasi pembelajaran berbasis proyek dan mengintegrasikan literasi digital dalam kurikulum. Dukungan yang berkelanjutan dalam bentuk pelatihan rutin dan pembaruan kurikulum dapat membantu mengatasi tantangan ini dan memastikan bahwa guru memiliki keterampilan yang diperlukan untuk menjalankan Kurikulum Merdeka dengan baik. Dalam menanggapi kritik ini, penting bagi pemerintah dan lembaga pendidikan untuk terus mendengarkan dan melibatkan berbagai pihak terkait. Melakukan pembaruan berbasis data dan pengalaman lapangan dapat membantu mengidentifikasi masalah dan mencari solusi yang sesuai. Kolaborasi dengan pihak-pihak terkait, seperti organisasi guru dan komunitas pendidikan, juga dapat meningkatkan penerimaan dan kesuksesan implementasi Kurikulum Merdeka.

Namun saat ini kurikulum merdeka telah membawa dampak positif dalam mengembangkan pendidikan di Indonesia. Tantangan dan kritik yang muncul juga perlu diatasi untuk memastikan keberlanjutan dan kesuksesan implementasi kurikulum ini. Rekomendasi untuk perbaikan melibatkan beberapa aspek kunci. Pertama, perlu ditingkatkan dukungan infrastruktur di semua tingkatan pendidikan dan di berbagai daerah, terutama yang memiliki keterbatasan sumber daya. Investasi dalam fasilitas pendidikan, teknologi, dan sumber daya manusia dapat membantu menyediakan lingkungan pembelajaran yang optimal.

Pelatihan guru menjadi aspek penting yang perlu diperhatikan. Pelatihan yang terus-menerus dan mendalam diperlukan agar guru dapat mengadopsi peran baru mereka sebagai fasilitator pembelajaran dengan baik. Dukungan penuh dari pemerintah dan lembaga pendidikan dalam menyediakan pelatihan yang relevan dan berkelanjutan akan meningkatkan kualitas pengajaran. Evaluasi dan penyesuaian kurikulum juga perlu dilakukan secara berkala. Pendekatan fleksibel dan responsif terhadap dinamika pendidikan akan memastikan bahwa kurikulum tetap relevan dan dapat memenuhi tuntutan zaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun