Mohon tunggu...
Fita Paulin
Fita Paulin Mohon Tunggu... Lainnya - Tertarik dengan komunikasi Science

Spesialisasi : Bioteknologi & Biomedical

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kapan Semua Ini Akan Berakhir?

8 Mei 2020   09:21 Diperbarui: 8 Mei 2020   09:36 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Orang-orang sudah mulai lelah dengan karantina, mulai banyak negara yang membuka lock down mulai juga orang-orang beraktivitas kembali. Di beberapa negara (berdasarkan data yang ada) sudah terjadi penurunan angka. Tentu ini juga harus di banding kan dengan jumlah test yang dilakukan kalo jumlah test nya sedikit, itu bukan penurunan jumlah kasus tapi lebih ke penurunan jumlah uji. 

Sudah hampir 100 hari saya berada di karantina, seminggu cuma boleh keluar 3x dan masing-masing maksimal 3 jam. Ada yang sudah berteriak karena sudah 2 bulan di rumah aja, ada yang sudah mulai nyaman, ada yang mulai menggunakan ini sebagai peluang.

Sejujurnya, saya bukannya pesimis tapi kalo memang pada saatnya nanti normal kembali banyak hal yang perlu di pertimbangkan. 

Di Cina, mulai banyak kasus yang asymptomatic dan juga import case. Sejauh ini masih disarankan untuk hold penerbangan international. Itu baru bisa di cek kayaknya setelah semua ini berakhir dan mungkin harus di cek ke semua orang. 

Jadi, kapankah ini berakhir? 

Kalo mau menggunakan otak dibandingkan perasaan mungkin plg cepat bulan oktober. Kok lama banget? Memang pemerintah ngapain? Sebenernya keadaan oktober itu juga dari informasi yang beredar bahwa lebih baik klo kita ga pulang for good ke Indo mungkin bisa di hold sampai bulan oktober karena mungkin kondisi di Indo belom aman, plg cepat bulan September.

Mari kita hitung-hitungan yah. 

Sampai sekarang di Beijing itu bahkan masih phase II, di mana masih ada pembatasan ruang dan beberapa tempat masih ditutup. Karantina diri selama 14 hari juga masih di Jalan kan wlpn cuma untuk dari Hubei dan International flight. Kalo dari Kota lain domestik hanya pengecekan saat arrival. Case pertama mulai serius itu  21 Januari 2020, sekarang itu 8 Mei 2020. Jadi udh sekitar 3.5 bulan. Ekonomi pun belum sepenuhnya stabil banyak toko yang juga tutup. 

Sekolah sudah mulai buka, tapi masih dalam pengawasan. Di Cina kehidupan sudah sangat normal tapi ketakutan tetap saja ada. Karena asymptomatic itu masih tinggi dan orang-orang sudah mulai melepas masker. 

Kalo semua ditekan dan berjalan lancar itu 3.5 bulan yah (bukan di Ibu Kota) mungkin sekitar 4 bulan krn sebenarnya sekolah baru buka akhir mei ini. Kalo melihat dari kasus di Cina sebenarnya udh peak di bulan kedua. Maret itu udh mulai turun dan 20 hari zero case di beberapa Kota. Jadi abis kasus turun nih tunggu dulu 20 hari lah buat zero case tanpa penambahan kasus baru dan Sisanya untuk recovery. Untuk recovery nya sendiri itu kalo di liat butuh waktu sekitar sebulan lagi dari setelah 20 hari zero case jd zero active case. 

Nah, jadi pasca zero case itu sekitar 2 bulan buat jadi benar-benar normal. 

Di Indonesia sendiri, jumlah kasus itu masih terus meningkat, jumlah yang di test juga masih sedikit dengan populasi jumlah manusia yang banyak di Indonesia. Biasanya dari peak itu kira-kira sebulan lah sampe ke zero case. Berarti anda masih perlu menunggu sekitar 3 bulan lagi minimal kalo besok sudah peak yah. Jadi memang paling cepat itu bulan Agustus baru bisa kembali normal dengan catatan besok udh peak. Tapi kalo melihat berita (karena tidak ada di TKP dan tak mungkin kan cek ke semua daerah di Indonesia juga walaupun di Indonesia).

Kayaknya untuk sampai peak itu baru bisa pasca mudik (kalo memang mudik di perbolehkan) apalagi maskapai sekarang kembali beroperasi. Kalo dari kasus disini itu 20-30 hari pasca Chinese New Year (waktu mereka mudik). Jadi kalo memang mau mudik, berarti tambah lah sendiri berapa lama lagi semua ini akan berakhir. 

Ini hanya gambaran kasar dari yang terjadi di Cina. Mungkin bisa saja lebih cepat spt Korea (tapi ini juga karena Korea juga sudah pernah mengalami MERS ya) makanya mungkin lebih familiar dengan kasus ini tanpa lockdown. 

Mari melakukan yang terbaik supaya semua ini segera berakhir :) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun