PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi dan informasi sudah semakin canggih, Â penyebaran informasi serta akses telekomunikasi semakin lebih cepat dan mudah. Tidak dapat dipungkiri hal tersebut secara langsung maupun tidak langsung mempunyai dampak bagi masyarakat, baik itu berdampak positif atau negatif. Dampaknya pun tidak terbatas terhadap kalangan tertentu saja. Dalam era digital yang semakin berkembang, anak-anak tidak lagi hanya terpapar dengan media tradisional seperti televisi dan buku-buku cetak. Media sosial, seperti YouTube dan TikTok, telah menjadi pemandangan sehari-hari bagi anak usia dini di seluruh dunia. Meskipun keduanya menawarkan hiburan yang tak terbatas dan aksesibilitas yang luas, namun dampaknya terhadap perkembangan anak usia dini telah menjadi perhatian serius bagi para orang tua, pendidik, dan ahli psikologi. Anak-anak usia dini adalah masa di mana fondasi perkembangan kognitif, sosial, dan emosional mereka sedang dibentuk. Paparan yang berlebihan terhadap media sosial dapat memiliki dampak psikologis yang signifikan. Misalnya, konsumsi yang berlebihan dari konten yang tidak sesuai dengan usia dapat memengaruhi pemahaman anak tentang nilai-nilai moral, perilaku yang sesuai. Selain itu, penggunaan media sosial yang berlebihan juga dapat mengganggu kemampuan anak untuk berinteraksi secara langsung dengan lingkungan sekitarnya, yang penting untuk perkembangan sosial mereka.
Youtube dan Tiktok adalah salah satu bentuk media sosial berbasis video yang banyak  ditonton  oleh  berbagai kalangan. Platform Youtube dan Tiktok sendiri  meskipun sudah memberikan fitur batasan usia penggunanya, namun  jika  tidak ada  kontrol  dari orang tua maka berbagai video yang sejatinya tidak  pantas  ditonton oleh anak usia dini itu akan bisa diakses. Maka, orang tua harus   memperhatikan penggunaan  media  sosial  itu. Peranan orang tua sangat penting dalam mengontrol tayangan youtube yang  ditonton oleh anak-anaknya. Orang tua  perlu mendampingi anak-anak  saat  nonton,  memberikan pemahaman tentang suatu tayangan yang sedang disaksikan. Hal ini perlu karenabisa sekaligus untuk membangun sarana komunikasi  dengan anak,  dan  mengurangi dampak negatif dari tayangan youtube bagi anak-anak. Oleh kareana itu penelitian ini akan menganalisis bagaimana penggunaan media social Youtube dan TikTok terhadap perkembangan anak usia dini, apa yang menjadi penghambat perkembangan pada anak usia dini, bagaimana pengaruh  media  sosial  Youtube dan Tiktok terhadap  proses  perkembangan anak  usia  dini, dan memiliki tujuan untuk mengetahui, mengkaji dan menganalisis tentang penggunaan media social, factor penghambat, dan pengaruh terhadap  perkembangan pada anak usia dini.
Â
KAJIAN TEORI
Youtube dan Tiktok adalah salah satu bentuk media sosial berbasis video  yang banyak ditonton oleh berbagai kalangan. Platform Youtube dan Tiktok sendiri  meskipun sudah memberikan fitur batasan usia penggunanya, namun jika tidak ada  control dari orang tua maka berbagai video yang sejatinya  tidak  pantas  ditonton oleh anak usia dini itu akan bias diakses. Maka, orang tua harus memperhatikan penggunaan media social itu. Peranan orang tua sangat penting dalam mengontrol tayangan youtube yang ditonton oleh anak-anaknya. Kajian teori ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan media social Youtube dan TikTok terhadap perkembangan anak usia dini dari berbagai sudut pandang teoritis. Pengguna media sosial saat ini tidak hanya orang dewasa, bahkan anak-anak banyak yang menggunakan media sosial untuk media mengekspresikan diri, salah satunya di platform tik-tok dan youtube. Youtube adalah aplikasi yang menggunakan internet untuk dapat memakai fitur berupa memposting serta menampilkan video maupun animasi yang dapat dilihat dan dinikmati banyak orang. Sedangkan Tik-tok adalah salah satu aplikasi dari internet yang bisa diakses banyak orang dan memiliki fitur untuk membuat atau membagikan konten video.
Karakter dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Sedangkan Karakter menurut (Muchtar & Suryani, 2019) adalah akhlak,adalah akhlak, tabiat, watak atau kepribadian seseorang yang merupakan hasil internaliasi dan di dasari dari cara pandang, cara berfikir, cara bersikap serta cara bertindak dari orang tersebut. Setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda dengan individu lainnya dan karakter individu dipengaruhi oleh faktor bawaan yaitu faktor biologis atau keturunan dan factor psikologis yang dipengaruhi faktor lingkungan tempat individu tumbuh. Ada 4 karakter yaitu senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang meniru atau melakukan dan memperagakan sesuatu secara langsung.
Karakter anak yang pertama yaitu senang bermain, anak usia dini sedang dimasa senang bermain sehingga sebagian waktu mereka dihabiskan dengan bermain. Karakter yang kedua yaitu senang bergerak. Anak Usia Dini hanya mampu duduk tenang selama 3-5 menit daripada orang dewasa yang mampu duduk berjam-jam. Karena mereka senang bergerak untuk bermain dengan teman-teman dan merupakan tipe yang cepat bosan jika hanya diam saja. Kemudian karakter yang ketiga yaitu senang bekerja dalam kelompok. Anak Usia Dini cenderung lebih senang bermain dengan teman sebayanya daripada bermain sendiri. Kemudian karakter anak usia dini yang terakhir yaitu senang merasakan atau melakukan/memperagakan secara langsung. Ini merupakan karakter anak yang harus diperhatikan oleh orang dewasa, karena anak merupakan seorang peniru handal. Mereka senang meniru atau melakukan sesuatu yang baru pertama kali meraka lihat dan dengar secara cepat sehingga hal ini perlu pengawasan lebih dari orang tua apalagi diera globalisasi yang ditandai dengan kemajuan teknologi yang telah merambah dikalangan anak-anak.
Â
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan data dalam bentuk susunan kata-kata. (Damariswara & Wiguna, 2019) Instrumen penelitian menggunakan observasi dan wawancara. Teknik wawancara merupakan teknik komunikasi dalam menggali beberapa data yang diperlukan. (Bulele & Wibowo, 2020). Sedangkan observasi dilakukan untuk mengamati secara langsung target penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah anak usia dini rata rata usia (2-5 tahun) dan orang tuanya sebagai informasi tambahan yang akurat.