Dalam pelaksanaan layanan bimbingan konseling  tidaklah mungkin akan terselenggara dan tercapai bila tidak memiliki suatu system pengelolaan (manajemen) yang baik dan bermutu dalam arti dilakukan secara jelas, sistematis, dan terarah. Mengenai arti manajemen itu sendiri Stoner (1981) mengemukakan pendapatnya sebagai berikut:
"Management is the process of planning, organizing, leading and controlling the efforts of organizing members and of using all other organizational resources to achieve stated organizational goals"
Bimbingan dan konseling adalah upaya suatu bantuan yang diberikan oleh konselor kepada konseli agar konseli mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan juga mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Pelaksanakan manajemen bimbingan dan konseling harus dirumuskan secara sikap baik dari segi program pelayanan bimbingan dan konseling, melihat hal-hal apa sajakah yang dibutuhkan oleh para siswa, materi-materi yang harus diajarkan untuk membentuk kesiapan siswa, satuan layanan dan kegiatan dalam bimbingan dan konseling, dapat merumuskan dengan baik dalam proses bimbingan dan konseling, dan mengevaluasi program yang telah dilaksanakan.
Agar pelayanan bimbingan dan konseling dapat berjalan secara optimal maka konselor sekolah memerlukan kegiatan manajerial yang baik, dan kemampuan manajerial sesungguhnya merupakan salah satu kompetensi yang wajib dimiliki oleh konselor sekolah. Manajemen bimbingan dan konseling adalah segala aktivitas yang dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi di bidang bimbingan dan konseling.
Manajemen bimbingan dan konseling sangatlah penting dalam pelayanan bimbingan dan konseling, karena manajemen bimbingan dan konseling terkait dengan program bimbingan dan konseling yang disesuaikan dengan kondisi nyata peserta didik. Dengan manajemen bimbingan dan konseling yang baik maka kualitas proses dan hasil layanan bimbingan dan konseling juga dapat meningkat dimana berujung pada kualitas sekolah yang baik pula.
Adapun Tujuan dari dilaksanakannya manajemen bimbingan dan konseling ada lima yang dikutip dari Syahril & Riska Ahmad, Pengantar Bimbingan dan Konseling , (Padang: Angkasa Raya, 1986), antara lain:
1. Untuk Mengenal diri sendiri dan lingkungan peserta didik dapat mengenali kekuatan dan kelemahan yang ada dalam dirinya sehingga dia dapat meyesuaikan dirinya dengan lingkungan.
2. Untuk menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis.
Diharapkan peserta didik dapat menerima keadaan yang ada pada dirinya.
3. Untuk dapat mengambil keputusan sendiri. Diharapkan seseorang dapat mandiri dalam mengambil keputusan sendiri untuk memenuhi kebutuhan dalam kebutuhannya dangan konsekuensi yang dapat dipertanggung jawabkan.
4. Untuk dapat mengarahkan diri sendiri. Diharapkan peserta didik dapat mangarahkan dirinya menurut bakat dan juga minat yang ada dalam dirinya.
5. Untuk dapat mewujudkan diri sendiri. Diharapkan peserta didik dapat merealisasikan dirinya dalam bentuk nyata sebagai sebuah wujud rasa percaya diri yang ada pada individu tersebut.
Dengan adanya Manajemen Bimbingan dan Konseling diharapkan dapat menuntun terselenggaranya pelayanan bimbingan konseling dalam mencapai tujuan yang akan dicapai sesuai tujuan umum dan khusus. Agar proses pelayanan dapat berjalan dengan baik, maka semua pihak yang terkait dalam bimbingan dan konseling di sekolah harus menjalankan tugasnya masing.
Semoga Bermanfaat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H