Salah satu ciri pertumbuhan ekonomi adalah adanya perubahan perekonomian daerah menjadi lebih baik tercermin dari kesejahteraan masyarakatnya. Laju pertumbuhan PDRB sektoral juga dapat menjadi indikasi yang digunakan dalam pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan suatu daerah untuk merencanakan pembangunan daerah dalam sektor regional.Â
Dalam kurun waktu analisis, dapat dilihat kecendenrungan pertumbuhan sub sektor salah satunya sektor pertanian di Provinsi Jawa Barat dalam kontribusi penerimaan PDRB.
Kecenderungan PDRB sektor pertanian Provinsi Jawa Barat mengalami trend kenaikan dari tahun 2003 hingga 2012. Dalam hal ini dinilai baik dalam menaikkan pembangunan ekonomi. Potensi sumber daya alam di Provinsi Jawa barat yang dioptimalkanmerupakan salah satu faktor yang mendorong kemajuan perekonomian dalam bidang pertanian.Â
Berdasarkan teori ekonomi Keynes dalam model interregional income, pendapatan yang diterima suatu daerah dipengaruhi oleh konsumsi masyarakat, investasi, pengeluaran pemerintah, selisih antara nilai ekspor dan impor.Â
Berdasarkan analisis trend kontribusi PDRB sektor pertanian mengalami kecenderungan untuk naik sebesar 1,224 setiap tahun. Kontribusi pertanian terhadap PDRB Jawa Barat tidak mengalami fluktuasi secara drastis.
Pembangunan sektor pertanian sebagai proritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2013-2018 dan Rencana Pembangunan Jangka Panjnag Daerah (RPJPD) tahun 2005-2025. Pengembangan sektor pertanian akan lebih cepat jika dilakukan analisis untuk mengatahui sub sektor basis atau non basis.
Analisis tersebut dapat dilakukan dengan analisis Location Quotient (LQ), merupakan metode untuk menentukan sektor-sektor ekonomi dalam PDRB yang dapat dikategorikan dalam sektor basis ataupun non basis. Jika nilai LQ > 1 maka sektor ekonomi tersebut merupakan sektor basis di provinsi dan peranan sektor/sub sektor tersebut di provinsi lebih dominan daripada perannya di tingkat nasional. Jika nilai LQ < 1 maka sektor ekonomi tersebut merupakan sektor non basis di provinsi dan peranan sektor/ sub sektor tersebut di provinsi lebih kecil daripada perannya di tingkat nasional.Â
Hasil perhitungan LQ untuk sektor pertanian Provinsi Jawa Barat menunjukkan bahwa nilainya mencapai 0,916 pada tahun 2012. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa sektor pertanian bukan merupakan sektor basis Provinsi Jawa Barat.Â
Dalam kurun waktu 2003 hingga 2012, sektor pertanian bukan merupakan sektor basis. Pada tahun 2009 sektor pertanian menjadi sektor basis Provinsi Jawa Barat. Kontribusi pertanian Jawa Barat lebih kecil dibandingkan PDB nasional. Hal ini berarti Provinsi Jawa Barat belum dapat memenuhi kebutuhan pertanian secara lokal dan harus mengimpor dari daerah lain untuk memenuhinya.
Salah satu kelemahan analisis LQ adalah hasilnya bersifat statis. Maka dilakukanlah analisis Dynamic Location Quotient (DLQ) dilakukan untuk menyempurnakan analisis LQ. Analisis DLQ menitikberatkan pada laju pertumbuhan sektoral. Jika nilai DLQ lebih besar dari 1 maka sektor pertanian dapat berkesempatan menjadi sektor basis di masa mendatang.Â
Berarti, laju pertumbuhan sektor pertanian lebih cepat dibandingkan laju pertumbuhan nasional. Jika DLQ kurang dari 1 maka sektor pertanian tidak bisa diharapkan untuk menjadi sektor basis di masa mendatang.Â