Untuk mendapat gelar sarjana bagi mahasiswa S1, selain harus memenuhi semua mata kuliah yang harus diambil, diwajibkan juga untuk membuat tugas akhir. Tugas akhir tersebut nantinya akan dipresentasikan melalui sidang akhir. Tugas akhir untuk mahasiswa S1 disebut dengan skripsi. Menurut KBBI, skripsi adalah karangan ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya.Â
Skripsi pada umumnya memiliki bobot SKS yang lebih besar dari mata kuliah lainnya, karena membutuhkan waktu, tenaga, pikiran, dan hal lain yang dikorbankan lebih banyak. Dalam menyusun skripsi, mahasiswa perlu melakukan penelitian, penelitian tersebut dapat berupa penelitian lapangan, eksperimen, studi literatur, ataupun lainnya.Â
Mahasiswa perlu mengerahkan pemikiran, serta menyumbangkan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki dalam skripsinya. Mahasiswa dituntut untuk dapat menghadapi dan memecahkan persoalan secara kritis, mandiri, penuh percaya diri, dan kuat secara psikis maupun fisik. Namun realitanya, proses menyusun sampai menyelesaikan skripsi bukanlah hal yang mudah. Mahasiswa dihadapkan oleh berbagai tantangan dan hambatan.
Menyusun skripsi membutuhkan tema penelitian. Menelusuri tema penelitian merupakan suata tantangan bagi mahasiswa karena mahasiswa perlu mencari, menggali, dan mendalami tema tersebut untuk dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuannya.Â
Selain itu, untuk mahasiswa yang melakukan penelitian lapangan terkadang perlu menempuh waktu lama dan jarak yang jauh untuk menuju lokasi penelitian. Belum lagi jika harus mencari dan menyesuaikan waktu dengan informan atau narasumber terkait. Bertemu orang baru, pergi ke tempat baru juga merupakan suatu tantangan untuk mahasiswa dalam mengerjakan skripsi.
Terlepas dari tantangan-tantangan tadi, tidak sedikit mahasiswa yang kesulitan dalam mengerjakan skripsinya. Hal tersebut tentunya dipengaruhi oleh satu atau banyak faktor penghambat. Faktor pertama yang dapat menghambat mahasiswa dalam menyusun skripsi adalah persoalan dengan dosen.Â
Mahasiswa dan dosen yang ditunjuk sebagai dosen pembimbing skripsi dapat memiliki pemikiran yang berbeda. Ketidakcocokan tersebut terkadang membuat mahasiswa bingung. Penentuan judul, tema, rumusan masalah, dan lainnya harus disetujui oleh dosen pembimbing.Â
Selain itu, kurangnya komunikasi dengan dosen juga bisa membuat proses penyusunan skripsi menjadi terhambat. Terkadang ada dosen yang sulit untuk dihubungi maupun ditemui, sehingga skripsi mahasiswa sulit mengalami kemajuan.
 Mahasiswa yang pasif untuk menghubungi dosen juga ada. Hal terseut bisa dikarenakan takut, malu, ataupun memang hanya ingin menghubungi dosen di waktu-waktu penting. Oleh karena itu, komunikasi merupakan hal penting dalam proses menyusun skripsi.
Faktor penghambat lainnya adalah memiliki rasa malas dan bosan. Ketika mahasiswa akhir hanya perlu fokus pada skripsi atau berkurangnya jadwal perkuliahan, membuat waktu luang yang dimiliki jadi lebih banyak. Sehingga mahasiswa biasanya sudah mengisi waktu luang tersebut dengan kesibukan lain. Keinginan untuk mengerjakan dan melanjutkan skripsi pun menjadi berkurang.Â
Selain itu, rasa jenuh atau bosan mudah datang ketika sedang mengerjakan skripsi. Ada waktu di mana mahasiswa kehabisan ide untuk menuliskan kata-kata, atau ketika pikirannya sudah pusing, maka timbul rasa lelah dan jenuh yang mengakibatkan skripsinya tidak kunjung dilanjutkan.
Faktor luar juga banyak yang mempengaruhi mahasiswa dalam proses mengerjakan skripsi. Misalnya seperti sulitnya mendapatkan referensi untuk penelitiannya, sehingga data yang dimiliki tidak berkembang. Ada juga mahasiswa yang memiliki masalah dengan lokasi atau subjek penelitian.Â
Lokasi atau subjek penelitian yang awalnya mengizinkan mahasiswa untuk melakukan penelitian, tetapi tiba-tiba di tengah prosesnya menolak. Hal tersebut terkadang membuat mahasiswa harus berpikir ulang dengan keras apa yang harus dilakukan selanjutnya, dan tidak sedikit mahasiswa yang akhirnya berhenti di titik itu.
Selain itu, kesibukan di luar perkuliahan juga menjadi faktor yang menghambat mahasiswa dalam mengerjakan skripsi. Banyak mahasiswa yang memiliki kesibukan di luar perkuliahannya, seperti bekerja, berorganisasi, berwirausaha, atau mengurus rumah tangga.Â
Kesibukan tersebut tentunya menyita waktu yang dimiliki mahasiswa yang seharusnya digunakan untuk mengerjakan skripsi. Pada akhirnya, tidak sedikit mahasiswa terus menunda pengerjaan skripsinya dan waktunya habis untuk kesibukan lain tersebut.
Masalah pribadi juga dapat menjadi alasan mahasiswa untuk menunda mengerjakan skripsi. Mahasiswa sering dihadapkan dengan berbagai masalah atau persoalan pribadi yang notabenenya cukup sensitif, karena pada dasarnya mahasiswa sudah termasuk usia dewasa.Â
Persoalan pribadi tersebut di antaranya hubungan dengan keluarga, relasi dengan teman, hubungan asmara, kesehatan fisik maupun mental, sampai urusan keuangan atau finansial. Bagi mahasiswa yang sulit memisahkan masalah pribadi dengan kewajiban (dalam hal ini menyelesiakan kuliah), hal ini dapat menyita pikiran mereka. Masalah yang dihadapi mahasiswa tersebut mampu menghilangkan fokus dan memecah konsentrasi untuk dapat mengerjakan skripsinya.
Yang terakhir yang menjadi penghambat mahasiswa dalam menyelesaikan skripsinya adalah hal-hal yang di luar kendali. Hal-hal di luar kendali atau tidak terduga terkadang terjadi begitu saja saat mengerjakan skripsi. Misalnya seperti masalah teknis dengan laptop atau komputer yang digunakan, sehingga data skripsi hilang, atau sebagainya. Selain itu, hasil olahan data yang tidak sesuai,
 dan ada bagian dari penulisan yang tidak disetujui dosen. Hal-hal tersebut biasanya mengakibatkan semangat mahasiswa menjadi down, dan sulit untuk dinaikkan kembali.
Banyaknya tantangan dan hambatan yang perlu dihadapi oleh mahasiswa merupakan bukti nyata seberapa besar perjuangan mahasiswa dalam mengerjakan skripsi. Waktu, tenaga, pikiran, juga keuangan banyak dikeluarkan demi menyelesaikan skripsi.Â
Namun, di balik itu semua mahasiswa juga memiliki harapan yang besar untuk dirinya. Harapan untuk bisa menyelesaikan skripsi dengan cepat dan baik, agar dapat segera lulus mendapatkan gelar yang diinginkan, serta karya, gelar, dan ilmunyaa dapat dimanfaatkan untuk yang lebih baik lagi. Mahasiswa yang berjuang dengan skripsinya juga berharap nantinya mereka menjadi kebanggaan kedua orang tua dan orang-orang yang disayang, serta memiliki masa depan yang baik.
Hal terpenting bagi mahasiswa untuk dapat menyelesaikan skripsinya adalah komitmen dan rasa tanggung jawab. Mahasiswa harus tekun dan dapat mengatur waktunya dengan sebaik mungkin. Selain itu, mahasiswa harus menjalin komunikasi baik dengan dosen dan orang-orang yang diperlukan untuk penulisan skripsinya.Â
Menjadi pribadi yang sopan dan santun, serta berpendirian teguh pasti menjadi modal untuk dapat menjalin hubungan yang baik. Ketika merasa jenuh dan bosan, perlu diselingi hiburan dan istirahat. Jangan terlalu memforsir diri, tetapi juga jangan terlena dalam waktu santai sehingga lengah dengan tanggung jawab.Â
Mahasiswa perlu menentukan target apa saja yang perlu dilakukan dan kapan harus selesai dilakukan. Hal tersebut membantu mahasiswa dalam mengorganisir waktu.Â
Ciptakan suasana belajar yang kondusif dan nyaman, agar proses pengerjaan skripsi menjadi efektif. Yang terakhir adalah berdiskusi dengan teman jika dirasa buntu dan butuh pencerahan. Sampaikan kepada teman kesulitan yang dihadapi atau masalah yang perlu diselesaikan.Â
Bertemu dengan orang lain akan membantu menenangkan pikiran dan menghilangkan kejenuhan.
Ditulis oleh
Fista Windy Destanti
Mahasiswa Pendidikan Sosiologi
Universitas Negeri Jakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H