Mohon tunggu...
Fiska Puspa Arinda
Fiska Puspa Arinda Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis

fiskapuspa@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Yuk, Ajak Anak Memaknai Kemerdekaan di Tengah Pandemi!

17 Agustus 2021   20:47 Diperbarui: 17 Agustus 2021   20:51 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan Agustus ini identik dengan perayaan kemerdekaan Republik Indonesia. Namun, untuk kedua kalinya, kemerdekaan kali ini harus dilewati di tengah pandemi covid-19.

Kebiasaan meriah lomba seperti makan kerupuk, balap karung, memindahkan kelereng dan panjat pinang pada tanggal 17 Agustus sudah jarang terlihat. Bagi sebagian orang, khususnya anak-anak, ada rasa kecewa karena tidak bisa merayakan kemerdekaan dengan meriah sebab harus di rumah saja untuk menekan angka penyebaran kasus covid-19.

Sebelum pandemi, perayaan kemerdekaan selalu meriah dengan lomba dan dekorasi di berbagai tempat. Semangat pun berkobar-kobar dari mulai anak kecil hingga dewasa. Namun, apakah anak-anak atau bahkan kita sebagai orang dewasa telah menghayati makna kemerdekaan sebagaimana mestinya?

Apakah kemerdekaan hanya identik dengan pembacaan proklamasi, pengibaran Sang Saka Merah Putih, dan lomba yang meriah dimana-mana?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kemerdekaan merupakan keadaan (hal) berdiri sendiri (bebas, lepas, tidak terjajah lagi, dan sebagainya) atau bisa juga disebut sebagai kebebasan.

Pandemi ini memberikan kita peluang untuk berkontemplasi tentang makna kemerdekaan dan bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak juga dapat diajak berdiskusi memaknai kemerdekaan secara lebih luas dan mendalam.

Lalu, bagaimana cara berdiskusi tentang makna kemerdekaan dengan anak-anak?

Sebelum jauh berdiskusi dan menyampaikan gagasan kepada anak, orang tua perlu untuk mengkaji ulang tentang makna kemerdekaan bagi dirinya sendiri. Apakah hanya sebatas makna secara tekstual saja atau juga telah memiliki makna yang kontekstual?

Menemukan makna kemerdekaan secara kontekstual setelah memahami makna tekstualnya dapat melatih kita sebagai orang tua untuk memiliki pola pikir yang lebih berkembang.

Menurut Dweck dalam bukunya Mindset: The New Psychology of Success, pola pikir berkembang atau sering disebut growth mindset akan membantu kita fokus pada usaha dan pembelajaran.

Melalui pola pikir berkembang ini, orang tua dapat memberikan gambaran kepada anak-anak bahwa untuk mencapai sebuah "kemerdekaan" perlu kerja keras, strategi yang baik, dan kemauan untuk terus berusaha. Hal ini juga akan mendorong anak-anak untuk memiliki ketangguhan saat menghadapi kegagalan.

Konsep pola pikir berkembang ini telah dijelaskan dalam Al-Qur'an surat Ar-R'ad ayat 11, "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri." 

Ayat di atas secara gamblang menunjukkan bahwa Tuhan memberikan kita motivasi untuk terus berusaha agar dapat mencapai keadaan yang lebih baik. Oleh karena itu, kita diharapkan dapat selalu fokus pada usaha atau ikhtiar dalam mencapai sebuah tujuan serta tidak lelah untuk mencari strategi belajar baru daripada memilih untuk menyerah.

Momen kemerdekaan Republik Indonesia ini adalah momen yang tepat untuk memaknai arti sebuah "kemerdekaan" dengan konteks yang lebih luas.

Diskusikanlah dengan anak-anak bahwa memaknai kemerdekaan ini dapat dicerminkan melalui kegiatan sehari-hari tanpa perlu menunggu datangnya hari kemerdekaan Republik Indonesia.

Pertama, mulailah dengan pertanyaan tentang arti kemerdekaan bagi anak-anak. Kemudian, lanjutkan diskusi tentang perjuangan yang telah dilakukan oleh pahlawan untuk mencapai sebuah kemerdekaan. Ajaklah anak untuk melihat bahwa untuk memperjuangkan kemerdekaan perlu strategi yang cerdas, diri yang tangguh melawan penjajahan, serta kemanusiaan untuk memperjuangkan hak-hak rakyat Indonesia.

Setelah itu, barulah kita mulai berdiskusi apa yang dapat dilakukan dalam kegiatan sehari-hari  di tengah pandemi ini untuk memaknai kemerdekaan?

Ide kegiatan dapat diciptakan melalui masalah atau keterbatasan yang dialami anak sehari-hari. Misalnya, anak sudah mulai bosan untuk belajar secara daring, ajak anak untuk memikirkan strategi agar kegiatan belajar menjadi menyenangkan. Kegiatan seperti Do It Yourself  juga dapat membantu anak-anak berpikir kreatif dan tidak mudah menyerah.

Selain itu, orang tua juga dapat menyisipkan nilai-nilai kemanusiaan seperti empati di tengah pandemi. Ajak anak untuk turut berkontribusi dalam membantu orang-orang yang terdampak pandemi, baik secara materiil maupun moril.

Kegiatan yang dapat dilakukan misalnya membantu tetangga yang sedang isolasi mandiri dengan memberikan sapaan di depan rumah sebagai bentuk dukungan moril atau hanya sekedar menanyakan kondisi melalui video call. Selain itu, anak-anak juga dapat diajak memasak bersama dan memberikannya kepada tetangga untuk memberikan dukungan secara materiil.

Terakhir, jangan lupa untuk selalu menyisipkan nilai-nilai spriritualitas dalam usahanya mencapai "kemerdekaan". Orang tua dapat memberikan pemahaman bahwa apa yang kita dapatkan dari akhir usaha merupakan ketetapan Tuhan Yang Maha Esa. Baik berhasil ataupun gagal.

Sikap tawakal dapat diajarkan kepada anak-anak untuk menerima ketetapan yang diberikan oleh Tuhan setelah melakukan ikhtiar yang maksimal. Al-Qur'an Surat Ath-Thalaq ayat 3 menjelaskan bahwa, "Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya."

Kutipan ayat di atas menunjukkan bahwa sikap tawakal akan membawa ketenangan dalam hati untuk bisa berpikir lebih jernih dalam menerima ketetapan yang diberikan oleh Tuhan.

Melalui kegiatan-kegiatan sederhana tersebut, anak-anak akan belajar tentang gigihnya mencapai sebuah "kemerdekaan", baik melalui dirinya sendiri ataupun melihat dari orang lain.

Referensi

Al-Qur'an dan terjemahannya.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2016). KBBI daring. Dipetik Agustus 2021, dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/

wikipedia.org. 2021. Carol Dweck. Dipetik Agustus 2021, dari https://en.wikipedia.org/wiki/Carol_Dweck

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun