Tak hanya itu, di momen lain Abang Eddy juga pernah ungkap sebuah statement yang membuat saya semakin yakin akan pendekatan Islam Cinta ini, yang bunyinya begini;
"Dalam Islam, biasanya, orang belajar agama, kebanyakan, dari aspek hukum (fikih) atau law oriented (berorientasi hukum). Paradigma fikih cukup menonjol dalam studi keislaman di Indonesia. Namun, kalau yang menonjol hanyalah law oriented-nya saja, maka aspek ajaran Islam lainnya bisa-bisa tergeser dan bahkan, kalau aspek lainnya terus dibiarkan, hampir pasti lenyap ditelan bumi.
Model pendekatan fikih yang semakin berkembang sekarang ini, berbeda dari masa awal berkembangnya Islam di Indonesia yang lebih mengedepankan aspek cinta atau love oriented (berorientasi cinta) seperti pendekatan tasawuf dan kultural.
Bahkan, jauh sebelumnya. Di zaman Rasulullah, ketika menyebarkan Islam di Makkah dan Madinah, aspek hukum atau fikih tidak dominan. Dalam dakwahnya, Nabi selalu mengedepankan aspek cinta, sebagaimana sabdanya al hubbu asaasii, cinta adalah prinsip-ku. Namun demikian, formulasi dan artikulasi ajaran agama selalu mempertimbangkan kepada siapa dan dalam masyarakat apa akan disampaikan."
Statement tersebut, disampaikan oleh Abang Eddy pada Oktober 2020, ia hadir di forum ilmiah, Boston-Amerika Serikat, secara virtual. Dan di kesempatan itu, Abang Eddy mendapatkan waktu untuk presentasi papernya berjudul "Introduction to Compassionate Islam in Indonesia". Sebuah pengenalan gerakan yang terus diupayakan untuk menyebarluaskan pesan cinta, damai dan welas asih agama Islam.
Dalam forum itu juga, disampaikan bahwa istilah 'Islam Cinta' atau Compassionate Islam yang terus dikembangkan melalui GIC adalah penegasan bahwa sesungguhnya Islam itu Cinta, sekaligus respon terhadap pelabelan diujung kata Islam yang kian merebak, seperti Islam radikal, Islam teroris, Islam keras, Islamphobia, dan lainnya. Sekali lagi, terima kasih Abang Eddy dan GIC, teruslah menjadi mata air untuk semesta.
****
Salam Penuh Cinta,
Fiskal Purbawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H