31 Mei 2014
Jakarta Book Fair 2014
Istora Senayan, Jakarta.
ini tentang Dilan buku Surayah (Pidi Baiq) yang baru saja kuhadiri launching nya.
DILAN, dia dilanku tahun 1990.
Hai! kali ini, sedikit aku berbagi ilmu dan pengalaman baru melalui seorang penulis yang begitu humoris. Kami sebagai pembaca memanggilnya Ayah. Sabtu sore di panggung utama Jakarta Book Fair, pertama kalinya kulihat langsung dia, Ayah. Aku mengaguminya mudah saja, melalui jawaban - jawaban ringan bermakna berlian. Akun twitternya, @pidibaiq (barang kali penasaran dan ingin follow) memberiku pemahaman, bahwa serumit apapun dan setidakjelas apapun pertanyaan, pasti dapat dijawab dengan mudah. tergantung bagaimana kita mau berpikir seperti apa.
Pertemuanku dengan Ayah sore itu memberiku banyak pelajaran melalui tokoh bernama Dilan, dalam bukunya. Berikut sedikit yang aku ingat celoteh Ayah di launching bukunya:
" Buku Dilan ini, aku ciptakan berdasarkan kisah nyata, sosok Dilan yang di idam - idamkan calon perempuan yang memimpikan menjadi Milea, tentu saja setelah mereka (perempuan) membaca buku ini. he he he, aku jamin. "
" Buku ini bisa dibilang bukan novel, tapi taktik meluluhkan hati cewek, itulah yang Dilan lakukan sampai Milea mau kepadanya. "
" Buku ini akan memberikan penyesalan bagi kita, Mengapa kota - kota ini berkembang? Mengapa tidak semenyenangkan saat seperti 1990? entahlah, aku juga kecewa. ha ha ha "
" Buku ini mengingatkan, bahwa kemajuan teknologi dan komunikasi membuat rindu tidak lagi memuncah, tidak lagi mencabik emosi. "