Djauhari menyampaikan, "Pada saat wabah Corona melanda kota Wuhan PPIT mengambil peranan yang sangat penting dalam melakukan koordinasi dengan KBRI untuk melakukan evakuasi kepada 238 WNI yang ada di kota tersebut."
Kerjasama dalam bidang pendidikan ditandai pula dengan adanya Program Studi Bahasa Indonesia di beberapa universitas di Tiongkok. Aktivitas sosial budaya ini perlu dipertahankan untuk membuka peluang-peluang bagi mahasiswa Tiongkok yang ingin mempelajari bahasa Indonesia, dan menjadi ketertarikan lagi untuk negara Indonesia.
Poin terakhir yang menjadi sebuah dukungan besar dari Tiongkok kepada Indonesia adalah di bidang investasi.Â
Sampai tahun ini, realisasi investasi Tiongkok ke Indonesia sudah mencapai 95 persen. Koridor utama yang menjadi investasi adalah pada investasi kereta cepat Jakarta-Bandung, juga pada pembangunan di beberapa wilayah.
Konsep ekonomi digital sangat menarik di Tiongkok saat ini, dengan menggunakan platform media sosial seperti TikTok dan influencer barang dagangan.
Djauhari mencontohkan, "Ketika mempromosikan kerupuk udang, tontonan tertinggi video sampai video 4 menit dengan rata-rata menonton 6 menit. Maka penjualan pertama kerupuk udang Indonesia mampu mencapai 4 kontainer, lalu yang kedua 6 kontainer dan selanjutnya akan diharapkan dapat terus bertambah. Artinya ekonomi digital saat ini juga menjadi penting bagi bidang perdagangan, globalisasi menuntut untuk informasi dan data barang untuk mudah diakses, untuk diketahui oleh reseller atau pembeli."
Teknologi menciptakan banyak ruang dan waktu akhirnya terbuka menjadi kesempatan bagi bidang ekonomi, politik, dan sosial budaya. Namun, akan sedikit berubah dengan adanya masa Pandemi Covid-19, dapat dikatakan masa krisis ini tidak hanya dihadapi oleh lini kesehatan namun juga berdampak politik dan ekonomi.
Untuk menanggapi situasi krisis darurat ini, Tiongkok memberikan beberapa bantuan kepada Indonesia.
"Tiongkok melakukan webinar, dari para dokter dan perawat garis depan pandemi Covid-19 di Tiongkok, yang berhubungan langsung dengan dokter di Indonesia untuk mendapatkan pengarahan yang jelas. Bantuan dari Tiongkok tidak hanya berasal dari pemerintah Tiongkok namun juga masyarakat, dan sektor swasta seperti Jack Ma, Huawei, dan pengusaha-pengusaha Indonesia yang langsung memberikan bantuan kepada Indonesia", tutur Djauhari.
Ini tanda kerjasama antara Indonesia dan Tiongkok berjalan dengan baik. Tetap ada rasa kepercayaan meskipun dalam situasi krisis seperti ini.
Indonesia dan Tiongkok tetap menjalankan hubungan bilateralnya. Prospek investasi, perdagangan, ekonomi digital, dan sosial budaya (turis dan pendidikan) akan berjalan meskipun ada penundaan kegiatan kunjungan ke Indonesia melihat perkembangan investasi, karena pandemi Covid-19 ini.