Pada saat menulis, bagian otak yaitu area broca (pusat bahasa) dan hippocampus (memori) bekerja sama dengan area prefrontral cortex untuk menerjemahkan pembahasaan dari area broca dan memori dari hipocampus dalam tulisan. Saat menulis, informasi dari pikiran yang ada di otak dikoneksikan melalui sinaps-sinaps sehingga menghasilkan suatu tulisan dari apa yang dipikirkan.Â
Menulis memiliki berbagai manfaat positif seperti meningkatkan kemampuan berpikir, membantu mencurahkan emosi dan perasaan, dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.Â
Menulis sebagai metode terbaik dari pengobatan segala bentuk gangguan kesehatan mental. Seseorang yang merasa terbebani dengan pikirannya sendiri dapat berpikir pendek dan sulit mengontrol emosinya.Â
Selanjutnya, mereka mudah mengalami depresi karena tekanan yang dirasakannya dan pikiran buruk yang memengaruhi cara berpikirnya. Maka dari itu, kita sering mendengar bahwa publik figur mengakhiri hidupnya karena berbagai tekanan yang dirasakannya.Â
Perasaan dan pikiran yang buruk dapat direduksi secara perlahan dengan terapi curahan emosi dengan mencurahkan perasaan kepada orang terdekat dan berkonsultasi dengan psikiater. Namun, biasanya hal ini masih belum mampu mengurangi kekhawatiran yang terus bersarang di pikiran.Â
Oleh karena itu, metode menulis ekspresif dinilai mampu membantu orang dengan gangguan kecemasan dan depresi. Kebiasaan untuk menulis yang dilalukan setiap hari dimana mereka dapat menuliskan hal-hal positif dan rasa syukur dalam hidup atau mencurahkan segala pikiran dan perasaan yang saat ini dirasakannya.Â
Metode menulis yang sering disebut dengan terapi journaling banyak digunakan dalam solusi menyembuhkan mental illness. Terapi non farmakologi ini dinilai sangat efektif dan efisien. Menulis mampu meningkatkan suasana hati dan melepaskan emosi negatif.
Seseorang dengan gangguan kecemasan yang menuangkan segala perasaannya dalam bentuk tulisan dapat merasakan perasaan yang lebih baik. Hal ini sejalan dengan dua penelitian diatas. Teknik menulis ekspresif membantu mereka menghadapi diri sendiri dengan menuangkan tekanan pikiran yang bersarang di otaknya.Â
Timbunan pikiran yang direduksi dengan menulis setidaknya dapat menjadi solusi terbaik. Menulis kreatif tidak serta-merta dilakukan dalam beberapa kali saja, namun berkelanjutan hingga seseorang dengan gangguan kecemasan dapat merasa lebih baik. Berdasarkan penelitian Sohal, dkk (2022) diatas, terapi menulis yang dilakukan lebih dari 30 hari jauh lebih efektif dibandingkan kurang dari 30 hari.
Dengan menulis, hal apapun yang dipikirkan dapat dicurahkan. Berlatih menulis layaknya belajar memainkan piano, walau awalnya sangat sulit menuangkan pikiran dan perasaan, tetapi setidaknya menuliskan gambaran diri yang positif dapat mudah dilakukan.Â
Menuliskan kata-kata berikut sebagai afirmasi diri yang baik ditengarai mampu meningkatkan self image positif.
Saya berharga, saya luar biasa
Saya memiliki masa depan berharga
Saya bisa menghadapi apapun
Saya mampu bertahan
Saya kuat dan berani
Saya hebat
Saya bisa, saya mampu, saya kuat