Tradisi judi sudah terjadi sejak lama. Warga di seluruh dunia mengenal judi sebagai bentuk keabraban sosial, dengan bermain bersama namun sambil mempertaruhkan sejumlah uang. Kenapa perlu menggunakan uang saat bermain poker, sabung ayam, kocok dadu, mahyong, kasino, kolok-kolok, dan sebagainya?Â
Disinilah seninya dari permainan menang dan kalah, dimana mempertaruhkan sejumlah uang memacu semangat yang besar untuk memenangkan permainan/ taruhan tersebut. Sekelompok orang yang saling bermain atau bertaruh merasa sangat percaya diri dan sangat penasaran bahwa dirinya akan memenangkan permainan.Â
Disinilah hormon dopamin, oksitosin, serotonin, dan kortisol dipicu secara terus-menerus. Hormon dopamin terpicu oleh kebiasaan/aktivitas bermain judi yang memacu semangat saat bermain, gairah, hasrat, dan kepuasan saat memenangkan permainan. Saat permainan, dimana para pemain berkumpul bersama untuk bermain judi, disana memicu pelepasan hormon serotonin dan oksitosin yang memberikan rasa kegembiraan dan meningkatkan kecintaan dalam diri seseorang akan permainan judi tersebut.Â
Pada saat permainan berlangsung, adrenalin dipicu, detak jantung meningkat, kewaspadaan meningkat bercampur aduk, inilah pelepasan dari hormon kortisol. Namun, saat pemain judi mengalami kekalahan berkali-kali lipat, mereka tidak menyerah untuk terus bermain hingga kehilangan akal sehatnya. Inilah faktor kecanduan yang memicu peran dopamin.Â
Seorang pecandu yang sudah mengalami kecemasan, kegelisahan, stress, hingga depresi, dimana terjadi palpitasi jantung yang ditengarai oleh gangguan pada hormon kortisol. Ketika hormon stress (kortisol) ini mendominasi otak, terutama pada bagian amygdala, maka pecandu judi online akan mengalami gangguan kesehatan mental yang buruk seperti menjadi agresif, stress berlebih, gangguan perilaku, hingga berhalusinasi (bipolar).Â
Pecandu judi online bertindak di luar akal sehatnya. Mereka sudah memasuki fase kehilangan diri sendiri. Otak mereka mengalami kerusakan pada sejumlah bagian yaitu prefrontal cortex yang mengatur kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah, mengasosiasikan strategi, dan sebagainya, dan kerusakan amygdala yang mengatur pengelolaan emosi dan respon tubuh terhadap stress.Â
Dari sini dapat disimpulkan bahwa kenapa mereka yang bermain judi online mengalami kecanduan dan kehilangan akal sehatnya? Ini dikarenakan permainan judi memicu rasa kebahagiaan/kegembiraan yang dilepaakan oleh hormon serotonin, rasa cinta pada permainan yang memuaskan dengan peran hormon oksitosin, kebiasaan bermain yang sudah menjadi pembiasaan akibat peran dopamin, dan mereka kehilangan akal sehat hingga mengalami stress karena peran hormon kortisol.Â
Para pecandu judi online harus mendapatkan rehabilitasi kesehatan mental dan fisik. Mereka memerlukan bantuan profesional untuk memperbaiki kondisinya. Walau sudah banyak kerugian yang disebabkan oleh pecandu, dimana mereka berperilaku menyimpang demi memupuk hasrat berjudinya.Â
Pelaku judi online adalah korban dari suatu sistem permainan yang menyengsarakan. Judi online didesain untuk memberikan efek candu kepada pemainnya dengan memberikan kemenangan pada awal permainan dengan nominal fantastis, dimana pemain hanya mengeluarkan nominal kecil. Namun, seiring terusnya pemain bermain mempertaruhkan jumlah nominalnya, maka ia pun akan terus mengalami kekalahan. Mereka adalah korban sistem hirarki bandar yang selalu menang. Permainan judi online dalam bentuk poker, puzzle, mahyong, game online, dan sebagainya, memang dirancang untuk mengeksloitasi finansial dan merusak diri pemainnya. Ibaratnya, pemain adalah pertambangan minyak bumi yang terus dikeruk hingga mengering.Â
Akankah Anda sadar bahwa bermain game dengan hadiah uang atau koin, itu sudah termasuk judi? Apakah Anda mau menjadi budak tambang bagi bandar permainan judi online?
Evaluasilah kehidupan dan diri Anda.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H