Mohon tunggu...
Fisio Yuliana
Fisio Yuliana Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Praktisi Fisioterapi

Perkuat literasi dengan membaca! Sebuah Halaman yang membagikan kualitas kesehatan mental, fisik, gerak tubuh, dan hubungan manusia. Bacalah 1 artikel setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kiat Menjadi Karyawan Perkantoran yang Sehat Fisik dan Mental

9 November 2024   18:28 Diperbarui: 9 November 2024   19:14 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: unsplash.com

Asupan nutrisi pekerja harus seimbang, dimana perusahaan dapat menyediakan air minum, kopi/teh, makan siang jika ada, dan vitamin. Pola makan karyawan dengan gizi seimbang dapat menjaga kesehatannya, namun bila karyawan cenderung mengkonsumsi junk food dan makanan ultra prosess, maka berisiko mengalami obesitas dan penyakit kardio metabolik (hipertensi, penyakit jantung, diabetes,dsb).

Sikap tubuh saat bekerja sangat berpengaruh pada kesehatan. Sikap kerja dengan posisi bekerja yang tidak ergonomis dapat mengganggu kesehatan tulang belakang, postur, otot, dan sendi. Sikap kerja tidak ergonomis, dimana karyawan cenderung membungkuk dan menundukkan kepala dalam waktu lama dalam posisi duduk statis saat bekerja yang dilakukan setiap hari. Hal ini berdampak adanya penumpukan asam laktat pada otot dan kompresi pada sendi sehingga karyawan mudah merasa lelah, nyeri otot, dan sendi. 

Stasiun kerja yang ergonomis dimana properti dan perlengkapan kerja menyesuaikan ukuran tubuh karyawan tersebut. Tata letak dan tinggi komputer dan meja menyesuaikan postur tubuh karyawan. Bila tidak seimbang, maka karyawan akan mengalami kelelahan postur, kompresi otot, sendi, dan saraf, dan gangguan struktur keseimbangan tubuh.

Penggunaan tenaga otot saat bekerja juga mempengaruhi kesehatan otot dan sendi. Penggunaan otot terkait dengan gerakan berulang, kompresi, dan penekanan. Hal ini terkait dengan bagaimana karyawan bekerja di depan komputer, seperti saat mengetik, apakah ada tekanan pada pergelangan tangan dan siku dengan sudut meja dan papan keyboard. Bila ada, maka karyawan berisiko mengalami cidera pada saraf pergelangan tangan yang dikenal dengan carpal tunnel syndrome dan cidera tendon pada siku yang dikenal dengan tennis elbow. 

Interaksi manusia dan mesin dikaji bagaimana pekerja bekerja menggunakan mesin. Apakah pekerja mendapatkan pelatihan mengoperasikan mesin? Bila mesin tersebut baru, apakah mereka diberikan instruksi dan pelatihan untuk menggunakannya? Apakah pekerja tersebut kompeten dalam mengoperasikan mesin? Apakah petunjuk, tombol mesin, instruksi, dan pengoperasian mesin sudah dirancang menggunakan prinsip desian ergonomis? Bila tidak seimbang, maka karyawan akan mengalami penurunan produktivitas, pengaruh ke psikologisnya, dan rawan kecelakaan kerja saat mengoperasikan mesin. 

Kajian pada lingkungan kerja meliputi hubungan sosial di tempat kerja, bahaya/paparan/hazard kimia (pestisida, desinfektan, debu, dan asap), biologi (virus, serangga, tikus, virus, bakteri), dan fisika (pencahayaan, kebisingan, getaran, suhu, dan kelembapan).

Hubungan sosial di tempat kerja yang penuh dengan konflik, drama, sikut-sikutan, saling menjatuhkan, bergosip, sering melaporkan rekan kerja, dan cari muka ke atasan. Ini adalah gambaran suasana lingkungan sosial kerja toxic. Mereka akan merasa tidak nyaman, cemas, stres, dan depresi dengan lingkungan kerja toxic tersebut, sehingga berisiko mengalami gangguan kesehatan mental yang dapat menurunkan produktivitas kerja.

Paparan hazard lingkungan kerja terkait kimia, biologi, dan fisika dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental karyawan. Salah satunya bahaya kebisingan mesin kerja dengan paparan lama berisiko gangguan pendengaran hingga tuli. 

Kajian pada organisasi meliputi waktu kerja (shift, office hour?), kebijakan kerja, sistem pengupahan, pelatihan kerja/peningkatan kompetensi pekerja, dan perlindungan pekerja (asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan), dan alat pelindung diri. 

Waktu kerja yang baik dalam sepekan yaitu 5 hari kerja dan 2 hari istirahat pada office hour, sedangkan pekerja shift harus diatur keseimbangan shift tersebut seperti pekerjaan 3 atau 4 shift. Pada waktu kerja 3 shift, harus diatur regulasi bahwa setelah shift malam, karyawan harus diliburkan 2 hari. Hal ini ditujukan untuk mengembalikan irama sirkadian karyawan dengan tujuan mencegah penyakit kardiometabolik. Pekerja 3 shift (terutama shift malam) sebaiknya tidak berlangsung lebih dari 5 tahun. Karyawan yang sudah bekerja shift dalam 5 tahun, sebaiknya dipindahkan ke posisi office hour. 

Kebijakan dan sistem pengupahan yang memanusiakan pekerja dapat memengaruhi tingkat kepuasan dan kebahagiaan karyawan. Bila karyawan mendapatkan pengupahan dan sistem kerja yang tidak layak, maka mereka dapat bekerja tidak produktif dan kurang motivasi yang dapat mengganggu kinerja perusahaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun