Cinta sejati itu sederhana. Cinta itu lemah lembut dan penuh kasih, tidak menyakiti, tidak membohongi, tidak bertindak yang tidak sopan, dan tidak menyalahkan. Cinta antara dua orang, pria dan wanita dibentuk atas dasar keinginan untuk memiliki satu sama lain, berusaha untuk bersatu, menerima kelemahan dan kelebihan, dan kemauan untuk berjuang bersama.
Perasaan cinta dapat menjadi ironi bagi seseorang. Perasaan ingin dicintai, disayangi, dan diperhatikan merupakan keinginan dari seseorang yang mencintai. Cinta yang berbalas dan cinta yang saling mengisi pikiran dan hati antar dua individu, yang bersepakat untuk menjalin hubungan atau ikatan cinta bersama. Namun, terkadang cinta yang sangat tulus kepada seseorang ternyata dapat membutakannya. Bila cinta itu tidak tertuju pada orang yang tepat untuknya, maka cinta itu menjadi racun yang mematikan secara perlahan dan merusak dirinya sendiri.Â
Cinta yang jujur dan tulus pada seseorang dapat pula dicederai oleh seseorang yang menerima cinta tersebut. Cinta dicederai dengan sikap yang egois dan angkuh. Seseorang yang tidak tepat tersebut menganggap dirinya layak menerima banyak perhatian dan menuntut orang yang mencintainya memberikan apa yang diinginkannya. Orang yang mencintainya hanyalah alat pemuas kebutuhannya, sedangkan orang yang mencintainya merasa bahwa mungkin ini adalah wujud cinta yang layak diberikan kepada orang yang ia cintai, tetapi ia lupa bahwa dirinya perlahan mengalami banyak luka dari hubungan cinta tersebut. Â
Seringkali cinta sulit dibedakan dengan kebaikan yang memiliki motif tertentu. Sekilas mata memang segala kebaikan dan perhatian yang manis dari seseorang membuat orang yang mendapatkannya merasa ia sangat dihargai dan dicintai. Maka tidak heran bila kebaikan seseorang yang sangat dalam dan berlebihan dalam waktu singkat dapat menembus hati dan pikiran orang yang menerimanya, kemudian kebaikan tersebut melekat penuh pada diri orang tersebut. Ia merasa terlalu nyaman akan kebaikan itu. Perasaan yang nyaman itu pun berubah menjadi keinginan untuk mencintai orang yang memberikan kebaikan padanya.Â
Perasaan cinta yang kuat memenuhi pikirannya dan tidak mampu mencegah hatinya untuk tidak memikirkan orang yang memberikan hal-hal baik itu. Cinta yang berubah menjadi sebuah hubungan saling memiliki itupun ternyata menjadi cinta yang salah. Mungkin ia terlalu cepat mencintai? Mungkin ia terlalu cepat menilai kebaikan itu? Mungkin ia terlalu bergantung pada kebaikan itu?
Sampai saat ini, tidak ada satupun manusia yang mampu membedakan cinta dengan kebaikan yang tulus atau sekedar kebaikan berselimut pecahan kaca. Karakter manusia begitu uniknya. Manusia yang penuh daya manipulasi, mampu memainkan perannya dengan baik di mata orang yang mendapatkan perhatian lebih darinya. Ia tampak sangat memesona, baik, peduli, dan penuh cinta. Disaat orang yang menerima kebaikan darinya terjerat daya manipulasinya, maka orang itu akan mengalami penderitaan mental.Â
Penderitaan mental dapat merusak diri dan kehidupan seseorang. Perlakuan dari orang manipulatif secara tidak sadar mengalirkan racun perlahan-lahan ke seluruh pembuluh darah seseorang, dimana orang itu merasa sulit untuk membedakan antara cinta yang murni dan cinta yang penuh dengan modus. Cinta yang penuh modus sulit dibedakan dengan cinta yang tulus. Hal ini dikarenakan, orang yang memberikan cinta penuh tipu daya terlihat sangat perhatian dan menghargai. Bahkan orang manipulatif hampir terlihat seperti manusia biasa yang baik dan polos, apalagi jika ia memiliki tampilan fisik nice person dan menarik.Â
Pada awal berkenalan, seorang manipulatif akan menunjukkan sifat yang ramah. Sikapnya mampu membuat orang lain terasa nyaman, apalagi yang didekatinya adalah lawan jenis. Usaha pendekatan yang dilakukan si manipulatif hanyalah suatu upaya untuk menunjukkan rasa percaya diri yang berlebihan. Ia akan menghujani banyak perhatian yang seolah-olah itu adalah cinta yang tulus kepada lawan jenis, yang biasa kita kenal dengan love bombing. Si manipulatif menjerat orang lain dengan segala kebaikan dan perhatian yang ia berikan dan orang lain itu akan merasa sangat dicintai.Â
Bentuk tipu daya ini pada awalnya akan sulit dipahami. Sebagai manusia, perasaan untuk dicintai membuat diri lebih berharga. Seiring berjalannya waktu, perasaan itu menjadi cinta. Keinginan memiliki dia yang tampak mencintai, dengan jalan mewujudkan kesepakatan hubungan ke arah yang lebih serius dengan si manipulatif tersebut. Maka hubungan yang diharapkan berjalan dengan penuh kebaikan dan kebahagiaan malah menorehkan luka.
Adapula seorang manipulatif yang berkenalan dengan cara yang tidak pantas. Ia mengucapkan kata-kata yang tidak sopan di hari ini, namun di hari berikutnya ia bertutur kata baik dan manis. Perilakunya juga menunjukkan individu yang berwibawa, berpendidikan, dan bertanggung jawab. Sikap manipulatif ini paling banyak dilakukan oleh pria. Tetapi tidak menutup kemungkinan seorang wanita juga dapat menjadi seorang manipulatif.Â
Hubungan cinta dengan seorang manipulatif sungguh sulit dipahami. Pada awalnya kita akan menyangkal bahwa hubungan yang dijalani tidak sehat. Hubungan yang tidak sehat menunjukkan banyak ciri. Adapun ciri yang khas dimana Anda menjadi sangat mudah cemas dan ragu. Maksudnya disini, dalam hubungan yang sedang Anda jalani tersebut, menunjukkan banyak sifat dan perilaku dari pasangan Anda, menimbulkan keraguan dan kecemasan pada diri Anda sendiri. Kecemasan dan keraguan tersebut paling sering Anda alami saat dia mulai berperilaku menjauhkan diri dari Anda tanpa alasan, melakukan silent treatment mendadak dan dalam waktu lama, bersikap sangat cuek, atau bersikap ekstrim dengan menunjukkan kekerasan fisik dan verbal.Â
Perilaku manipulatif paling sering terjadi pada hubungan cinta jarak jauh atau LDR ( long distance relationship), namun tidak menutup kemungkinan hubungan jarak dekat juga mengalaminya. Pada awal tahun pertama hubungan LDR, hubungan tersebut tampak baik-baik saja, namun setelah beberapa tahun, sikap si manipulatif akan mulai terlihat. Ketika ia merasa bahwa apa yang diinginkannya tidak tercapai maka ia akan menunjukkan sikap aslinya.Â
Sebagai contoh, pria manipulatif dalam hubungan LDR, terlihat memperjuangkan pasangannya dengan mengorbankan waktu dan materi untuk mengunjungi pasangannya. Tetapi saat bertemu dengan pasangannya, ia mulai berperilaku sangat manis dengan merayu pasangannya untuk melakukan hal tidak sopan atau terlewat batas. Pada awalnya si wanita mungkin akan terkejut dengan perubahan sikap si pria. Sebagai wanita yang menjaga kehormatannya, ia pun menolak untuk berhubungan lebih jauh, tetapi masih menjaga hubungan cintanya tersebut.Â
Pada saat itu si pria akan menunjukkan ekspresi kecewa dengan wajah yang kesal. Beberapa kali ia terlihat hendak memanfaatkan si wanita, namun si wanita tidak mengiyakan permintaannya. Maka pada suatu waktu, sifat asli si pria manipulatif akan terlihat jelas, saat ia berpamitan pulang dengan si wanita, ia akan bersikap cuek di whatsap dengan jawaban kata-kata yang singkat. Dari sini, tanda bahwa ia seorang manipulatif sudah terlihat.Â
Namun, Anda sebagai wanita mencoba memaafkan sikap tidak sopan pria Anda dan memakluminya, karena mungkin itu sebagai kebutuhan biologis dari seorang pria dewasa yang cukup wajar bagi Anda. Maka waktu pun berlalu, di suatu hari, si pria kembali menunjukkan sikap aneh dengan menarik diri dari si wanita. Beberapa hari ia tidak menanyakan kabar si wanita dan ketika si wanita mengirimkan whatsap kepadanya, ia hanya membalas seperlunya.Â
Maka si wanita berusaha untuk meluluhkan hati si pria kembali dan hubungan tersebut pun membaik. Hal ini berlangsung berulang dan bagaikan lingkaran setan. Sewaktu-waktu si wanita merasa kebingungan akan sikap si pria yang aneh, terkadang si pria berkata tidak sopan, terkadang menarik diri, terkadang melakukan silent treatment, tetapi dia bisa tiba-tiba muncul dalam keadaan baik seolah-olah tidak terjadi apa-apa, dimana ia kembali bersikap baik dan manis kepada si wanita. Hal ini terjadi secara berulang-ulang bagaikan lingkaran setan yang tiada ujungnya.Â
Saat si pria bersikap menjauh tanpa kejelasan atau terkadang bersikap tidak sopan, si wanita merasa gelisah dan ia mulai merasa bahwa dirinya mungkin telah melakukan kesalahan yang membuat si pria bersikap diam dan menjauh. Seringnya tindakan si pria ini semakin membuat si wanita berpikiran negatif. Ia mulai merasa rendah diri dengan menyalahkan diri sendiri dan berharap si pria akan kembali bersikap baik. Maka si wanita akan kembali mengulang tindakannya untuk menarik perhatian si pria kembali membalik kepadanya
Ilustrasi diatas mungkin pernah atau sedang Anda alami. Sikap diam pria tanpa sebab secara umum dapat diartikan bahwa ia sedang mengalami suatu masalah, dimana ia bersikap menarik diri dan diam untuk menyelesaikan masalahnya. Sikap ini memang banyak dilakukan pria dalam menghadapi masalahnya, namun bila sikapnya terlalu sering dan mendominasi hubungan, maka sikap ini dapat membuat hubungan dengan pasangannya menjadi tidak sehat.Â
Seringkali bersikap diam dan menjauh bukanlah cara yang bijak dalam menanggapi suatu masalah. Masalah yang dihadapi perlu dibicarakan dengan pasangan untuk mencari solusi bersama. Membicarakan pikiran dan perasaan kepada pasangan merupakan bentuk kedewasaan dari sebuah hubungan. Mengungkapkan segala hal baik itu aktivitas sehari-hari dalam pekerjaan, menanyakan kondisi satu sama lain, dan saling bertukar sudut pandang akan suatu hal, dapat menjadikan hubungan semakin erat dan harmonis.
Komunikasi merupakan obat terbaik dalam semua hubungan antar manusia. Komunikasi dapat membuka diri satu sama lain. Komunikasi yang buruk seperti mendiamkan pasangan, berkata tidak sopan dan berkata kasar yang merendahkan, dapat merusak mental pasangan.Â
Komunikasi yang sangat buruk lebih banyak mencederai hubungan. Sikap mendiamkan pasangan bukan lagi tindakan yang pantas dilakukan oleh seorang pria atau wanita dewasa. Sikap mendiamkan hanyalah bentuk emosi kekanak-kanakan yang buruk. Apalagi bila sikap mendiamkan ini sangat rutin dilakukan oleh pasangan, maka sudah pasti dia adalah orang manipulatif.Â
Perilaku silent treatment banyak dilakukan oleh pria terhadap wanita sebagai bentuk hukuman mental. Sebagai wanita kita akan mempertanyakan apa yang salah dari diri kita sehingga pasangan mendiamkan kita. Pesan yang dikirimkan kepadanya hanya dijawab dengan satu kata atau satu kalimat singkat, ia tidak menanyakan keadaan kita, dan ia juga terlihat tidak peduli. Pada saat itu pikiran kita menjadi cemas dan gelisah, bahkan membuat kita sulit tidur karena terlalu dalam memikirkan pasangan yang mendiamkan kita.Â
Anehnya suatu ketika si pria kembali bersikap baik dan manis seolah tidak terjadi apa-apa. Perilakunya ini berulang dan sulit diprediksi. Dari sini, kita dapat menyadari bahwa kehancuran mental kita diakibatkan oleh sikap pria yang manipulatif. Seringkali ini menjadi salah satu tanda bahwa si manipulatif berhasil membuat kita bergantung secara mental kepadanya. Di saat si pria bersikap baik dan manis, kita akan merasa bahagia dan inilah yang membuat kita terlalu melekatkan emosi kepadanya.Â
Perasaan seperti dicintai dan sikap baik orang ini membuat buruknya perilaku dia seolah tertutupi begitu saja. Baiklah, cinta yang tulus itu menerima kelemahan dan kelebihan pasangan, tetapi bukan berarti menerima keburukan pasangan. Perilaku seseorang yang buruk terhadap pasangannya menunjukkan dengan jelas bahwa orang tersebut sangat manipulatif.
Terlepas dari penyimpangan karakter manusia seperti NPD (narsistic personality disorders), sikap manipulatif tidak harus selalu terlihat seperti karakter NPD pada umumnya. Pada karakter NPD terlihat jelas bahwa ia impulsif, mendominasi, mengekang, meminta perhatian, memeras, dan sebagainya. Sikap manipulatif dari orang yang tidak terlihat seperti NPD dapat dijelaskan dari pengaruhnya terhadap diri kita.Â
Orang yang manipulatif biasanya merupakan orang yang insecure, memiliki trauma masa lalu akan suatu hubungan, menganggap pasangan harus lebih banyak memperhatikan dia, dan bersikap tidak dewasa. Orang manipulatif seringkali membuat pasangannya bingung dan cemas. Sikapnya ini dikarenakan ia belum selesai dengan dirinya sendiri, ia merasa apa yang dilakukannya adalah hal yang wajar dan tepat. Apalagi ia merasa mampu mengendalikan pasangannya. Maka ia pun dapat memberikan hukuman mental pada pasangannya itu.Â
Bila dalam hubungan itu membuat Anda merasa kecewa, bersedih, murung, cemas, gelisah, stres, sulit tidur, insecure, dan ragu, maka Anda telah dimanipulasi oleh pasangan Anda. Hubungan itu telah merubah diri Anda sepenuhnya, dimana Anda sulit berkonsentrasi, kehilangan semangat dalam beraktivitas, dan tidak percaya diri. Setiap hari di pikiran Anda hanya ada dia dan dia.Â
Pikiran Anda juga terlalu banyak diisi dengan pandangan yang buruk mengenai hubungan Anda dengan dia. Anda juga kehilangan kendali untuk bersikap, sehingga Anda merendahkan diri untuk menanyai dia terus-menerus dan Anda berusaha untuk mengembalikan hubungan atau bahkan Anda meminta maaf padanya. Padahal Anda tidak melakukan kesalahan. Inilah yang terjadi pada diri Anda, bahwa Anda telah dimanipulasi.
Sikap baik seseorang tidak dapat dijadikan patokan untuk membuat Anda bahagia. Perasaan dicintai dan mencintai bukanlah tujuan untuk bahagia. Kita seringkali salah mengartikan hubungan cinta yang diikat dengan komitmen bersama akan membahagiakan satu sama lain. Kebahagiaan tidak dapat bergantung pada pasangan. Kebahagiaan juga tidak dapat bergantung kepada perbuatan baik dan mendapatkan perhatian.Â
Kebahagiaan hanya dapat dibentuk dalam diri kita. Kita yang menghargai dan mencintai diri kita dengan baik dan tidak berlebihan adalah cara untuk bahagia. Ketika kita dapat mencintai diri kita dengan lebih baik, dimana kita berusaha meraih impian, mempelajari keterampilan baru, melakukan hobi yang produktif, memperhatikan penampilan, makan makanan yang sehat, rutin berolahraga, dan memiliki pertemanan yang baik, maka inilah bentuk dari kebahagiaan itu sendiri. Kita dapat menjadi diri sendiri, percaya diri, bersemangat, optimis, dan pikiran lebih tenang.
Saat diri kita merasa jauh lebih baik, mental sehat, dan bahagia, maka aura baik kita akan mempengaruhi kehidupan kita. Pekerjaan lebih baik, hubungan dengan orang lain lebih baik, dan segala hal menjadi lebih baik. Inilah yang membuktikan bahwa diri kita layak mendapatkan orang yang lebih tepat.
Kembali lagi pada pengertian cinta. Cinta yang tulus tidak akan menyakiti. Seseorang yang tulus mencintai pasangannya tidak akan mampu untuk menyakiti pikiran dan perasaan pasangannya. Justru ia sangat dewasa dalam memperlakukan pasangannya. Ia tidak akan membuat pasangannya khawatir, tidak akan membuatnya bersedih, tidak akan membuatkan bingung, tidak melecehkannya, dan tidak membebaninya. Seorang yang mencintai rela berkorban dan berusaha untuk pasangannya. Demikian pula kedua individu yang saling tulus mencintai.
Banyak tokoh masyarakat kita yang mencerminkan hubungan cinta yang tulus seperti kisah Pak Habibie dan Ibu Ainun, Pak SBY dan Ibu Ani, dan sebagainya. Mereka merupakan gambaran bahwa hubungan cinta itu sederhana, saling mengerti, saling memahami, dan saling mengasihi.
Bila Anda mengalami banyak kesedihan dan kehilang diri Anda dalam sebuah hubungan, itu artinya Anda telah mencintai orang yang salah. Sebaiknya, bila hubungan itu masih sebatas pacaran, segera akhiri, hal ini akan jauh lebih baik dan dapat membuat Anda lebih bahagia. Anda pun dapat kembali menjadi diri sendiri, menemukan diri Anda yang hilang, dan Anda sangat berharga. Jangan terlalu berharap dia akan membahagiakan Anda. Jangan pula terlalu fokus melihat kebaikan dia.Â
Sekali lagi perlu kita ingat bahwa, sikap baik seseorang itu sulit diukur. Setiap sikap baik hanyalah sikap baik, hal ini tidak menjamin bahwa kebaikan yang diberikan adalah wujud dari rasa cinta. Maka dari itu, perhatikan hubungan itu secara keseluruhan, bila Anda lebih banyak tenggelam dalam kekhawatiran dan kebingungan sampai sulit berkonsentrasi, penurunan semangat, dan sulit tidur, akhiri saja hubungan itu. Anda pun tidak perlu menunggu dia untuk mengakhiri hubungan. Bila dia terus mendiamkan Anda, sebaiknya Anda segera menghapus dan block kontaknya untuk mencegah ia kembali kepada Anda. Anda dapat segera pergi, melangkah keluar, kemasi smua barang-barang yang dia berikan, dan block semua sosial medianya.Â
Move on atau melangkah maju adalah bentuk kesungguhan untuk keluar dari hubungan yang toxic. Carilah bantuan profesional untuk menghadapi diri Anda sendiri. Move on membutuhkan waktu, tidak dapat berlangsung cepat, dan Anda pun perlu memproses semua yang terjadi. Anda dapat menuangkan segala kegelisahan Anda setiap hari di buku diari, membuat list kegiatan baru, mencoba menemukan teman yang dapat mendengarkan keluh kesah Anda, pergi traveling/berlibur, mengikuti kursus keterampilan atau belajar bahasa baru, berolahraga dan bahkan Anda juga dapat mengikuti kegiatan relawan lingkungan hidup.Â
Demikianlah tulisan ini saya bagikan, bahwa setiap dari kita sangat berharga. Janganlah terlalu memaksakan diri untuk bertahan dengan seseorang yang memperlakukan Anda seenaknya. Anda adalah orang yang berharga dan Anda layak mendapatkan seseorang yang dapat mencintai Anda dengan tulus.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H