Mohon tunggu...
Fisio Yuliana
Fisio Yuliana Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Praktisi Fisioterapi

Perkuat literasi dengan membaca! Sebuah Halaman yang membagikan kualitas kesehatan mental, gerak tubuh, dan hubungan manusia. Bacalah 1 artikel setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Berdamai dengan Nyeri pada Lutut

26 Oktober 2024   10:38 Diperbarui: 26 Oktober 2024   10:40 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: https:/ortopaedicprinciples.com

Nyeri lutut menunjukkan tanda bahwa struktur pada lutut mengalami masalah. Permasalahan tersebut dapat berupa kondisi pengapuran (osteoarthritis), cedera meniskus, condromalacia patella, jumpers knee, tendonitis hamstring, ACL ligament tear, os good schaller disease, fat pad syndrome, vastus medialis pain, dan vastus lateralis pain. Berbagai kondisi tulang rawan, sendi, otot, tendon, ligament, dan bursa yang terdapat pada lutut mengalami kondisi traumatik atau degeneratif. Kondisi traumatik disebabkan oleh cedera langsung maupun tidak langsung dan kondisi degeneratif dikarenakan faktor penuaan. 

Sebagian besar nyeri lutut dirasakan oleh orang lanjut usia. Pada usia di atas 40 tahun banyak orang mengalami osteoarthritis (pengapuran) tulang rawan sendi pada lutut. Penyebab pengapuran lutut yaitu berat badan berlebih, kebiasaan sedentary, kurangnya kalsium, menopause, dan autoimun. Wanita lebih banyak mengalami pengapuran pada lutut daripada pria.

Sumber gambar: https:/www.ar.inspiredpencil.com
Sumber gambar: https:/www.ar.inspiredpencil.com

Osteoarthritis (pengapuran) lutut yaitu terjadinya pengeroposan tulang rawan pada sendi lutut. Pertemuan antara tempurung lutut, ujung tulang paha bagian bawah, dan ujung tulang kering bagian atas bertemu membentuk sendi lutut, pada ujung tulang ini terdapat tulang rawan sendi, demikian pula pada permukaan bawah tempurung lutut. Di ujung salah satu tulang rawan terjadi pengeroposan dimana permukaan tulang rawan menjadi kasar. Sendi lutut ini diikat oleh berbagai ligamen dan tempat melekatnya sejumlah tendon (kepala otot) dari paha dan tungkai bawah. Tulang rawan lutut seringkali mudah mengalami pengeroposan yang disebabkan oleh sejumlah faktor yang disebutkan di atas. Adapun dampak dari pengeroposan tulang rawan sendi yaitu nyeri, bengkak, kekakuan sendi, dan keterbatasan gerak menekuk lutut. 

Sumber gambar: https:/www.verywellhealth.com
Sumber gambar: https:/www.verywellhealth.com

Cedera meniskus yaitu adanya pengelupasan pada bantalan sendi yang berada pada permukaan ujung tulang kering . Bantalan sendi ini berbentuk huruf C besar pada bagian sisi dalam dan c kecil pada bagian sisi luar. Pengelupasan meniskus dapat terjadi karena gerakan lutut yang memutar secara mendadak. Cedera meniskus paling banyak dialami oleh pemain sepak bola, basket, dan bulu tangkis. Sejumlah tanda cedera meniskus yaitu nyeri, lutut terkunci pada posisi menekuk yang sulit diluruskan, dan keterbatasan gerak lutut. 

Sumber gambar: https:/depositphotos.com
Sumber gambar: https:/depositphotos.com

Chondromalacia patella yaitu terjadinya iritasi pada tempurung lutut yang bergesekan dengan tulang paha dan tulang kering. Pergesekan ini dapat membuat tulang rawan pada tempurung mengalami pengelupasan. Chondromalacia mirip dengan pengapuran lutut, namun chondromalacia dialami oleh orang muda mulai dari remaja hingga usia di bawah 40 tahun. Kondisi ini dapat disebabkan oleh kebiasaan aktivitas olahraga melompat dan naik turun tangga yang berlebihan. Tanda jelas dari chondomalacia patella yaitu nyeri, bengkak, sulit menekuk lutut, dan keterbatasan gerak lutut.

Sumber Gambar: https:/ortopaedicprinciples.com
Sumber Gambar: https:/ortopaedicprinciples.com

Jumpers knee merupakan peradangan pada tendon (kepala) otot paha depan (tendonitis quadriceps) yang melekat tepat di bawah tempurung lutut. Disebut jumpers knee karena peradangan tendon paha depan disebabkan oleh aktivitas melompat dan berlari yang berlebihan dimana terjadi iritasi pada serabut tendon quadriceps tersebut. Tanda jelas dari jumpers knee yaitu nyeri pada bagian bawah tempurung dan keterbatasan gerak lutut.   

Sumber gambar: https:/infinitehealthgroup.com.au
Sumber gambar: https:/infinitehealthgroup.com.au

Tendonitis hamstring yaitu terjadinya peradangan pada tendon (kepala otot) pada bagian paha belakang yang melekat tepat di belakang lutut. Peradangan ini disebabkan oleh iritasi serabut tendon hamstring. Keadaan ini dapat disebabkan oleh aktivitas berlari, melompat, mengangkat beban, dan sebagainya, yang mencederai tendon hamstring. Adapun gejala khasnya terdapat nyeri pada lipatan paha belakang disertai keterbatasan gerak lutut. 

Sumber gambar: https:/kidshealth.org
Sumber gambar: https:/kidshealth.org

ACL ligament tear yaitu kondisi dimana terjadinya iritasi pada ligament ACL yang mengikat sendi lutut bagian depan. Robeknya ACL dapat disebabkan oleh olahraga dengan gerakan melompat kemudian mendarat dengan menekuk lutut dan memutar. Tanda khas bahwa terjadinya kerobekan pada ligament ACL yaitu adanya rasanya nyeri, bengkak, kesulitan meluruskan lutut, dan keterbatasan gerak lutut. Cedera ligament ACL sering terjadi pada atlet dalam olahraga apapun yang banyak melakukan gerakan melompat, berlari, dan memutar lutut. 

Sumber gambar: https:/centralperformance.com.au
Sumber gambar: https:/centralperformance.com.au

Os good schaller disease merupakan penonjolan pada tulang kering tepat di bawah lutut, penonjolan ini disebabkan oleh tarikan tendon quadriceps yang berlangsung cepat dan repetitif. Penonjolan tulang ini menyebabkan nyeri dan bengkak serta sulit menempelkan kedua lutut rata ke lantai. Hal ini dialami pada remaja di antara usia 11 tahun hingga 16 tahun, dimana mereka banyak melakukan olahraga melompat dan berlari. 

Sumber gambar: https:/www. cureus.com
Sumber gambar: https:/www. cureus.com

Fat pad syndrome yaitu adanya iritasi pada lemak bursa di lutut. Iritasi ini mengakibatkan rasa nyeri, bengkak, dan kekakuan pada lutut. Keadaan ini banyak disebabkan oleh olahraga melompat dan berlari. Pada hasil MRI lutut, fat pad lutut ini dapat terlihat bengkak dan robek mikroskopis. 

Tendonitis vastus medialis dan vastus lateralis yaitu adanya peradangan pada tendon (kepala otot) paha dalam (vastus medialis) yang menempel tepat di sisi dalam lutut, dan paha luar ( vastus lateralis) yang menempel tepat pada sisi luar lutut. Peradangan tendon ini disebabkan oleh iritasi pada serabut tendon otot yang dapat terjadi pada tendon vastus medialis dan vastus lateralis. Adapun aktivitas seperti berlari dan mengangkat beban banyak mencederai tendon otot ini. Gejala khas dari cedera tendon ini yaitu adanya nyeri pada sisi dalam lutut (vastus medialis) dan atau sisi luar lutut (vastus lateralis) dan disertai dengan keterbatasan gerak lutut. 

Berbagai kondisi lutut di atas secara keseluruhan menyebabkan nyeri pada area lutut. Adanya nyeri yang dirasakan mengakibatkan rasa takut untuk menggerakan lutut. Hal inilah yang menimbulkan kekakuan pada lutut. Pada nyeri akut yang terjadi pada hari pertama hingga 4 hari biasanya akan terasa intensitas nyeri yang tinggi disertai bengkak dan sulit menekuk dan atau meluruskan lutut. 

Pada nyeri akut, gerak lutut dibatasi dengan menggunakan brace atau penyangga lutut. Meminimalkan gerak lutut pada nyeri akut bertujuan untuk mengurangi kerobekan/ iritasi/penekanan lebih lanjut pada bagian jaringan lutut tersebut, meningkatkan perbaikan jaringan, dan mempercepat penurunan nyeri pada bagian yang mengalami cedera. Setelah nyeri akut berakhir dimana masuk pada nyeri sub akut di minggu pertama hingga 2 minggu cedera, disinilah masa yang baik untuk menstimulasi otot dan meningkatkan gerak sendi lutut. 

Kondisi cedera pada lutut menimbulkan keterbatasan gerak lutut sehingga seseorang sulit berjalan, beraktivitas, membersihkan diri, dan bekerja. Cedera lutut dengan nyeri akut dapat menggunakan alat bantu berjalan seperti kruk. Saat menapakkan kaki ke lantai dapat menggunakan tumpuan pada ujung jari kaki (berjinjit) dan menapakkan seluruh telapak kaki dengan perlahan. Saat berjalan keadaan lutut akan dibuat menekuk, keadaan ini merupakan cara atau refleks alami setiap manusia saat mengalami nyeri akut pada lutut. Pada masa sub akut, sangat disarankan untuk lebih banyak beristirahat untuk mempercepat perbaikan jaringan yang mengalami iritasi dan tetap menggerakan telapak kaki dengan gerakan memompa untuk mengalirkan sirkulasi darah yang cepat dalam memperbaiki jaringan lutut yang mengalami cedera. 

Pertolongan yang dapat dilakukan pada nyeri akut yaitu dengan pendekatan PEACE and LOVE ( protection, elevation, avoid anti inflammatory modalities, compression, education and load, optimism, vascularization, exercise). Adapun pendekatan ini merupakan uraian langkah anjuran yang dapat dilakukan untuk mempercepat perbaikan/penyembuhan jaringan yang mengalami cedera. Sedangkan pendekatan dengan metode PRICE (protection, rest, ice, compression, elevation) masih cukup efektif dilakukan, walaupun ketentuan dari PRICE banyak mengalami kontra pendapat antar peneliti di bidangnya. Secara umum inti dari kedua pendekatan ini yaitu menghindari kerusakan jaringan yang lebih luas pada area cedera dan proses penyembuhan jaringan yang optimal. 

Pendekatan antara PEACE and LOVE dan PRICE merupakan dua konsep yang membedakan pandangan dari avoid anti inflammatory dan ice. Pada konsep PEACE, ditekankan untuk menghindari modalitas apapun yang mencegah proses inflamasi/peradangan seperti penggunaan kompres es pada area cedera sesuai konsep PRICE. Pada proses inflamasi, terjadi pendarahan di area jaringan, maka penggunaan es akan mengganggu proses alami dari peradangan itu sendiri. Saat terjadi perlukaan jaringan, maka sel darah putih akan keluar menutupi jaringan yang robek. Rasa sakit yang terjadi merupakan hal wajar. Inilah yang ditentang dari konsep PEACE and LOVE. Namun hingga kini, penggunaan kompres es masih cukup relevan mengurangi rasa nyeri dan pembengkakan pada jaringan yang mengalami cedera di proses awal/ akut. 

Agar dapat memahami kedua pendekatan di atas, penulis menjelaskan dengan bahasa sederhana. Pendekatan ini dapat Anda terapkan bila mengalami cedera. Apapun cedera yang terjadi, baik itu keseleo, terjatuh, terbentur, dan tertarik, namun dengan catatan tidak terdapat luka terbuka dan dipastikan tidak terjadi patah tulang atau putusnya jaringan pada otot, ligamen, dan tendon. 

Pendekatan PEACE and LOVE. 

Protection = segera lindungi bagian yang cedera dengan beristirahat atau menggunakan alat bantu berjalan misalnya kruk atau kursi roda. Jangan tumpu area yang cedera saat berdiri atau berjalan.

Elevation = angkat tinggi bagian tubuh yang cedera setinggi jantung saat berbaring di kasur. Misalnya cedera pada lutut, maka sanggah belakang paha hingga ujung kaki dengan guling atau bantal dan buat lebih tinggi dari jantung.

Avoid anti inflammation modalities = hindari segala bentuk modalitas yang mengganggu proses peradangan misalnya kompres es, kompres hangat, baluran minyak-minyak panas, salep anti nyeri, inframerah, dan sebagainya.

Compression= kompresi bagian yang cedera dengan perban/bidai/bandage/brace untuk mencegah perlukaan lebih luas dan menekan vaskularisasi jaringan. 

Education= biasanya edukasi ini diberikan oleh fisioterapi atau dokter kepada Anda untuk memastikan Anda dapat memahami cara untuk menangani cedera secara mandiri serta hal apa saja yang harus Anda hindari. Beristirahat selama 4 hari pertama sangat dianjurkan untuk memberi kesempatan kesembuhan pada jaringan dengan proses vaskularisasi yang alami. 

Load= pembebanan dapat diberikan secara dini setelah 3 hari cedera dengan berdiri menapakan kaki berpegangan. 

Optimism= bersikap optimis dapat memberikan motivasi yang mempercepat proses rehabilitasi atau recorvery Anda.

Vascularization= pemberian stimulasi pada otot dengan mengaktifkan kontraksi otot melalui aktivasi mengedutkan otot paha depan, paha belakang, otot bokong, dan otot kaki pada cedera lutut. Aktivasi kontraksi otot dapat meningkatkan vaskularisasi jaringan yang mengalami cedera sehingga mempercepat proses perbaikan jaringan serta menghindari keterbatasan gerak sendi dan kelemahan otot. 

Exercise = berbagai tahapan latihan dilakukan pada tahap awal setelah fase nyeri akut berakhir (setelah 3 hari). Latihan dimulai dari aktivasi otot, peningkatan gerak sendi, peningkatan kekuatan otot, daya tahan otot, pembelajaran aktivitas sehari-hari hingga kembali ke sport dan atau bekerja. 

Pendekatan PRICE

Protection = lindungi bagian cedera dengan berjalan menggunakan alat bantu.

Rest = beristirahatlah selama 3 hingga 4 hari.

Ice = kompres bagian yang cedera dengan es selama 15 menit dapat diulang setelah 3 jam sekali.

Compression= penekanan pada bagian cedera dengan perban/bidai/bandage/brace. 

Elevation = tinggikan kaki lebih tinggi dari jantung saat tidur terlentang. Gunakan bantal untuk meninggikan kaki.

Salah satu konsep di atas dapat Anda pergunakan. Namun konsep PEACE and LOVE lebih mendetail. Hanya saja memang masih terdapat kontroversial terkait penggunaan kompres es pada area cedera. Terlepas dari kontroversial ini, sejauh pengalaman klinisi penulis, penggunaan kompres es masih efektif untuk mengurangi pembengkakan jaringan dan menurunkan persepsi nyeri. Secara fisiologi, proses peradangan jaringan yang cedera akan terhambat, sehingga menurunkan rasa nyeri yang membuat penderita sulit tidur. Tujuan kompress es pada area yang mengalami peradangan yaitu mengurangi bengkak dan nyeri. 

Saat masa nyeri akut dan sub akut berakhir yaitu pada masa setelah 2 minggu, banyak orang yang masih merasa takut untuk menggerakan lututnya. Mereka juga masih berjalan pincang dan berusaha untuk tidak menekuk dan meluruskan lutut karena rasa takut. Sebenarnya, nyeri lutut memang masih akan terasa setelah 2 minggu, namun intensitas nyeri tersebut sudah jauh menurun dibandingan periode 2 minggu awal. Pada masa peralihan nyeri ke sub akut yaitu di hari kelima, sebenarnya sudah saatnya memperbaiki cara berjalan dan belajar menekuk dan meluruskan lutut secara perlahan. Saat awal cedera ada baiknya segera mendatangi dokter spesialis ortopedi atau fisioterapi praktik mandiri untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. 

Pendekatan PEACE and LOVE pada bagian LOVE, yaitu O (optimism) erat kaitannya dengan bagaimana individu menghadapi rasa nyeri dan keterbatasan aktivitas akibat cedera pada lutut. Sikap yang optimis mampu membangun harapan akan kesembuhan/ pemulihan dari cedera. Sikap optimis meningkatkan kepercayaan diri dan semangat untuk menjalani proses pemulihan melalui program rehabilitasi fisik. Sikap optimis yang telah dibentuk dengan kuat dapat membantu hubungan kerjasama yang baik antara individu dengan fisioterapis dalam program latihan rehabilitasi. Dimana yang selanjutnya V (vascularization) dari LOVE bertujuan meningkatkan proses penyembuhan jaringan dengan meningkatkan vaskularisasi sehingga terjadi perbaikan pada jaringan dengan menutup bagian yang mengalami perlukaan. Vaskularisasi dapat dicapai dengan bantuan modalitas elektrofisika seperti ultrasound, TENS, infrared, MWD, dan SWD, serta latihan aktivasi otot dengan mengkontraksikan otot, proprioseptif dengan latihan menumpukan satu kaki di lantai, dan latihan isotonik dan isometrik. Selanjutnya E (exercise) dari LOVE dilakukan secara bertahap dimulai pada fase vaskularisasi, latihan fase 2 hingga 4,5 atau 6 tergantung program latihan yang ditujukan pada bagian jaringan lutut yang mengalami cedera.

Cedera pada sendi, ligamen, meniskus, bursa, dan tulang rawan sendi mengalami proses rehabilitasi yang lebih intensif karena struktur jaringan lunak ini minim pembuluh darah merah sebagai vaskularisasinya, sehingga proses penyembuhan jaringan akan berlangung lebih lama. Program latihan mampu mempercepat proses perbaikan jaringan lunak tersebut dengan bantuan vaskularisasi jaringan di sekitarnya seperti otot. Oleh karena itu, latihan sangat penting dalam proses penyembuhan jaringan. Latihan mampu meningkatkan kekuatan jaringan, mengembalikan kelenturan jaringan, dan mengembalikan fungsi dari jaringan tersebut sehingga  memperbaiki dan meningkatkan kualitas gerak lutut. 

Perlunya kita berdamai dengan rasa nyeri pada lutut untuk meningkatkan sikap optimis akan kesembuhan. Pengapuran lutut (osteoarthritis) merupakan kondisi yang sering menjadi perhatian dunia medis saat ini. Dari struktur jaringan tulang rawan yang mengalami pengeroposan memang sulit mengalami perbaikan. Dimana perlukaan jaringan di sekitar lutut yang dicederai oleh permukaan tulang rawan yang kasar menimbulkan nyeri, cairan di sekitar lutut menumpuk sehingga lutut terasa kaku, sendi berbunyi (krepitasi) ketika lutut ditekuk dan diluruskan. Akibat dari pengapuran lutut, selain nyeri, terjadi kelemahan otot, peradangan terus-menerus, dan kekakuan sendi. 

Melalui latihan, lutut yang mengalami pengapuran akan menjadi lebih kuat, rasa kaku menurun, dan peradangan menurun disertai dengan peningkatan fungsi lutut itu sendiri. Bila kita terlalu membatasi gerak lutut dengan takut bergerak karena rasa nyeri, maka tubuh kita akan semakain lemah, penurunan kualitas aktivitas fisik seperti berjalan dan naik turun tangga. Maka dari itu, separah apapun kondisi pengapuran tersebut selama seluruh tulang rawan tidak mengalami kerusakan menyeluruh, latihan fisik dapat membantu meningkatkan kualitas gerak dan fungsi lutut. 

Sumber: https:/www.unsplash.com
Sumber: https:/www.unsplash.com

Dengan belajar berdamai dengan kondisi nyeri pada lutut, baik itu pengapuran dan cedera jaringan lutut, maka terjadi peningkatan kualitas hidup. Rasa cemas, frustasi, bingung, gelisah, dan sedih yang kita rasakan karena kondisi lutut, tidak dapat terus-menerus kita ratapi. Memelihara kesedihan karena rasa nyeri dapat menurunkan sikap optimis. Penyembuhan akan semakin lama dan kita akan menjadi ketergantungan dengan bantuan orang-orang di sekitar untuk beraktivitas. Tentu saja, hal ini banyak dialami oleh sebagian besar orang yang takut bergerak karena rasa nyeri. Mereka lebih baik dibantu saat berdiri, berjalan, dan bergerak. mereka juga sulit membersihkan diri, berpakaian, dan sebagainya. Semua aktivitas dibantu orang di sekitarnya baik itu pengasuh dan keluarga. 

Pemulihan gerak dan fungsi lutut dapat dilakukan oleh individu usia berapapun asalkan dari dalam hatinya terdapat niat dan semangat untuk pulih. Seseorang dalam kondisi pengapuran lutut di usia pertengahan dan usia lanjut juga dapat mengalami peningkatan kualitas gerak dan fungsi lutut. Mengikuti program latihan rehabilitasi fisik yang dibantu oleh fisioterapi dapat segera memulihkan kondisi individu tersebut. 

Sumber gambar: https:/www.unsplash.com
Sumber gambar: https:/www.unsplash.com

Pemulihan dengan penerapan latihan fisik dapat membantu Anda kembali bekerja, berolahraga, dan melakukan hobi. Rasa percaya diri, semangat, dan optimis harus selalu dipupuk. Oleh karena itu, berdamai dengan rasa nyeri dan berusahalah untuk kembali bergerak bebas. Demikian tulisan ini, semoga dapat meningkatkan kepercayaan diri Anda dalam menghadapi nyeri pada lutut. Tetap berusaha untuk kembali pulih dan selalu optimis. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun