Mohon tunggu...
Fisio Yuliana
Fisio Yuliana Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Praktisi Fisioterapi

Perkuat literasi dengan membaca! Sebuah Halaman yang membagikan kualitas kesehatan mental, fisik, gerak tubuh, dan hubungan manusia. Bacalah 1 artikel setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Silent Treatment Pria, Senjata Pembunuh Psikologis Wanita

26 September 2024   16:38 Diperbarui: 26 September 2024   23:27 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi silent treatment (Unsplash)

Pria cenderung memendam segala permasalahannya yang hanya ingin dia cari solusinya sendiri. Biasanya mereka memang menceritakan permasalahannya kepada wanita atau pasangannya, namun seringkali wanita sangat menggurui dan tukang memberikan solusi. 

Maka dari itu, pria merasa tidak berharga, tidak becus, dan tidak dapat dipercaya dalam menyelesaikan masalahnya sendiri. Ketika mereka sudah sangat jenuh dengan sifat wanita yang terlalu cerewet, maka mereka akan menjauh dan menghilang dalam waktu yang cukup lama.

Hal inilah yang sangat buruk dari sifat asli pria. Jika kita memang ingin memahami sifat pria satu ini, berarti kita harus siap menderita secara psikis akan tindakannya. Biasanya pria yang terlalu sering melakukan silent treatment kepada pasangannya, pria tersebut terlihat jahat di mata wanita/pasangannya. 

Wanita akan berpikir negatif di mana mereka merasa selalu berbuat salah, rendah diri, dan mengalami kesedihan mendalam. Bahkan banyak wanita patah hati karena perlakuan silent treatment pria.

Ada pula pria yang sengaja melakukan aksi silent treatment setelah memborbardir si wanita akan perhatian, kasih sayang, hal-hal romantis, dan sebagainya selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, di mana ia melakukan silent treatment tersebut untuk menguji apakah si wanita merasa kehilangan dan akan mencarinya.

Ini akan membuat ia merasa bangga. Aksi ini dilakukan secara tarik-ulur. Bisa dibayangkan bagaimana seorang wanita dapat terluka karena tindakan si pria. Pastinya wanita akan mengalami keruntuhan mental.

Tanpa pria sadari, perilaku silent treatment yang mengakar tersebut dapat merusak hubungan kasih sayang dengan pasangannya. Kemudian yang terjadi, si wanita akan sulit untuk menerima kenyataan bahwa hatinya seperti dipermainkan dan segala perasaan sedih yang dideritanya karena perbuatan si pria dapat menimbulkan trauma mental pada si wanita. 

Setelah mendapatkan silent treatment yang cukup insten atau terlalu sering dari suatu hubungan ke hubungan, banyak wanita yang akhirnya memilih untuk hidup sendiri dan tidak mempercayai perasaan seorang pria manapun. Mungkin sudah banyak Anda dengar bahwa wanita single di luar sana lebih nyaman dengan dirinya sendiri karena sudah sering mengalami penderitaan secara mental karena perbuatan silent treatment pria yang pernah mendekatinya. 

Perlakuan pria yang silent treatment setelah menjalin hubungan asmara yang sangat lama dengan seorang wanita kemudian berakhir dengan goshting. Ghosting dalam hubungan percintaan yaitu salah satu pasangan menghilang bagaikan hantu tanpa alasan yang jelas. 

Tingkatan dari silent treatment dan goshting itu levelnya sama, hanya saja dalam tindakan silent treatment, si pria masih akan kembali lagi menghubungi walau dalam jangka waktu yang tidak dapat dipastikan. Walau kita sudah berusaha untuk mencoba berkomunikasi dengannya, ia akan sangat ketus, dan hanya sekadar saja menjawab pesan kita atau malah mengabaikannya begitu saja. Sedangkan ghosting, di mana pria menghilang begitu saja tanpa alasan dan tidak pernah kembali. 

Pada intinya, pria melakukan silent treatment karena sudah merupakan sifat nalurinya. Pria yang sudah berumah tangga juga tidak bisa melepaskan naluri untuk melakukan silent treatment terhadap istrinya, sehingga istri merasa si pria sudah tidak mencintainya lagi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun