1. Takut tidak mampu membiaya kehidupan sang anak.
2. Takut tidak mampu mendidik karakter anak dengan baik.
3. Takut menghadapi perilaku anak yang sulit diatur.
4. Takut melukai hati anak karena belum selesai dengan diri sendiri.
5. Merasa tidak pernah siap memiliki anak.
6. Takut merasa stress dan tertekan untuk membesarkan anak.
7. Tidak mau dipusingkan dengan anak.
Sejumlah alasan di atas banyak dipikirkan oleh dewasa muda di kota besar di berbagai belahan dunia. Mereka lebih fokus dalam karir dan membangun masa depan bersama pasangan. Banyak dari mereka memutuskan untuk child free. Ketakutan akan tidak mampu bertanggung jawab dalam membesarkan anak membuat pasangan muda cenderung lebih nyaman hidup berdua bersama pasangan. Memang hal ini merupakan keputusan dan hak pilih bagi setiap pasangan. Tetapi, perlu dipertimbangkan lagi bahwa kehidupan akan lebih baik sebenarnya jika seorang anak hadir dalam sebuah keluarga.
Mengapa kita harus takut tidak mampu membesarkan seorang anak? jika di antara kita merasa perlu mendapatkan ilmu parenting sebelum memutuskan menikah dan memiliki anak, Anda patut mendapatkan apresiasi. Membekali diri sejak dini dengan ilmu parenting yang baik akan menjadi motivasi memiliki anak di masa mendatang. Saat ini buku ilmu parenting dan bahkan bimbingan parenting sudah menjamur baik luring maupun daring. Anda dapat memulainya kapan saja. Mulai belajar ilmu parenting tidak perlu menunggu saat Anda akan menikah, Anda dapat memulainya saat ini.Â
Belajar mengasuh seorang anak juga dapat dilakukan dengan merawat keponakan. Tidak ada salahnya belajar memandikan bayi, mengganti popoknya, dan memberinya makan.