Mohon tunggu...
Fisio Yuliana
Fisio Yuliana Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Praktisi Fisioterapi

Membaca dapat mengantarkan kita pada dunia yang lebih luas dan memacu untuk menggali pengetahuan mendalam pada berbagai hal. Mulailah membaca minimal lima halaman pada sebuah buku atau satu artikel setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Mengapa Banyak Orang Takut Memiliki Anak pada Masa Kini?

11 September 2024   16:15 Diperbarui: 12 September 2024   11:47 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa dan kota kecil di Jepang banyak dihuni oleh populasi dewasa dan lansia, anak muda banyak merantau ke kota besar seperti Tokyo, di mana di sana orang dewasa muda hanya bekerja dan hidup sendiri, mereka tidak terpikir untuk menikah dan memiliki anak.

Tingginya biaya kebutuhan hidup dan pertimbangan biaya besar dalam membesarkan anak membuat orang muda di Jepang tidak tertarik untuk menikah dan memiliki anak. Bahkan pemerintah di sana memberikan tunjangan bila pasangan muda mau menikah dan memiliki anak, hal ini tetap tidak menarik perhatian anak muda di sana. 

Bagi anak muda di Jepang, bekerja dan berkarir lebih adalah hal yang utama. Pendidikan mereka semakin tinggi dan mereka menganggap bahwa berumah tangga terlalu merepotkan. Apalagi memiliki anak, otomatis tanggung jawab semakin besar.

Selain itu, tuntutan tugas kerja yang tinggi dan jam kerja yang padat menyebabkan tekanan besar bagi mereka, sehingga tidak ada waktu untuk menjalin kehidupan dengan orang lain. Sejumlah faktor inilah yang menyebabkan dewasa muda di Jepang lebih fokus untuk menghidupi diri sendiri.

Selain di Jepang, depopulasi anak-anak juga terjadi di Korea, Eropa, Amerika, bahkan Cina. Dahulu negara Cina dijuluki negara dengan populasi tinggi, setiap tahun angka kelahiran sangat tinggi.

Namun semakin tahun, setelah penerapan program pemerintah Cina yang membatasi setiap keluarga hanya boleh memiliki 2 anak, perlahan negara tersebut mengalami penurunan angka kelahiran. Bahkan dewasa muda di Cina juga banyak tidak tertarik untuk menikah dan memiliki anak.

Sumber:unsplash.com
Sumber:unsplash.com

Semakin tingginya perkembangan jaman dan perubahan teknologi disertai dengan tuntutan hidup yang semakin tinggi, membuat orang dewasa muda di sejumlah negara tidak lagi memikirkan generasi penerus. Ada negara yang membuka kesempatan orang dari negara lain untuk berimigrasi ke negara tersebut, asalkan mau menikah dan memiliki anak di negaranya. 

Selain itu, akibat penurunan jumlah kelahiran dan orang muda di berbagai negara membuat beberapa negara mengalami penurunan populasi. Sejumlah negara mengalami krisis kurangnya tenaga kerja yang akhirnya memaksa untuk mengimpor pekerja ke negaranya. Contohnya Jepang dengan populasi lansia yang tinggi, dimana kurangnya tenaga kerja yang dapat bekerja sebagai perawat lansia, menyebabkan negara Jepang mengimpor perawat lansia dari berbagai negara termasuk Indonesia. 

"Orang-orang di berbagai negara lebih tertarik untuk memelihara kucing dan anjing dibandingkan anak-anak", demikian yang disinggung oleh Paus Fransiskus saat melawat ke Indonesia pada 3-6 September 2024 kemarin.

Pendapat ini memang realita, ironinya populasi kelahiran anak kucing dan anjing setiap tahunnya mengalami peningkatan. Saat ini dunia sudah mengalami krisis populasi anak. Mengapa demikian?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun