Mohon tunggu...
Firziana Zahra
Firziana Zahra Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa universitas Padjadjaran

bismillah dulu

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mendengarkan Lagu-lagu yang Mendukung Self Diagnosis Hanya Memperkeruh Otakmu

17 Desember 2020   12:00 Diperbarui: 17 Desember 2020   12:07 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada lagi lirik lagu Secukupnya dari baskara putra yang seringkali diputar oleh seseorang yang mengaku sedang depresi, "angkat minumanmu, bersedih bersama-sama". Lah kok kesedihan malah dirayakan, sih. Seharusnya kan kesedihanmu itu dijadikan bahan introspeksi terhadap apa yang sudah terjadi. Ya memang benar, jangan larut dalam kesedihan, tapi merayakan kesedihan juga gak baik dong.

Ya intinya kalau kamu "merasa" gangguan mental, jangan dijadikan alasan untuk bertindak sesukamu. Jangan membawa orang-orang ikut larut dalam masalahmu, apalagi sampai harus bertanggung jawab atas kesalahan yang kamu buat sendiri. Lalu, jika kamu "benar-benar" Mental Ilness, temui terapis yang sebenarnya.

Memang bagi sebagian orang, musik adalah terapis yang berdampak positif pada mental mereka. Sah-sah saja mengengarkan musik untuk terapis "jika" memang berhasil. Namun, ada saja sebagian orang yang pada awalnya normal tiba-tiba melakukan Self Diagnosis bahwa dirinya memiliki mental issues. Lalu, gunanya psikiater untuk apa, dong?

Saya tidak berkata mendengarkan musik-musik semacam itu dilarang, terlebih fungsinya untuk menghibur diri. Namun yang dimaksud disini ialah melakukan self diagnosis lewat lirik lagu dan beranggapan bahwa hidup adalah sesukamu saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun