Mohon tunggu...
Firza Maulana
Firza Maulana Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa S1 Komunikasi

Whoever controls the media, This means they control the mind.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Keraguan Pemerintah Prioritas Keselamatan Masyarakat

24 Maret 2020   06:25 Diperbarui: 24 Maret 2020   06:27 796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Presiden Joko Widodo  angkat bicara setelah corona dinyatakan sebagai pandemik global dan salah satu menteri Kabinet Indonesia Maju yakni Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dinyatakan positif Covid-19. Istana Bogor, Jawa Barat pada Ahad, 15 Maret 2020.

Ada rahasia yang disembunyikan pemerintah, menghimbau dan menegaskan keselamatan rakyat seolah masyarakat simpati pada pemerintah, tapi pada akhirnya pesimisme tetap tumbuh tiap harinya dalam warga negara sebab kebijakan yang ditetapkan tidak hadir dengan semestinya.

Darurat covid-19 Republik masih dianggap sepele, ragu prioritas masyarakat yang pertama dapat merusak kerja politik pemerintahan. faktanya banyak rumah sakit yang menolak memeriksa pasien. Menjaga citra, tentu saja itu terjadi, this is business.

"Kita sadari betul bahwa, beberapa rumah sakit, dia ingin jaga citranya jangan sampai ketahuan, bahwa mereka sedang merawat pasien Covid-19. Kalau ketahuan pasien lain tidak mau datang, itu yang terjadi." Juru Bicara Pemerintah penanganan Covid-19, Achmad Yurianto.

Dewasa ini pemerintah juga Memutuskan kerja dirumah, belajar dirumah, dan ibadah dirumah. Padahal itu hanya memperlambat penyebaran covid-19, tapi tetap tidak menjamin keselamatan masyarakat, pada akhirnya tetap akan terinfeksi.

Mengapa demikian?

Penanganan intensif dari pemerintahan tidak kunjung dilakukan, ragu melindungi rakyat, ekonomi republik rendah sejak pemerintah klaim ibu kota baru harus di Sulawesi. Hutang numpuk, penguasa tetap dalam korup akhirnya yang akan selamat dari wabah ini adalah penguasa.

Klaim kerja dirumah bagi sebagian orang mungkin penting. Tapi petani dan nelayang? Siapa yang peduli?

Tegaskan lockdown, seharusnya ada bantuan pemerintah dalam menjamin kebutuhan, darurat covid-19 harusnya pemerintah hadir menjabat tangan pemerintah untuk diajak berlayar arungi badai wabah ini.

Analisis dari informasi yang efektif selalu berujung pada opini publik yang bermacam, Lockdown tidak terjadi, keamanan ketat juga tidak diperbaiki sehingga akan ada kehancuran baru bagi republik yang seharusnya bisa diatasi akhirnya memburuk yang akan masyakarat geluti.

Pada akhirnya tidak ada lagi masyarakat yang kunjung menaati hukum, sebab penguasa sering diskriminasi rakyat, manipulasi rakyat, sehingga masyarakat pasrah terhadap wabah covid-19. Tidak ada keadilan bagi mereka sehingga mematuhi aturan dari kebijakan pun rasanya tidak perlu.

Sekedar himbuan yang diberikan, terlalu menganggap sepele musibah yang sedang resah di Republik, hingga tumbuh dalam pesimisme masyarakat terhadap pemerintah yang seharusnya menjadi pelindung rakyat.

Kita ingin agar supaya pemerintah hadir dalam masyarakat sebagai tempat melindungi, keadilan diberikan kepada masyarakat, tidak memikirkan pribadi juga harus mengayomi sesama.

Republik harus tumbuh semestinya, hadir kembali kepercayaan pada pemerintah agar masyarakat yakin bahwa pemerintah hadir disegala kondisi untuk melindungi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun