Mohon tunggu...
Firyal Nur Afnania
Firyal Nur Afnania Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi UIN

Semangat!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Apa yang Terjadi jika Area Broca dan Area Wernicke Mengalami Kerusakan?

8 Mei 2022   00:39 Diperbarui: 11 Mei 2022   18:56 1736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Hai gais, kali ini kita akan mempelajari apa itu Area Broca dan Area Wernicke, yuk pelajari bersama-sama.

Dalam kehidupan manusia berkomunikasi itu sangatlah penting, meskipun begitu secara fungsi wicara dan bahasa itu berbeda. Agar dapat berkomunikasi dengan baik, dapat menggunakan kemampuan pemahaman dan formulasi bahasa dan simbol-simbol. Beberapa hal yang dapat meningkatkan kemampuan berbahasa seperti memerlukan respirasi yang baik dan kemampuan resonansi yang baik agar dapat menghasilkam nada-nada tertentu, juga perlu memiliki lafal yang baik yang dapat menghasilkan bunyi bahasa, lalu artikulasi agar dapat menghasilkan vocal, dan kemampuan komunikasi dan berupa kemauan berkomunikasi. Berbahasa berpengaruh dengan yang namanya Area Broca dan Area Wernicke, yuk pelajari bersama-sama.

Area motorik untuk berbicara biasa disebut dengan Area Broca sedangkan pusat memproses kata yang diucapkan disebut dengan Area Wernicke. Area Broca ditemukan pada tahun 1861 oleh Paul Broca , sedangkan Area Wernicke ditemukan oleh seorang ahli saraf dan kejiwaan kebangsaan jerman. Area Broca terletak di posterior gyrus frontal sedangkan Area Wernicke terletak di posterior gyrus temporal. Perlu kalian ketahui bahwa Area Broca dan area Wernicke memiliki keterkaitan di dalam otak. Saat area broca memperoduksi suatu kata maka Area Wernicke lah yang memahami suatu kata tersebut.

Pada tahun 1874 ditemukan kerusakan pada Area Wernicke dan dapat menyebabkan Afasia. Oleh karena itu perlu kalian ketahui bahwa area wernicke berisiko mengalami kerusakan sama seperti bagian otak lainnya. Area wernicke yang rusak dapat disebabkan oleh otak bagian kiri tengah, jika terjadi kerusakan Pada Area Wernicke maka si penderita akan mengalami kesulitan dalam memahami sebuah kata yang dibaca maupun didengar, lalu akhirnya si penderita akan mengeluarkan kata-kata yang sulit pula dimengerti oleh lawan bicara si penderita. Afasia Wernicke dapat menimbulkan beberapa gejala seperti;

  • Melakukan kesalahan tanpa disadari.
  • Mengucapkan kata yang tidak memiliki arti.
  • Jika berbicara tidak masuk akal.
  • Berbicara dengan cepat dan bisa menyela orang lain dalam berbicara.
  • Sulit dalam mengulang frasa.
  • Jika mengulang ucapan orang lain ia akan menambahkan kata-katanya sendiri.

Berikut ciri-ciri penderita Afasia Wernicke;

  • Kesulitan membaca dan menulis.
  • Kesulitan dalam memahami perkataan lisan.
  • Lebih mampu memahami materi visual dibanding bahasa lisan maupun tulisan.
  • Kurang mampu memelihara hal-hal yang berkaitan dengan bahasa.
  • Mampu memelihara kemampuan kognitif.

Beberapa hal yang menyebabkan kerusakan pada Area Wernicke;

  • Tumor.
  • Trauma di kepala.
  • Infeksi.
  • Gangguan neurologis.

Kemudian Area broca memiliki dua bagian utama yaitu Anteroir dan Posterior. Anterior ini memiliki fungsi yaitu pengolahan konduksi verbal, sedangkan Posterior memiliki fungsi mengatur organ bicara. Bukan hanya Area wernicke yang dapat mengalami kerusakan tapi Area Broca juga dapat mengalami kerusakan. Hal ini disebut dengan Afasia Broca, jika seseorang mengalami kerusakan pada Area Broca maka dapat menyebabkan si penderita kesulitan dalam mengutarakan suatu hal kepada orang lain. Gangguan pada area Broca dapat disebabkan oleh cedara atau penyakit seperti tumor otak, stroke, dan cedera traumatik. Afasia dapat berkembang pada orang yang menderita gangguan saraf progresif. Afasia harus di bawa ke dokter jika gejala dan kondisi yang lebih serius, guna memeriksa kedokter adalah agar mencegah kondisi yang semakin memburuk juga mencegah terjadinya komplikasi. Beberapa pengobatan yang dapat dilakukan seperti;

  • Terapi wicara.
  • Mengkonsumsi obat-obatan yang disarankan dokter.

Walaupun sampai saat ini belum ada cara untuk mencegah terjadinya Afasia, namun beberapa hal ini dapat dilakukan;

  • Olahraga yang teratur minimal 30 menit.
  • Tidak mengkonsumsi rokok.
  • Tidak mengkonsumsi alkohol.
  • Menjaga berat badan agar terhindar dari obesitas.
  • Sering membaca dan menulis agar pikiran tetap aktif.

Cara mendiagnosis Afasia Broca dengan melakukan evaluasi medis untuk memahami bagaimana kemampuan berkomunikasi penderita tersebut. Dokter mungkin akan mengenali dari pola bicara si penderita, bisa juga menanyai pemahaman bahasa yang diuacpkan oleh orang lain, menulis, menamai objek juga mengulangi frasa. Agar menegakkan diagnosis juga dapat dilakukan melalui pengujian CT scan atau MRI agar mengetahui apa yang terjadi pada otak, seperti mengetahuii apakah mengalami tumor, stroke atau infeksi pada Area Broca.

Perawatan dirumah juga dapat dilakukan untuk menangangi Afasia Broca, dengan melakukan beberapa teknik latihan verbal untuk mempercepat masa pemulihan seperti;

  • Sering berinteraksi dengan orang terdekat.
  • Usahakan berdiam di ruangan yang tidak bising.
  • Sering berlatih depan cermin untuk melakukan beberapa kata-kata sederhana.
  • Terus mencoba dan jangan putus asa.

Itulah beberapa fakta Afasia Broca dan Afasia Wernicke, jika seseorang terdekatmu mengalami beberapa gejala diatas atau gangguan diatas ada baiknya melakukan saran-saran yang sudah tertera diatas. Karena Afasia Broca dan Afasia Wernicke dapat menjadi masalah yang serius dan menyebabkan masalah yang fatal kedepannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun