"Ibu mau kemana?"
"Saya mau ke Bekasi, Mbak."
Ya Tuhan, berarti pasangan suami istri tersebut akan berdiri terus selama perjalanan dengan membawa anak mereka serta barang yang cukup banyak. Bagaimana mungkin?
"Duduk di sini saja, Bu... di tempat saya. Biar saya duduk di lorong."
Ibu muda tersebut pun bersama kedua anaknya duduk dan saya di lorong untuk pertama dan terakhir kalinya. Singkat cerita, sebagian besar dari penumpang tersebut ingin mengadu nasib di Jakarta dan sekitarnya. Mereka memiliki kepercayaan bahwa hidup mereka akan menjadi lebih baik apabila merantau ke Jakarta. Duduk di lorong gerbong tak seburuk yang saya kira, walaupun saya berharap tidak akan terjadi lagi, banyak cerita yang bisa saya tangkap dari perjalanan itu. Perjuangan, kegigihan, pengorbanan dan tak takut akan tantangan hidup yang keras di Jakarta.
Untuk saat ini, perkeretaapian di Indonesia di bawah kepemimpinan Didiek Hartantyo sudah jauh lebih baik. Sudah hampir tak pernah saya temui maupun saya dengar tentang para penumpang yang penuh sesak hingga berdiri di lorong gerbong. PT. KAI menambah beberapa gerbong kereta api untuk beberapa rute perjalanan bahkan sekarang tak hanya kelas bisnis dan eksekutif, namun saat ini sudah ada kelas ekonomi premium yang tidak kalah dengan kelas eksekutif dengan harga yang cukup banyak., menambah candu para pecinta kereta api.
Tak usah dipungkiri lagi, kereta api adalah moda transportasi umum yang paling banyak digunakan di Indonesia, menurut data Badan Pusat Statistik. Ini dikarenakan semakin banyak masyarakat yang nyaman menggunakan kereta api.
Diharapkan kereta api semakin lebih baik lagi, lebih banyak memperkenalkan budaya Indonesia. Menunjukkan kepada wisatawan mancanegara, identitas budaya bangsa Indonesia melalui perkeretaapian. Bagi saya, tak ada salahnya apabila dalam perjalanan kereta mejual barang-barang kerajinan tradisional serta makanan khas tradisional dari berbagai daerah di Indonesia kepada para wisatawan mancanegara terutama, namun tetap memberikan harga yang wajar ya. Dengan cara tersebut, PT. KAI tetap menunjukkan identitas budaya Indonesia.
Jaya terus PT. KAI. Salam candu dari penikmat Kereta Api.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H