Penjelasan dan opini di atas adalah salah satu bentuk transisi energi dimana diharapkan akan menjadi tradisi atau budaya yang dapat diikuti oleh masyarakat terutama kaum perempuan yang merupakan kunci sukses bagi kehidupan. Transisi energi sangat diperlukan agar dapat mengurangi kerusakan lingkungan dan pencemaran udara akibat eksploitasi yang dilakukan oleh masyarakat.
Selain kita sebagai individu yang melakukan transisi energi, diperlukan wadah untuk mendukung gerakan tersebut. Di Indonesia ternyata memiliki Oxfam, yaitu gerakan global yang memerangi kesenjangan untuk mengakhiri kemiskinan dan ketidakadilan fokus pada pemberdayaan perempuan untuk mewujudkan hak-hak mereka. Oxfam bekerja dan mempengaruhi mereka yang duduk dalam pengambil kebijakan untuk mengurangi ketidaksetaraan dan kemiskinan serta membantu membangun ketahanan terhadap bencana.Â
Pertama kali saya mengetahui Oxfam dari salah satu platform, reaksi saya WOW! Keren sekali ada wadah yang penuh kepedulian seperti ini. Alangkah baiknya dalam perwujudan negara menuju Zero Emission di tahun 2060, mendukung pula gerakan yang dilakukan oleh Oxfam ini. Untuk perwujudan ini, semuanya memerlukan kerjasama yang berkesinambungan. Tak hanya dari satu pihak saja.
Kita semua terlahir di bumi, dibesarkan, tumbuh kembang hingga mengakhiri hidup juga di bumi. Apakah masih berniat untuk merusak lingkungan dari tempat yang melahirkan, menjaga kita selama hidup hingga akhir hidup kita? Anggaplah bumi ini adalah Ibu kita, yang selalu menjaga kita dan yang tak mau kita sakiti atau membuatnya sedih.Â
Kita sebagai kaum perempuan dapat melakukan transisi energi yang adil dan berasal dari kita, dilakukan oleh kita dan bermanfaat untuk keberlangsungan hidup kita yang berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H