Tak hanya pengajuan Jalur Rempah sebagai warisan budaya kepada UNESCO, namun sejak tahun 2020 Kemendikbud Ristek pun mengadakan program Muhibah Budaya  Jalur Rempah yang dimaksudkan semakin memperkenalkan Jalur Rempah kepada generasi saat ini dan membawa 'cerita' tentang Jalur Rempah sebagai warisan budaya kepada generasi berikutnya dan juga masyarakat pada umumnya.
Menghidupkan kembali Jalur Rempah juga untuk mengingatkan kembali kepada generasi muda dan generasi yang akan datang tentang peran sentral Jalur Rempah dalam membentuk identitas bangsa, negara dan peradaban Indonesia yang tak lekang oleh waktu. Tak cukup sampai di situ, Jalur Rempah dapat menjadi pijakan dalam melihat kembali berbagai kemungkinan kerjasama antar bangsa untuk mewujudkan persaudaraan dan perdamaian global yang mengutamakan pemahaman antar budaya, penghormatan dan pengakuan atas keberagaman tradisi beserta warisannya, memiliki semangat keadilan, kesetaraan dan saling berkontribusi serta menjunjung tinggi harkat martabat kemanusiaan.
Peran serta seluruh masyarakat Indonesia dalam mempertahankan Jalur Rempah Nusantara sebagai warisan budaya juga sangat diperlukan. Selain melalui literasi, juga pengenalan kepada generasi berikutnya, serta berbagai cara melalui talenta yang kita miliki masing-masing. Diawali dengan rasa bangga kita terhadap Nusantara dengan berbagai budaya, bahasa dan keanekaragamannya yang tak dimiliki oleh bangsa lain. Kita dapat memperkenalkan adat-istiadat, makanan tradisional, tari-tarian, bahasa daerah yang berbeda-beda dan masih banyak lagi keberagaman yang dimiliki Nusantara. Jangan sampai kita lengah, warisan budaya Jalur Rempah Nusantara diklaim oleh negara lain.Â
Dikutip: dari berbagai sumberÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H