Mohon tunggu...
firta yolin
firta yolin Mohon Tunggu... Editor - freelancer

make it our life is so simple

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Romantisme Surat-Surat Kartini

21 April 2024   06:00 Diperbarui: 21 April 2024   06:21 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Buku "Panggil aku Kartini saja" karya Pramoedya Ananta Toer/dok. pri

Walaupun Kartini harus terpisah dengan rakyat jelata, akan tetapi hatinya ada pada mereka, jantungnya berdebar untuk mereka. Dalam suratnya kepada Stella, ada suatu kutipan seperti berikut:

"...Aku sangat bangga, Stella, disebut satu nafas dengan rakyatku..."

Suatu waktu, Kartini dianggap telah menjadi orang Belanda, dan Kartini menentang hal tersebut. Ia buktikan dengan mempelajari sastra Jawa. Kartini ceritakan hal tersebut kepada Nyonya Abendanon. Kartini bercerita bahwa betapa indahnya sastra Jawa, penuh makna dan kecerdasan. Hanya kesulitannya, sastra Jawa penuh simbolik hingga sulit dimengerti oleh semua orang.

Sastra Jawa merupakan sastra feodal, sehingga tak heran pada waktu itu kalangan kolonial Belanda mengatakan bahwa orang Jawa adalah pembohong turunan yang sama sekali tidak bisa dipercaya. Dengan adanya pernyataan tersebut, Kartini tampil sebagai pembela pribuminya, yang dihinakan oleh Belanda. Dalam isi suratnya kepada Nyonya Abendanon, Kartini menuliskan:

"... orang Belanda berpendapat bahwa kita menganggap dunia Eropa sebagai ideal. Apa yang menurut kami peradaban sebenarnya adalah belum menjadi milik negeri-negeri peradaban, yang sebenarnya terdapat pada rakyat-rakyat yang dianggap oleh orang kulit putih adalah hina..."

Sedangkan di negeri Belanda sendiri, beberapa surat kabar atau majalah terbitan setempat menginginkan tulisan-tulisan tentang masyarakat Jawa atau pribumi dimana di negerinya sendiri masyarakat pribumi dianggap pandir oleh orang-orang kolonial.

Oleh sebab itu, ketika ada tulisan seorang gadis Jawa, pikiran seorang setengah biadab ditulis dalam bahasa Eropa, maka tulisan tersebut dianggap sangat menarik bagi mereka. Surat tersebut menunjukkan cintanya terhadap rakyatnya. Penghinaan terhadap rakyatnya akan dilawannya, dan tanpa segan akan menggunakan kata-kata keras.

Kartini memiliki kesempatan untuk bertukar pikiran dengan sahabat -sahabat penanya yang berkebangsaan Eropa. Kartini menunjukkan kebebasan jiwanya kepada mereka tanpa perlu bersembah kepada feodalisme. Surat-surat Kartini yang penuh cinta bukan berarti penuh dengan kata-kata mesra, namun rasa kepekaan yang dimilikinya serta keprihatinannya terhadap rakyatnya merupakan bentuk cintanya terhadap bangsanya, leluhurnya, budayanya dan juga kepada agama lain.

Sahabat-sahabat penanya tersebut adalah Mr. J.H. Abendanon dan Nyonya, Gubernur Jenderal Roseboom, ajudan Gubernur Jenderal de Booy dan Nyonya, Dr. Brandes, Dr. Bervoets, Dr. N. Andriani, Estelle Zeehandelaar dan masih banyak sahabat pena Kartini. Dengan jiwa Kartini yang merdeka, ia dapat berhubungan dengan siapa saja yang menganggapnya bukan hamba dan menghadapinya dengan setingkat dan sederajat.

Begitu banyak surat Kartini dan karya-karya sastranya yang tidak mungkin ditulis dalam satu artikel, dapat menjadi beberapa jilid. Surat-surat Kartini tersebut dihimpun oleh Mr. J. H. Abendanon, dimana pada waktu itu beliau adalah mantan Direktur Departemen Pengajaran dan Ibadat Hindia Belanda. Surat-surat Kartini yang telah disusun, diterbitkan dengan judul  " Door Duisternis Tot Licht."

Sumber:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun