Hari diabetes dunia yang diperingati setiap tanggal 14 November baru saja berlalu, namun hendaknya kewaspadaan kita terhadap diabetes jangan berlalu begitu saja, terutama bagi wanita. Bahkan wanita menjadi sorotan utama dalam peringatan hari diabetes dunia 2017 yang dilaksanakan oleh IDF (International Diabetes Federation) dengan tema "Wanita dan diabetes - hak kita untuk masa depan yang sehat".
Mengapa Wanita menjadi sorotan dalam hari diabetes dunia?
Seperti yang dilansir dari website IDF, terdapat fakta-fakta sebagai berikut:
1. Ada lebih dari 199 juta wanita yang hidup dengan diabetes. Jumlah ini diproyeksikan meningkat menjadi 313 juta pada tahun 2040.
2. Dua dari setiap lima wanita diabetes adalah usia reproduksi, terhitung lebih dari 60 juta wanita di seluruh dunia.
3. Diabetes adalah penyebab kematian kesembilan pada wanita di seluruh dunia, menyebabkan 2,1 juta kematian pertahun.
4. Wanita dengan diabetes tipe 1 (tubuh tidak dapat memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup sehingga glukosa tidak dapat diubah menjadi energi) memiliki peningkatan resiko keguguran dini atau memiliki bayi dengan malformasi.
5. Wanita dengan diabetes tipe 2 (insulin yang dihasilkan banyak tapi tidak sensitif terhadap glukosa atau biasa diketahui sebagai resistensi insulin sehingga glukosa tidak dapat diubah menjadi energi) hampir 10 kali lebih mungkin terkena penyakit jantung koroner dibandingkan wanita tanpa kondisi tersebut.
Mengapa Wanita Menderita Diabetes?
1. Gaya hidup serba instan
Banyak sekali hal-hal instan dalam hidup yang bisa didapatkan oleh wanita jaman now. Jika malas memasak, bisa order fast food yang dijamin enak dan disukai anak hanya melalui ketukan di hp pintar. Mau berbelanja tapi malas keluar rumah atau takut kepanasan dan kena polusi, tinggal ambil hp pintar, lalu berbagai barang kebutuhan sehari-hari hadir sendiri ke rumah. Begitulah hidup jaman now, serba instan dan mudah. Tapi dibalik kemudahan itu sebenarnya memicu berbagai masalah, salah satunya diabetes. Wanita jadi banyak mengonsumsi makanan instan yang tinggi lemak jenuh namun rendah gizi. Wanita juga sedikit bergerak secara fisik, sehingga beresiko terkena obesitas, yang dapat memicu diabetes.
2. Makan banyak
Sebenarnya para wanita terutama yang sudah menjadi ibu tidak suka makan dalam jumlah banyak, tapi seringkali harus menghabiskan makanan anaknya yang tidak habis karena merasa sayang kalau dibuang begitu saja. Jadilah para ibu ini berat badannya menjadi tidak terkendali sehingga body mass index (BMI) melebihi normal sehingga beresiko terkena berbagai penyakit tidak menular, salah satunya diabetes.
3. Jarang aktivitas fisik
Banyak wanita yang jarang meluangkan waktu khusus untuk aktivitas fisik semacam olahraga tertentu. Tidak seperti pria yang biasanya rutin melakukan olahraga. Jarangnya melakukan aktivitas fisik ini membuat tubuh tidak perlu mengubah glukosa menjadi energi, sehingga glukosa malah diubah menjadi lemak lalu terjadilah obesitas, selanjutnya bisa ditebak tubuh akan mudah sekali mengalami diabetes.
Tips mengendalikan gula darah (glukosa) dan diabetes:
1. Kontrol berat badan
2. Makan makanan rendah lemak jenuh dan lemak total
3. Makan 5 atau lebih jenis sayuran dan buah perhari
4. Banyak mengonsumsi biji-bijian utuh (termasuk lebih memilih roti tawar dari biji gandum utuh daripada roti tawar biasa)
5. Makan pada waktu (jam) yang sama setiap hari, Â minimal dalam 1 jam pada waktu yang tetap
6. Makan pangan dengan indeks glikemik rendah (seperti nasi merah dan nasi hitam, dibandingkan dengan nasi putih)
7. Olahraga teratur, bisa dilakukan dengan berjalan pagi keliling kompleks rumah selama 30 menit
8. Puasa senin-kamis bagi yang beragama islam (puasa bisa memberi kesempatan tubuh untuk mengubah lemak yang tersimpan menjadi energi)
9. Rajin memeriksakan diri, terutama bagi ibu hamil (ibu hamil rawan terkena diabetes gestasional, yaitu jenis diabetes yang diderita ketika hamil saja)
10. Tidak merokok dan tidak berlebihan dalam mengonsumsi alkohol
Sebenarnya diabetes memang tidak mengenal jenis kelamin dan juga usia. Wanita, pria, anak-anak, remaja, dewasa, orang tua, dan juga lansia bisa saja menderita diabetes. Tapi, wanita yang saat ini dirasa memiliki kemungkinan lebih untuk terkena diabetes dan akhirnya menjadi sorotan. Selain itu, wanita juga merupakan penentu peradaban, karena gaya hidup keluarga, terutama anak, sangat dipengaruhi oleh wanita. Oleh karena itu seorang wanita diharapkan mampu mengetahui gaya hidup sehat dan baik yang bisa diterapkan untuk keluarganya, termasuk dalam urusan makanan dan minuman serta penyakit yang mengikutinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H