Mohon tunggu...
Firstyarikha Habibah
Firstyarikha Habibah Mohon Tunggu... Mahasiswa S2 -

Mahasiswa S2 Ilmu Pangan Sekolah Pascasarjana IPB

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Benarkah Semua yang Mengandung Kata "Kimia" itu Berbahaya?

3 Oktober 2017   14:57 Diperbarui: 3 Oktober 2017   20:56 4051
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sering sekali kita mendengar orang-orang terutama penjual makanan dan minuman yang menyatakan bahwa produknya tanpa bahan kimia atau bebas bahan kimia, juga tertulis diberbagai label produk bahwa semua bahan yang digunakan adalah bahan alami dan tidak mengandung bahan kimia. Sebegitu mengerikankah kimia? Mari kita cermati lebih lanjut.

Semua yang ada di dunia ini sejatinya tersusun atas unsur kimia, pasti ada kimianya, apapun itu. Contoh kecil, kita bernafas dengan menghirup oksigen, nah oksigen ini jelas merupakan unsur kimia. Kemudian penjual (misal es cendol) menuliskan di gerobaknya "tanpa bahan kimia", apakah memang betul seperti itu? Padahal jika ditelisik lebih lanjut, komposisi utama dari es cendol yaitu air merupakan bahan kimia dengan rumus H2O. Persepsi yang salah tentang kimia ini memang sudah mendarah daging di masyarakat Indonesia. Kimia dianggap sebagai momok menakutkan, yang seolah jika ada kata tersebut bisa menyebabkan bahaya luar biasa hingga kematian, sehingga harus dihindari. Persepsi yang salah ini juga banyak disebabkan oleh media yang seolah menganggap kimia adalah pangkal dari segala permasalahan kesehatan dan mendiskreditkan "kimia".

Kimia yang merujuk pada konotasi negatif ini perlu diluruskan penggunaan katanya dan diperlukan pemahaman oleh seluruh lapisan masyarakat. Untuk penggunaan dalam istilah makanan dan minuman serta obat-obatan herbal, kalimat "tanpa bahan kimia", bisa diganti dengan "tanpa bahan kimia buatan" maksudnya semua bahan berasal dari alam alias bukan buatan pabrik atau "tanpa bahan kimia berbahaya" artinya bahan kimia yang digunakan merupakan bahan kimia yang penggunaanya diperbolehkan oleh BPOM dengan aturan dan jumlah penggunaan yang tentu saja sesuai.

Istilah "kimia" juga tidak bisa secara mudah dan gamblang dikaitkan pada sesuatu yang berbahaya serta tidak bisa ditarik kesimpulan begitu saja karena harus diperhatikan juga jumlah suatu bahan yang digunakan. Misalnya, manusia memang membutuhkan oksigen untuk bernafas, dalam hal ini kimia dikonotasikan sebagai hal yang positif, tapi jika terdapat oksigen yang berlebihan dan ada nyala api akan menyebabkan kebakaran hebat. Istilah "kimia" dalam hal ini menjadi negatif. Pun sama dengan kimia dalam makanan dan minuman. Gula dan garam merupakan bahan kimia alami, namun kadangkala juga bisa membahayakan, yaitu ketika penggunaan dan konsumsinya berlebih. Kelebihan kedua bahan kimia alami ini dalam tubuh bisa menyebabkan berbagai penyakit seperti diabetes, tekanan darah tinggi, gagal jantung hingga stroke bahkan kematian.

Jadi, tidak semua yang mengandung kata "kimia" ini berbahaya, tergantung dengan konteks kalimat dan jumlah bahan yang digunakan. Masyarakat juga diharapkan semakin bijak dalam menggunakan dan memaknai "kimia". Jangan mudah terprovokasi dengan segala hal yang berbau "kimia". Mari tumbuh bersama menjadi masyarakat cerdas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun