Mohon tunggu...
Firstyarikha Habibah
Firstyarikha Habibah Mohon Tunggu... Mahasiswa S2 -

Mahasiswa S2 Ilmu Pangan Sekolah Pascasarjana IPB

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Jadilah Orang yang Bijak dan Cerdas Membaca Label Pangan

25 Agustus 2017   15:54 Diperbarui: 25 Agustus 2017   18:57 4977
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Baca label kemasan pangan sebelum membeli (gambar dari dailymail.co.uk)

Konsumsi makanan dan minuman kemasan tak pernah lepas dari kehidupan kita sehari-hari. Mulai dari roti, keripik, permen, biskuit, teh, susu, hingga penggunaan bumbu masakan instan dan penambah cita rasa. Pada kemasan pangan ini selalu tertera label, namun kita seringkali mengabaikannya dan tidak membacanya dengan cermat, yang diperhatikan hanya nama produk saja dan mungkin sedikit penjelasan tentang produk. 

Padahal sebenarnya dalam label ini banyak informasi penting yang bisa menyebabkan terjadinya hal-hal berbahaya ketika kita mengabaikannya. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika membaca label untuk membeli sebuah produk pangan:

1. Tanggal Kedaluarsa

Tanggal kadaluarsa adalah informasi penting pada kemasan. Kedaluarsa yang tertera dalam kemasan pangan menunjukkan batas akhir suatu produk pangan olahan dijamin kualitasnya selama penyimpanan mengikuti petunjuk yang diberikan produsen. Ada beberapa istilah yang biasa digunakan oleh produsen pangan dalam mencatumkan label kadaluarsa dalam produk pangan.

"Baik digunakan sebelum" atau "Best Before" menunjukkan tanggal yang tertera merupakan batas optimal produk untuk dikonsumsi.

"Gunakan sebelum" atau "Use by" atau "Expired date" menunjukkan tanggal yang tertera merupakan batas maksimal produk pangan tersebut aman dikonsumsi.

Dengan adanya tanggal tersebut, kita akan tahu pangan tersebut masih layak dikonsumsi atau tidak. Banyak kasus keracunan karena makanan kemasan yang dikonsumsi telah melewati tanggal kadaluarsa. Menurut Undang-Undang No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan, makanan dan minuman yang kadaluarsa termasuk dalam kelompok pangan tercemar. Umumnya tanggal kadaluarsa tertera di bagian bawah atau atas kemasan bersama tanggal produksi.

Tanggal kadaluarsa (gambar dari www.dreamers.id)
Tanggal kadaluarsa (gambar dari www.dreamers.id)
2.Kehalalan Produk

Label halal pada produk pangan menunjukkan produk tersebut telah disertifikasi dari segi bahan baku dan proses pembuatan makanan yang mengikuti kaidah atau sistem halal. Label halal ini disertifikasi oleh lembaga yang berwenang dan mendapat persetujuan dari Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Pangan. Label halal biasanya ada pada kemasan pangan bagian depan.

Logo halal pada kemasan pangan (gambar dari m.halhalal.com)
Logo halal pada kemasan pangan (gambar dari m.halhalal.com)
3. Nomor Pendaftaran Produk

Pangan kemasan yang diedarkan harus mempunyai nomor pendaftaran produk. Nomor ini merupakan kode tertentu dan spesifik yang menyatakan bahwa produk telah tersertifikasi aman dan layak dikonsumsi oleh Dinas Kesehatan atau BPOM (tergantung pada jenis pangan dan industri yang mengolahnya).

4. Komposisi Bahan

Daftar bahan yang tertera dalam kemasan pangan menunjukkan bahan tersebut digunakan dalam kegiatan atau proses produksi pangan. Komposisi bahan, termasuk ingredient termasuk bahan tambahan pangan (BTP) dicantumkan secara lengkap, urutan dimulai yang terbanyak, kecuali vitamin dan mineral. Jadi ketika membaca komposisi bahan yang ada pada bagian belakang kemasan perhatikan urutan penulisan, bahan yang tertulis lebih dulu merupakan komposisi yang paling besar/banyak.

5.Nilai Gizi

Keterangan mengenai informasi nilai gizi menyatakan bahwa nilai yang tertera pada label pangan merupakan informasi atau klaim gizi sehingga konsumen bisa menyesuaikan dengan kebutuhan gizinya. Biasanya informasi mengenai nilai gizi ini secara umum menjelaskan mengenai takaran saji, jumlah kalori, lemak total, protein, karbohidrat, natrium dan beberapa vitamin atau mineral lainnya.

Takaran Saji (Serving Size)

Yaitu total berat produk dan berapa kali bisa dikonsumsi. Misalnya sebuah produk minuman teh kemasan dengan berat bersih 500 mL, bila tertulis takaran saji 2, berarti minuman tersebut direkomendasikan untuk diminum 2 kali, dan setiap minum sebanyak 250 mL.

Energi total dan energi dari lemak

Misalnya dalam kemasan snack tertulis energi total 45 kilokalori (kkal) dan energi dari lemak 15 kkal, berarti energi dari lemaknya sebesar 33,3%. Batasi makanan dengan kalori terlalu tinggi, karena bisa menyebabkan kegemukan. Hindari juga energi lemak yang terlalu tinggi.

Kementerian Kesehatan melalui Pedoman Gizi Seimbang (PGS) merekomendasikan konsumsi lemak dan minyak dalam hidangan sehari-hari tidak lebih dari 25% kebutuhan energi, lebih dari itu bisa memicu penyakit kardiovaskular, obesitas, dan diabetes.

Total lemak, kolesterol, dan garam (sodium/natrium)

Ketiganya adalah zat gizi yang tidak bersahabat bagi tubuh. Maka pilih produk yang kandungan ketiganya relatif rendah (dibawah 5%). Sering mengonsumsi makanan tinggi lemak, kolesterol, dan garam, dapat memicu penyakit seperti tekanan darah tinggi, jantung, stroke dan kanker.

Karbohidrat Total

Perhatikan karbohidrat total yang tertera pada kemasan, kemudian periksa lebih teliti lagi di bawah tulisan karbohidrat total akan tertulis kandungan gula, atau jenis gula tambahannya (biasanya sukrosa) jika pada produk tersebut dilakukan penambahan gula. Hal ini yang perlu diperhatikan, karena konsumsi gula tambahan yang berlebih akan menyebabkan munculnya penyakit tidak menular (PTM) seperti diabetes, jantung, stroke dan gagal ginjal.

Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa asupan gula > 50gram per hari berlebihan untuk penduduk Indonesia, dan saat ini merekomendasikan asupan harian 300 g karbohidrat total dan gula tambahan tidak melebihi 25 g.

Vitamin, kalsium, dan zat besi

Sebaiknya pilih produk dengan kandungan tinggi (diatas 5%) karena ketiga zat tersebut sangat dibutuhkan tubuh untuk meningkatkan stamina dan mencegah penyakit. Kalsium khususnya bisa mencegah resiko osteoporosis.

Cermati informasi nilai gizi (gambar dari www.bisakimia.com)
Cermati informasi nilai gizi (gambar dari www.bisakimia.com)
6.Penyimpanan

Pada label makanan dan minuman kemasan, perhatikan juga petunjuk cara penyimpanan. Ikuti petunjuk penyimpanan jika kemasan pangan sudah dibuka dan sisa makanan masih bisa disimpan. Beberapa makanan setelah dibuka dan masih bersisa harus disimpan di dalam lemari pendingin karena bisa menyebabkan basi atau rusak, sebagai contoh : susu cair dalam kemasan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun