Mohon tunggu...
Firstia Praruary
Firstia Praruary Mohon Tunggu... -

A readers try to be writers~ email : firstiaawiry77@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kesetaraan Hak, Feminisme, dan Sebuah (Kodrat) Perempuan

17 April 2017   22:11 Diperbarui: 17 April 2017   22:18 1066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Katanya feminisme, tapi minta bukain tutup botol masih pake "yaangggg, bukain" 

Ini sebuah perspektif, bukan karya ilmiahyang serius-serius amat. Jadi monggo dibaca samapi bawah. Walaupun lama enggak nulis blog jadi kagok.

Sebenarnya, apa sih feminisme ? Singkatnya feminisme adalah sebuah gerakan perempuan yang menuntut emansipasi, keadilan, kesamaan atau kesetaraan hak-hak perempuan yang diberikan secara utuh sama seperti hak pria. Terus kenapa hak-hak itu harus disamakan, adil, dan setara ? Karena HAK adalah hal yang diberikan Tuhan secara adil dari lahir tanpa memandang status sosial, ekonomi, pendidikan sampai gender sekalipun.

Aku sering bacot disosial media tentang kesetaraan hak perempuan. Iya, memberi kesetaraan hak pada perempuan adalah salah satu cara memanusiakan manusia. Karena perempuan terlahir sebagai perempuan yang diberikan Tuhan hak yang sama seperti para laki-laki. Kesataran Hak itu bagaimana ? Kesataraan Hak berarti tidak ada batasan perempuan untuk mengeksplor dirinya, menentukan pilihan hidupnya, merayakan tubuuhnya, didengar suaranya, berpendidikan tinggi, bekerja, begitulah kira.kira. 

Bicara Feminisme dan Kesetaraan Hak bukan berarti perempuan bebas melangkahi garis yang telah ditetapkan. Well, katakanlah sebuah kodrat. Melahirkan itu kodrat, belajar, bekerja itu HAK. Paham bedanya ? Dalam tulisan saya tentang perempuan dan hak-haknya disosial media. Saya selalu mengatakan, berbicara feminisme dan kesetaraan hak bukan berarti perempuan boleh semena-mena kepada laki-laki karena bagaimanapun manusia tidak akan bisa lepas dari garis yang telah ditentukan. Karena feminisme adalah soal kesetaraan, bukan siapa mendominasi siapa.

Kenapa elo repot-repot berbicara feminisme, kesetaraan hak dan tetek bengeknya. Karena saya perempuan dan karena saya manusia. Yang mau didengar suaranya, yang mau berpendidikan, yang mau bekerja, yang mau mengeksplor diri setara dengan laki-laki.

Menurut saya, salah satu cara memanusiakan manusia adalah dengan memerdekakan hak-haknya. Banyak yang tidak menyadari, apa guna kontribusi perempuan didalam kehidupan sosial, politik dan ekonomi. Tanpa suara perempuan di kursi panas DPR, perempuan akan selalu dianak bawangkan. Dalam kehidupan sosial, tanpa kontribusi perempuan, mungkin akun instagram lambeturah tidak akan seramai itu komen-komennya. HAHAHA, OK. Kalimat terakhir enggak usah diseriusin.

Lantas, apa gunanya Ibu Kita Kartini berjuang segitu kerasnya demi suara perempuan agar sama setara, kalau akhirnya, hanya dibalas dengan ego laki-laki yang tersakiti, menolak feminisme dengan mengkambing hitamkan kodrat nyatanya hanya ingin mendominasi perempuan-perempuan yang berjuang agak hak-haknya disetarakan.

.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun