Mohon tunggu...
Firstia Praruary
Firstia Praruary Mohon Tunggu... -

A readers try to be writers~ email : firstiaawiry77@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Internasional Women Day: “Susahnya” menjadi Perempuan

8 Maret 2016   22:31 Diperbarui: 8 Maret 2016   22:35 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini special dibuat untuk seluruh perempuan Indonesia, untuk perempuan-perempuan hebat diluar sana, berbanggalah menjadi seorang perempuan.

Selamat Hari perempuan, wanita istimewa J

Hari ini ramai sekali dengan kampanye internasional women day. Harinya perempuan, begitu kata mereka kebanyakan. Banyak yang mengkampanyekan hari perempuan disosial media, sampai jadi trending topic world wide. Dan sebagai perempuan, saya turut bangga karena hari saya diperingati sedunia, dirayakan bersama-sama. Yang terpenting, dengan adanya peringatan ini, perempuan dihormati dan dianggap ada.

Masih berhubungan dengan hari perempuan ini, saya bangga terlahir menjadi perempuan. Yang saya tahu, menjadi perempuan tidak mudah. Bahkan dizaman setelah Ibu kita Kartini memperjuangkan hak-hak perempuan dengan susah payah.

Perempuan. Masih banyak yang meanggap, bahwa perempuan letaknya didapur. Dirumah, dan menjaga dan mengurus anak. Menurut saya, itu kodrat bagaimana perempuan seharusnya, karena semua perempuan terlahir dengan hati penuh kasih sayang dan kelembutan. Manusia tidak akan bisa lepas dari kodrat apa yang diberikan Tuhan. Ibu saya bilang, katanya mau perempuan profesinya jendral setinggi apapun, dia tetap perempuan, akan melahirkan dan mengurus anak-anaknya. Namun, jika perempuan menjalankan apa yang dia mau dan sukai itu perkara hak. Bukannya setiap orang terlahir dengan hak asasi yang sama ?

Jadi perempuan tidaklah mudah. Banyak perempuan-perempuan hebat diluar sana yang melawan kotak-kotak gender yang ada dimasyarakat. Melawan apa yang seharusnya mereka bisa miliki, sama seperti laki-laki. Perempuan layak memiliki jenjang karier sama seperti bagaimana laki-laki mengejar kariernya. Perempuan layak untuk mengejar mimpi mereka seperti kebanyakan laki-laki menggapai mimpinya.  Tak hanya melulu didapur dan ngangkang.

Melawan kotak-kotak gender yang berada dimasyarakat tidak mudah. Apalagi bagi mereka yang berada dilingkungan masih menjaga tradisionalitas. Mereka yang menganggap perempuan tidak seharusnya sekolah tinggi-tinggi, mereka yang menganggap perempuan tak layak berbicara, mereka yang menganggap bahwa perempuan harus selalu dibawah laki-laki. Dalam hukum agama, perempuan yang baik adalah perempuan yang menurut dengan Suaminya. Iya, menurut bukan berarti ada untuk dilecehkan dan dijajah. Masih banyak perempuan disana yang mengalami kekerasan dan pelecehan. Semakin tahun kasus pelecehan dan kekerasan terhadap anak dan perempuan semakin meningkat. Jika demikian, apa perempuan harus mengikuti norma sosial yang mengotak-kotakan gender sementara hak untuk dilundungi dan mendapat perlindungan tak hanya milik laki-laki ?

Susahnya jadi perempuan, mendapatkan kesetaraan gender dari mereka yang menganggap bahwa perempuan harus selalu dibawah laki-laki dizaman yang katanya sudah modern ini. Nyatanya banyak perempuan yang harus menutup telinga rapat-rapat dari mereka yang memandang sebelah mata hanya untuk mendapatkan apa yang harusnya perempuan dapatkan. Perempuan. Terpaksa mengikuti batasan jam malam tidak tertulis yang diberikan masyarakat untuk perempuan. Karena diluar sana, banyak kejahatan yang siap menimpa perempuan. Padahal, perempuan punya hak yang untuk merasa aman dan nyaman ketika ada diluar rumah.

Sebagai perempuan, saya harus terima kenyataan. Bahwa banyak saudara perempuan saya diluar sana yang tidak mendapatkan haknya dengan baik. Tidak mendapatkan pendidikan dengan layak, dipaksa menikah disaat usia mereka masih sangat belia. Tidak diizinkan untuk menggapai apa ynag mereka mimpikan, tidak diizinkan untuk menikmati indahnya dunia diluar sana.

Perempuan. Kita pantas mendapatkan apa yang ingin kita dapatkan. Kita pantas untuk mewujudkan apa yang harus kita wujudkan. Bermimpi setinggi-tingganya dan menggapainya satu persatu. Semoga tidak ada lagi kekerasan, penjajahan, pelecehan dan kejahatan yang sering ditujukan untuk perempuan.

Untuk perempuan diluar sana, jangan pernah takut. Kita semua terlahir istimewa. Perjuangkan apa yang kalian mau dan inginkan. Jangan pernah mau dibungkam atas aturan-aturan yang seharusnya tak mengikatmu.

Happy Internasional Women”s Day WE RUN THE WORLD!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun