Assalamu'alaikum, selamat sore dan salam sejahtera untuk kawan-kawan kompasiana. Salam kenal. Izinkan saya sharing tips dan trik terkait tulis menulis. Kebetulan saya mempunyai sedikit pengalaman sebagai jurnalis media cetak harian, dan kini menjadi redaktur/editor di sebuah website dunia pemberdayaan. Mungkin kawan-kawan pernah mendengar nama Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri? Nah, saya tergabung dalam Tim PNPM Mandiri Perkotaan tingkat Pusat yang berbasis di Jakarta.
Meski website kami bukan media reguler, job desc saya tetap lebih mirip jurnalis daripada Humas (karena divisi Humas ada sendiri unitnya dan saya bukan bagian dari unit tersebut). Dalam hal ini saya tergabung dalam unit publikasi online, dan termasuk dalam tim besar Monitoring dan Evaluating (Monev). Eits, sudah cukuplah info tentang saya. hehehe.. Mari kembali ke fokus utamanya: Tips Membuat Tulisan dari sebuah Event.
Motivasi saya menuliskan tips ini karena masih banyak kawan-kawan Fasilitator, termasuk Asisten Kota (Askot) dan Koordinator Kota (Koorkot), tampaknya masih bingung, apa saja sih yang harus diangkat ke dalam sebuah tulisan jika sedang menghadiri event, semacam workshop atau acara seremonial.
Sebelumnya mohon maaf jika tulisan ini kesannya saya tujukan kepada kawan-kawan Fasilitator PNPM Mandiri, khususnya PNPM Mandiri Perkotaan, di luar sana. Kesannya begitu, padahal memang demikian adanya. Hehehe.. Saya menyadari bahwa kawan-kawan Fasilitator tidak "dilengkapi" dengan pengetahuan basic jurnalistik/penulisan saat mengikuti Pelatihan Dasar (Peldas) ataupun pelatihan penguatan. InsyaAllah, ke depannya mungkin kurikulum "basic jurnalistik" akan disematkan dalam modul pelatihan kelak, meski dimulai bertahap dari tingkat KMW (konsultan wilayah) terlebih dahulu. Saya optimis, kelak materi basic jurnalistik ini bisa diberikan langsung di tingkat Fasilitator. Baik berupa materi yang dibawakan oleh saya sendiri, atau tandem dengan kawan sesama jurnalis di PNPM Mandiri Perkotaan, Mas Wildan Hakim, atau dibawakan oleh Tim Capacity Building/Tim Sosialisasi.
Apapun itu caranya, tujuannya satu: memperkaya pengetahuan kawan-kawan Fasilitator demi mengharumkan perjuangan masyarakat miskin yang ingin terbebas dari belenggu kemiskinannya. *Aiih.. Idealis sekali sayah. hehehe..*
Okelah, mari kita mulai.
Kawan-kawan tersayang, jika sedang bingung bagaimana cara mengangkat suatu event/workshop ke dalam tulisan, berikut sedikit tips dari saya:
(1) Selalu siapkan pulpen dan kertas di tas. Ini gunanya untuk membuat naskah kasar (transcript). Ini adalah "senjata" paling penting bagi seorang pewarta. "Senjata" penting lainnya adalah ingatan yang bagus. ^_^
Langkah berikutnya, (2) catat tempat terlaksananya event: mulai dari nama gedung, jalan apa, kota mana, provinsi mana.
Lalu, jangan lupa, (3) tanggal berapa event-nya.
(4) Catat dengan cermat nama-nama yang hadir. Ingat, cukup namanya saja, tidak perlu gelar Ir. H. SH, MM, MT-nya, yang penting tidak salah ejaan nama. Dan jangan salah menuliskan jabatan mereka, ya. Cara menuliskannya: jabatan dulu, barulah namanya (tanpa koma).
Contoh:
Team Leader (TL) KMP PNPM Mandiri Perkotaan Wilayah 2 Sunaryanto, Co TL KMP PNPM Mandiri Perkotaan Wilayah 2 Tafjani Kholil, TL OSP 8 PNPM Mandiri Perkotaan Sulawesi Utara Kamaruddin Andi Jemang, TL OSP 9 PNPM Mandiri Perkotaan Papua Ohara West Java, Program Director OC 2 PNPM Mandiri Perkotaan Ahmad Sriyanto, Tenaga Ahli (TA) Monev KMP PNPM Mandiri Perkotaan Wilayah 2 Ifan Afani, TA Pelatihan KMP PNPM Mandiri Perkotaan Wilayah 2 Iman Imanudin, TA Komunikasi Massa Neng Iroh R. Fatah, dan seterusnya. (Maaf buat kawan-kawan yang saya tag tanpa izin. huehehe..)
>> Ehem, by the way, penulisan nama TL OSP 9 tu palsu tuh. Wekekekekeke.. *peace, Pak Iik* Pastikan kawan-kawan mendapatkan nama yang sebenarnya ya! :D
(5) Jika kita mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir, itu gunanya adalah untuk merekam suasana. Ini berguna untuk membuat paragraf deskriptif, sebagai cara "mengikat" pembaca agar merasa seperti berada di lokasi kejadian, yang pada akhirnya berguna sebagai trik jitu membuat pembaca betah membaca tulisan kita sampai habis. ;)
(6) Catat kejadian yang penting-penting saja dengan kalimat kesimpulan atau rangkuman. Event yang ditulis di dalam script boleh saja lengkap, tapi nanti ketika mengetik, sampaikan yang penting-penting saja. Ingatlah prinsip KISS = Keep It Short and Simple.
(7) Seorang pewarta boleh kok jalan-jalan menikmati suasana, yang penting telinga tetap waspada. Begitu telinga menangkap statement yang menarik, segera tulis di kertas. Tulis garis besarnya saja. Nanti begitu mengetik, barulah dilengkapi kalimat persisnya--bisa dibantu dengan alat rekam elektronik (recorder) atau alat rekam alami: ingatan. :)
Statement yang menarik dari narasumber sangat bisa dijadikan kalimat aktif (quote langsung), bisa juga kalimat pasif (tanpa tanda kutip). Jangan salah kutip yaa. Apalagi statement yang akhirnya jadi headline. Kalau keliru mengutip, bisa gawat.
(8) Dan yang terpenting, seorang pewarta dilarang beropini. Normalnya, seorang jurnalis "diharamkan" beropini dalam tulisannya, apalagi jika tulisan itu berjenis news ataupun feature. Yang boleh beropini dan beranalisis HANYA artikel/opini, itupun harus diperkuat dengan referensi dari sumber lain (dari buku/pustaka, ataupun mengutip berita dari media lain, yang penting sumber kutipan/referensi WAJIB dicantumkan). Bagaimana jika quote atau slogan umum? Bolehkah dicantumkan? Boleh saja. Yang penting sumber quote-nya tetap dicantumkan. Jikapun sumbernya adalah anonim, tulis saja "anonymous".
Baiklah, segini dulu ya.. Berikutnya saya akan sharing tips memilih lead. Selanjutnya akan ada juga tips yang lebih teknis: memilih/milah kata (diksi) dan kalimat lugas.
Semoga tips ini membantu. Selamat menulis dan semoga sukses!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H